Kamu, siapa?

65 3 0
                                    

"Enghh, pusing..."

Waw suaranya ganteng banget hihihi jiwa tante-tante kurang belaianku sepertinya menyeruak hanya karena suara bangun tidur Raka yang agak serak-serak tidak jelas. Sepertinya dia butuh bantuan.

"Kenapa? Pusing ya?", dia sepertinya belum sadar.

"Hah? Mama?"

Kan benar dia belum sadar aku saja dikira ibunya.

"Aku bukan mama kamu", dia tidak sempat bereaksi karena sepertinya dia akan mengeluarkan isi perutnya sekarang juga.

"Ih kamu mau muntah ya? Jangan disini ayok bangun cepat!", dengan sedikit bertenaga karena darurat aku menariknya menuju kamar mandi dan mendorong kepalanya ke lubang kloset. Raka tampaknya masih linglung jadi tidak memprotes perbuatanku.

Selesai dengan urusan perutnya Raka mendongak memandangku seperti berpikir tapi dia diam saja. Kenapa sih anak ini? Tidak tahan dengan diamnya akhirnya aku berkomentar, " Kamu kenapa minum-minum sih? Nih, lap dulu mulutnya terus kumur-kumur itu gelasnya. Aku ambilin minum sama obat dulu."

"Sorry, kamu siapa ya?  Dan kenapa saya bisa sama kamu?"

Entahlah tapi dia seperti orang gugup ketika melontarkan pertanyaan tersebut, aku jadi ingin menggodanya. Setelah memberinya minum air hangat dan obat pereda mual aku bertanya, "Kalo kamu, siapa?"

"Eh, em sa-saya Zio." Wah pakai nama samaran. Kenapa dia bisa selucu ini sih, beda 180 derajat sama yang di utube. 

"Okay Zio, aku Kinan tetangga kamu, dan kenapa kamu bisa sama aku karena kamu itu dititip disini sama temen kamu."

"What? Dan kamu langsung nerima saya disini padahal kita gak kenal?"

" Ya kemarin itu kamu mabuk, aku liat dia kesusahan bawa kamu dan pintu unit kamu gabisa dibuka."

Yah salahku memang terlalu percaya orang, tapi kok dia ngomongnya gitu sih. Gak kenal? Padahal kan kita pernah sapaan dikoridor.

"Lagipula aku pikir kamu kan tetangga aku masa gak aku bantuin." Kok rasanya seperti dihakimi ya? padahal niatku baik sama dia.

"Harusnya kamu menolak, bahaya perempuan menerima orang asing masuk apalagi sampai menginap. Kalo ternyata saya ada niat buruk gimana? Kamu itu emang ga berpikiran panjang ya?"

Sumpah ya aku jadi kesal sekarang, omongan Raka semuanya bener. Tapi setidaknya bilang makasih kek, ini malah diomelin.

" Udah aku gak mau ribut, sekarang kamu udah sadar kan? Mau numpang sarapan atau langsung pulang?" Semoga dia tau ini cuma basa-basi, aku sudah kesal melihat wajahnya.

"No, thanks saya langsung balik aja."

"Ya, okay.." Baguslah dia pulang, akupun mengantarnya sampai pintu keluar.

"Btw, thanks dan sorry udah ngerepotin kamu."

"Ya, bye." Harusnya dia merasa, aku udah ga niat banget ngomong sama dia cepetan pulang deh sana.

"Bye."

Setelah Raka pergi aku langsung menumpahkan amarahku dengan berlari kekamar dan berteriak dengan ditutupi bantal," Argggggh, dasar Raka sok ganteng, gak tau terima kasih. Udah bagus gue bantuin."

Aku menyesal sempat berpikir dia lucu, lucu darimana anak bocah sok-sok marahin orang tua. Sepertinya jika bertemu lagi aku harus memberinya pelajaran, atau pura-pura gak kenal aja ya? Kaya yang dia bilang sebelumnya.

Lifted - #1 Dreamcatcher SeriesWhere stories live. Discover now