" I'm Ironman. "
" Tony!! "
Deru nafas Steve sangat cepat seperti seseorang yang sedang berlari maraton, memang benar dia tengah berlari tetapi bukan dalam kejuaraan lomba lari melainkan mencoba berlari dari kenyataan yang ada saat ini. Steve terbangun dari tidurnya yang memang tidak pernah nyenyak belakangan ini karena dia terus saja memimpikan Tony, kekasihnya. Seperti malam ini, pukul 22:29 Steve terbangun karena mendapati mimpi buruk dimana kejadian beberapa hari lalu terulang dalam mimpinya, dia harus menyaksikan Tony menggunakan infinity stone dan mati karena tidak mampu menghadapi tekanan dari keenam batu itu. Steve merasa marah, kecewa, dan sakit yang begitu dalam karena tidak bisa membunuh Thanos sehingga Tony harus mengorbankan nyawanya demi menghabisi Thanos dan rekan-rekannya, kehilangan Natasha sudah sangat menyakitkan ditambah dia harus kehilangan Tony maka jadilah Steve seperti sekarang ini, seorang pria frustasi.
Steve memijat lembut keningnya sambil berusaha menetralkan fikirannya dari bayang-bayang Tony, kemudian setelah merasa sedikit lebih baik Steve memutuskan untuk pergi mengambil minuman di dapur dan saat itulah dia melihat seseorang tengah berada di dapurnya sedang membuat kopi. Perlahan Steve mendekati seseorang itu yang awalnya dia curigai sebagai pencuri, padahal Stark Tower memiliki keamanan tingkat tinggi sehingga mustahil dapat dimasuki pencuri dengan mudah.
" Tidak perlu seperti itu Steve, justru kau yang terlihat seperti pencuri. "
" ... "
Diam, Steve hanya terdiam dan tidak menjawab apapun mendengar suara dari seseorang itu, suaranya sangat mirip dengan Tony. Yakin yang di hadapannya hanyalah sebuah halusinasi Steve mengedipkan matanya beberapa kali sambil mengusapnya agar pandangannya tidak kabur, tetapi seseorang itu tetap berada disana dan tidak pergi kemanapun.
" Steve... kenapa kau tidak menghabisi Thanos? "
" Tony... "
" Kenapa Steve? kau senang melihat aku dan yang lain menderita? "
" Tidak Tony... Sungguh... "
" .... "
" Tony!! "
" Hahhh hhh! Mimpi? "
Steve melihat ke arah jam dindingnya, ini sudah pukul 10:02 dan semua yang di laluinya tadi hanyalah sebuah mimpi yang terus menerus menghantui tidurnya sehingga dengan reflek air mata Steve akan kembali mengalir tanpa diminta karena mengingat sosok Tony. Perasaan bersalah dan kehilangan terus menerus menggerogoti tubuh dan jiwa Steve membuatnya tidak lagi dapat fokus melakukan kegiatan apapun bahkan hanya untuk membuat sarapan, maka dari itu Bucky dan Sam pasti akan datang setiap pagi untuk memastikan Steve mendapatkan asupan energi agar tidak jatuh sakit karena kelaparan.
Bucky sudah menyiapkan sarapan untuk mereka bertiga, beberapa roti isi dan susu vanila untuk membangkitkan semangat. Wangi roti buatan Bucky menarik perhatian perut Steve yang memang belum makan dari semalam untuk menggerakan tubunya turun menuju dapur. Di dapur Steve mendapati kedua sahabatnya ini sedang menunggunya, Steve sudah sangat tau mereka kemari untuk menghibur dan membuatnya berbicara lagi tetapi itu sangatlah sulit, Steve hanya akan terdiam sambil menghabiskan sarapannya kemudian duduk terdiam sambil memandangi kota seharian dari balkon Stark Tower.
