prologue.

43 15 16
                                    


"Tersenyum itu mudah, yang sulit adalah mempertahankan senyum."

🌼

bintang kecil dilangit yang biru,
amat banyak, menghias angkasa,

Lambaian tangan Papa yang sedang asyik merekamku bernyanyi terlihat dengan jelas. Karena jelas, aku sangatlah jarang bernyanyi, jadi ini momen langka.

aku ingin, terbang dan menari,
jauh tinggi ke tempat kau berada.

Senyuman puas pun terlukis di wajah manis Mama. Aku ikut tersenyum melihatnya. Bunyi tepuk tangan pun bergemuruh di dalam ruangan.

"Wah, terima kasih Cessa! Suara mu indah sekali!" puji pembawa acara lomba agustusan di sekolah TK ku. Aku hanya menanggapi dengan tersenyum tipis. Toh, aku tak menyukai menyanyi.

Setelah itu pun, aku kembali ke tempat duduk dengan krayon di tangan. Yah mau bagaimana lagi? Aku hanya suka mewarnai, mewarnai dan mewarnai. Oh, atau mungkin bermain pianika!

Aku pun mulai mencoret-coret buku mewarnai buah yang dibelikan mama kemarin saat bazar buku. Namun tanpa ku sadari, beberapa pasang mata menatapku lekat, seolah aku akan mendapatkan nasib yang tidak baik.

Dan benar saja, aku bisa tersenyum, tapi tidak akan bisa mempertahankannya.

🌼

ps : pict diatas pict Cessa.
big hug, for u my followers!
thx a lot to make me cheer again ❤

don't forget to vote!
may, 2k19.

Cessa 🌓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang