Pagi yang cerah, disambut dengan kicauan merdu sang burung burung di langit sana, kini ia membuka matanya, lalu melihat jam dinding yang tertempel di dinding warna biru kamarnya."Jangan buru buru ra, baru juga jam 05.30." Batinnya.
Kini ia berdiri dan berjalan ke arah lemarinya, sambil memakai sandal biru favoritnya.
Aira memang suka segala hal yang berwarna biru, kamarnya saja berwarna biru, walau tidak sepenuhnya berwarna biru.
Pagi yang cerah, disambut dengan kicauan merdu sang burung burung di langit sana, kini ia membuka matanya, lalu melihat jam dinding yang tertempel di dinding warna biru kamarnya."Seragamnya udah ketemu, semuanya udah siap, tinggal akunya deh yang siap siap."
Setelah selesai ritual mandi, Aira mengganti bajunya lalu turun untuk sarapan bersama keluarganya.
"Aira!"
"Nada suaranya santuy aja dong babangque."
"Udah udah, Aira, sini kita makan bareng, kamu Arkan, bisa gak pagi pagi jangan buat masalah dulu sama adik kamu, bunda pusing." Ucap Raia, bundanya Aira dan Arkan.
"Ssstt, udah jangan berantem, waktunya sarapan, nanti ayah telat." Ucap Aslan, ayah Aira dan Arkan.
Setelah makan mereka bersiap siap untuk ke tempatnya masing masing, Aira ke sekolah, bang Arkan mau kuliah, Ayah mau kerja, bunda beres beres rumah.
Lalu Aira pergi ke sekolah diantar oleh supir ayahnya, pak Udin.
"Udah ya mah, pah, bang, Aira berangkat dulu. Dadah." Ucapnya sambil melambaikan tangannya.
*******
"Pak Din?."
"Iya non, kenapa?."
"Saya turun disini aja pak, nanti saya jalan ke sekolahnya, deket ini tuh, sekolahnya aja keliatan dari sini."
"Tapi kan non."
"Gapapa ya kan?."
"Yaudah deh terserah non Aira aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Stil Prins
Novela JuvenilBukan cerita bad boy bertemu good girl. Bukan juga cerita good boy bertemu bad girl. Ini hanyalah cerita perjalanan cinta Aira dan David. Tentang bagaimana ia mencairkan dinding es yang ada pada diri David, apakah seorang David akan luluh dengan cin...