" Steve, kau harus keluar dan temukan teman bicara jika tidak ingin berbicara dengan kami. Apa kau tidak merasa kasihan pada Avengers lain jika Captain mereka terus menerus seperti ini? "
Nada bicara Bucky perlahan menegas kali ini, sepertinya kesabarannya sudah mulai menipis. Sam memberikan tanda pada Bucky untuk menahan perkataannya itu kemudian Sam menghampiri Steve dan berdiri di sampingnya, dengan lembut Sam berkata,
" Kami tau kau kehilangan seseorang yang sangat kamu cintai tapi Capt tolonglah lihat kami sebentar... kami membutuhkan mu disini. Kami akan selalu ada untuk mu Capt. "
Perlahan Steve memejamkan matanya meresapi perkataan Sam, memang sangat benar apa yang dikatakan Sam barusan bahwa para Avengers membutuhkan Steve, paling tidak mereka merindukan sosok pria yang terbiasa memberikan mereka komando di garis paling depan. Air mata itu mengalir lagi dengan sendirinya, Steve sudah merasa dirinya tidak lagi cocok sebagai pemimpin untuk para Avengers karena dia merasa sudah gagal dan membuat mereka harus kehilangan rekan bahkan keluarga mereka. Terlebih saat ini jika menjalankan tugas tentunya Steve hanya akan kembali teringat pada Tony, karena mereka berdua memang partner yang tidak bisa di pisahkan dan bahkan sering bersama dalam beberapa tugas.
" Tony masih mendatangi ku hingga malam ini, Sam. "
Sam sedikit terkejut, akhirnya Steve angkat bicara setelah sekian lama hanya diam tanpa berkata apapun pada mereka semua.
" Dia mendatangimu sebab dia rindu melihat mu kembali berkumpul bersama yang lain Capt. "
" ... Tapi dalam mimpi ku, Tony marah karena kesalahan ku tidak dapat melindungi kalian. "
" No Capt. Dia hanya ingin kau kembali melanjutkan hidup mu, pergilah keluar dan cari udara segar.. jika sudah siap kau tau harus menemui kami dimana. "
Sam memberikan kode kepada Bucky dan mereka berdua akhirnya meninggalkan Steve sendiri di Stark Tower, Sam tau sahabatnya itu membutuhkan waktu untuk berfikir sendiran.
Steve berjalan mendekati meja dimana dia dan kedua sahabatnya tadi menyantap sarapan, di antara tiga gelas susu dimeja itu Steve melihat ada satu gelas kopi disana. Karena merasa air matanya akan jatuh lagi Steve segera mengusap matanya agar tidak ada tangisan karena teringat seseorang yang menjadikan kopi sebagiaan dari ciri khasnya.
" Tony... "
" Tony, aku tidak ingin terus menangisi kepergian mu... Tetapi rasanya airmata ku terus mengalir saat teringat kamu... "
Steve meraih jaket dan topi kemudian mengenakannya, kali ini dia memutuskan untuk keluar dari Stark Tower untuk mencari udara segar agar dapat kembali menyegarkan fikirannya yang selama ini kacau karena kehilangan kekasihnya itu. Keluar dari Stark Tower tujuan Steve selanjutnya adalah sebuah cafe di pingir kota yang merupakan cafe coffie yang biasa dia dan Tony hampiri saat jam istirahat dari rutinitas sebagai super hero, sebuah kursi kosong di bagian luar cafe menjadi pilihan Steve untuk mencari udara segar disana. Steve mengeluarkan buku yang dulu biasa dia buat untuk menggambar guna mengisi waktu luang, hal sama yang dia lakukan saat ini, menggambar pada buku tersebut. Gambar seorang pria berkumis yang sedang duduk sambil meminum segelas kopi hitam, tarikan nafas dalam di lakukan Steve sebelum kembali melanjutkan apa yang sedang di gambarnya. Sejenak Steve memandangi hasil gambarnya itu sambil berusaha menahan air matanya yang sudah hampir terjatuh dari kelopak matanya yang kelihatan sangat lelah menahan banyaknya air mata yang di keluarkan Steve semenjak kematian Tony, kali ini Steve harus mampu menahan air matanya. Dengan sebuah sapuan jemari dengan lembut Steve membelai wajah pria yang di gambarnya itu.
" Aku sama sekali tidak tau harus melakukan apa tanpa mu, Tony. "
---
Bagaimana menurut kalian? apa saya harus lanjutkan kebagian ke 2 atau tidak nih '-'
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Know What To Do [ THE END ]
RomancePernah melihat seorang Captain America menangis hingga tidak ingin berbicara kepada siapapun selain kepada Sam Wilson? Ini semua terjadi setelah beberapa hari lalu, hari dimana seharusnya mereka semua berbahagia karena kemenangan avengers tetapi me...