2. Papa

5 2 0
                                    


"Dyraa..Dyraa.." ucap Bayu dari dalam kamar,tapi tak ada satu orangpun yang mendengar.

"Aryaa..Dyraa..Nakk.." ucap Bayu,lagi.

Bayu baru menyadari bahwa ia hanya tinggal bersama seorang pembantu dan seorang supir dirumahnya. Karena kedua anaknya tinggal bersama Ibunya—Nenek Nani.

Bayu terdiam. Sesekali ia menghela nafas panjang sambil meneteskan air matanya pelan. Dalam kondisi seperti ini tak ada satupun keluarganya yang bisa mendengarkan keluh kesahnya selama ini. Bukan. Bukannya tak ada yang mau mendengar,tapi terkadang Bayu ingin berbicara pun sedikit sulit karena Bayu terkena stroke ringan sehingga membuat Dyra sulit mengerti perkataan Papanya.

Bayu orang yang masih berkecukupan. Ia memang sudah dipecat,tapi itu tak menutup kemungkinan kalau Bayu masih memiliki banyak uang sehingga dalam keadaan seperti inipun ia tak terlalu tersiksa karena kemiskinan.

Ia membunyikan alarm panggilan dari dalam kamarnya yang akan langsung terhubung ke ruangan tempat para perawat yang ada dirumahnya.

Salah satu nama perawat Bayu adalah Mona. Mona sudah bekerja dengannya selama kurang lebih 2 tahun bahkan sebelum ia bercerai dengan Dinda. Dulunya Mona bekerja sebagai perawat di rumah sakit sebelum ia dipercaya untuk bekerja di keluarga Kusuma.

Mona bukan tipikal orang yang lelet dan suka menunda pekerjaan. Melainkan Mona adalah orang yang cekatan dalam mengurus Bayu. Tak salah bila Dyra dan Nek Nani percaya kepada Mona.

Beberapa menit setelah Bayu membunyikan alarmnya,Mona beserta Bik Narsih datang ke kamar Bayu membawa obat dan makanan lengkap dengan minuman.

"Bapak makan dulu ya,Non Dyra nanti sore baru bisa datang,"

"D-dy..Dyr..Dyra ke..mana?"

"Lagi ada tugas kelompok,pak. Nanti Dyra datang dengan Arya. Bapak sekarang makan sama minum obat dulu ya. Kalau bapak gak makan nanti saya yang dimarahi Tuan Arya. Makan dulu ya pak?"

"I..iyaa,"

Bik Narsih menyuapi Bayu makanan yang telah diracik resepnya oleh Dokter Nanda. Makanan yang tentunya sudah mengandung 4 Sehat 5 Sempurna serta minuman yang juga lengkap dengan vitamin.

Setelah makan selesai,sekarang gantian Mona yang memberikan obatnya kepada Bayu untuk Bayu segera meminumnya.

"To-tolong telpon Arya..Saya mau bicara,"

"Iya baik pak,"

Mona mengambil ponsel yang semula ia letakkan dalam sakunya dan meminjamkannya kepada Bayu. Karena seperti yang sudah kalian ketahui,Bayu ingin berbicara dengan Arya saat itu juga.

"Halo,Pa? Kenapa?" ucap Arya melalui telepon.

"Arya bbb-isa kesini nggak? Papa mau ditemenin Arya,"

"Nanti aja Pa. Biar Arya sekalian sama Dyra kesananya,"

"Tapp..Tapii Papa maunya sekarang,"

"Yaudah iya Arya kesana sekarang. Papa udah minum obat belum?"

"U..udahh.."

"Oke deh."

Arya memutuskan sambungan teleponnya. Ia mengurungkan niatnya untuk pergi ke club karena Bayu menelepon dan memintanya untuk datang saat itu juga sehingga membuatnya tak bisa melanjutkan rencananya untuk pergi bermalaman di tempat malam seperti itu.

Semenjak perceraian kedua orang tuanya,dan semenjak Bayu sakit-sakitan. Kebiasaan Arya setiap harinya hanya pergi ke club sambil bermabuk-mabukkan dan menghabiskan uang yang diberikan oleh ibunya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 27, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Untold StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang