SETAN

29 1 2
                                    

***

" Bagaimana Dit, apa kakakmu itu sudah kamu suruh pulang, sudah hampir tengah malam juga kagak pulang-pulang, awas saja nati kalau udah pulang mama kasih hukuman,"

Seorang wanita yang sudah berumur namun masih terlihat cantik bertanya kepada pemuda yang baru datang dari arah dapur.

" Sudah mah, sudah Adit telpon, katanya udah mau pulang,"

Jawap pemuda yang dipanggil Adit atau lebih tepatnya bernama lengkap Adit Sanjaya, dan yang bertan  tadi adalah Meli Sanjaya mama dari Sania dan Adit.

" Tumben tuh anak mau pulang, biasanya kalu kabur sebelum tamunya pulang juga kagak akan pulang,"

Seorang peria dewasa sekitar seumuran dengan wanita yang bertanya tadi ikut menimpali pembicaraan dua orang tadi.

Sedangkan tiga orang yang lain hanya diam mendengarkan percakapan orangtua dan anak itu.

" hehehe.....Adit bohongi kakak Yah, kalu tamunya udah pulang dari tadi"

Adit menyengir lebar sambil mengukur tengkuknya canggung.

" Dasar huh..."
peria yang dipanggil Yah itu adalah Bram Sanjaya

Yah sekarang ini keluarg Sanjaya sedang berkumpul di ruang tamu bersama keluarga Revandi.Yang terdiri dari kepala keluarga yang bernama Ken Devan Revandi dan sang istri Terina Duwi Revandi, serta snga anak semata wayang yang bernama Ran Devian Revandi.

Mereka sedang berkumpul untuk merundingkan rencana perjodohan antara Ran dan Senia.

" Ehem," cowok yang sedari tadi hanya diam kini berdeham mengalihkan pembicaraan keluarga Sanjaya, semua mata tertuju kearah nya.

" Bolehkah saya menunggu kepulangan putri anda dikamarnya?"

Ran bertanya kepada Bram selaku ayah kandung Sania.

" Silahkan jika ingin menunggu Sania dikamarnya, tapi jangan macam-macam dikamar anak gadis semata wayang ku, dan satu lagi jangan terlalu formal dengan ku, kamu cukup pangil aku dengan sebutan ayah seperti Senia dan Adit memanggilku,"

" Baik yah,"

Bram memperingati Ran, yang hanya dijawap dengan singkat dan angukan serta wajah tanpa ekspresi andalannya.

" Adit, antarkan calon kakak iparmu itu kekamar Sania,"
Bram memerintah Adit yang sedaritadi hanya bermain denga ponselnya.

" Baik yah, mari calon kakak ipar Adit antar kekamar kak Sania,"

Adit berjalan menjauh dari tempat mereka berkumpul menuju tanga yang diikuti Ran dari belakang.

" Nah, ini dia kamarnya mari silahkan masuk, Adit tinggal dulu yan, ingat pesan ayah tadi jangan macam-macam,"

Adit berkata sambil menekan kata jangan macam-macam, setelahnya adit pergi kekamarnya sendiri yang berada di samping kamar Sania.

Setelah kepergian Adit, Ran membuka kenop pitu kamar Sania lalu masuk kekamar yang lampu kamarnya masih dimatikan, Ran dapat melihat kamar Sania walau hanya remang-remang dari bantuan sinar bulan.

Ran berjalan menuju ranjang tempat Sania tidur, Ran merebahkan setengah badanya dengan kepala yang bersandar di kepala ranjang.

Ran POV

" Hah....dadar gadis aneh, dijodohin sama peria tampan malah kabur dari rumah,"

Gue berkata sendiri sambil memuji diri srdiri, memang kenyataanya gue  tampan hahah.

Gue mencoba memejamkam mata,menghirup pengharum ruangan yang berbau wangi menenangkan, belum lama gue memejamkan mata, gue sudah terusik dengan kegaduhan kecil dibalkon luar kamar.

Gue membuka mata gue sambil tetap mengawasi pintu balkon, siapa tau ada maling yang berhasil masuk rumah.

REKKK....

Pintu balkon mulai terbuka gue menajamkan penglihatan gue, terlihatlah seorang gadis memasuki kamar Sania dengan perlahan mungkin dia tidak menyadari keberadaan gue.
Gue hanya diam dan menatapnya datar mengawasi gerak gerik gadis itu. Gadis itu mencoba meraba-raba  dinding kamar, tidak berapa lama gadis itu mendapat apa yang dicarinya.

CEKLEKK....

lampu kamar pun menyala terang namun gadis itu tidak menyadari keberadaan gue.

" Nah gini kan terang jadinya,"

"Sungguh capeknya badanku ini,"

Gadis itu berucap sambil meregangkan otot tangan, dengan mengangkat tangan keatas. Gue hanya diam memperhatikan tingkah si gadis.

" Ahhh gue mau tidu aja lah,"

Barulah gadis itu berbalik kebelakang dan langsung bertatapan dengan gue, gue hanya memasang muka datar dan tatapan tajam andalan gue, sedangkan si gadis yang tidak lain adalah Sania melototkan matanya kaget saat melihat gue.
Dan tidak lama setelah aksi tatap menatap telinga gue dibuat budek oleh teriakan cemprengnya.

" AAAAAA.......SETANNNN........MAMA DIKAMAR SANIA ADA SETAN.......,"

Setelah teriak kencang dan mengatai gue setan gadis itu berlari terbirit-bitit keluar kamar, sedangkan gue hanya diam sambil meraba-raba muka gue. Mungkin muka gue sudah berubah menjadi jelek saat gue masuk kekamar ini.

" Seingat gue tadi saat selesai mandi dirumah, muka gue masih ganteng tuh di kaca ,"

" Jangan-jangan mata si Sania yang katarak, masak orang ganteng gini dikatain setan,"

Gue beranjak dari ranjang Sania dan berjalan keluar kamar utuk mengikuti Sania. Sebelum benar-benar keluar gue menyempatkan diri untuk melihat muka gue di cermin punya Sania.

" Masih ganteng tuh," Gumam gue lirih.Setelahnya gue langsung berjalan keluar kamar menuju lantai satu.

***

BERSAMBUNG....

BAGAI MANA CERITANYA, SEMOGA DAPAT MENGHIBUR😁

JIKA ADA KESALAHAN TANDA BACA ATAU HURUF MOHON DIMAKLUMIYA,😊

JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN

FOLLOW AKU JUGA YAH.

Terimakasih utuk para pembaca😘

SETUPIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang