Part.2 "Straight"

566 59 3
                                    

'Katanya gak laper..'

Chandra menatap Julio penuh minat dan semangat.

'Tapi kok lahap banget makannya?'

Chandra terkekeh perlahan.

Julio yang sadar di awasi oleh sang atasan akhirnya memberhentikan acara 'mari makan soto ayam' nya itu.

"Kenapa pak? Bapak gak ikhlas nraktir saya?"

Seketika Chandra menggelengkan kepalanya dengan antusias.

"Saya ikhlas kok. Cuma heran aja.."

Alis Julio menyatu, merasa heran dengan pernyataan yang diajukan oleh sang atasan.

"Heran? Maksud ba--"

"Kamu itu bayi ya? Makan tuh pelan pelan.."

Chandra mengusap sisi kanan bibir Julio.

Beneran kok ini bukan modus, Chandra niatnya baik mau ngebersihin suwiran ayam yang menempel di bibir Julio.

Julio menatap sang atasan dengan tatapan yang sulit diartikan.

Mungkin kalau yang membersihkannya adalah seorang wanita atau setidaknya ia adalah seorang wanita maka situasi seperti ini adalah hal yang sangat wajar.

Tapi, hello..

Cowok sama cowok?

Dia?

Sama cowok?

HELL NO!

"Pak, bapak gila ya?!"

Julio dengan segera menggeser posisi duduknya untuk menjauh dengan segera dari sang atasan.

"He-hei.. Calm down okay?"

Apa dia bilang?

Calm down?

'Udah sinting beneran nih orang.'

'Udah tadi ngancem nyium gue, sekarang ngusap ngusap bibir gue..'

'otaknya dipantat ya nih orang?'

Ya kira kira begitulah segala curahan hati yang lebih menjerumus ke umpatan dari seorang Ardhana Julio.

"Calm down apanya? Sumpah tadi gak wajar banget pak."

"Saya permisi.."

Julio akhirnya lebih memilih untuk meninggalkan soto ayamnya dan melenggang pergi tanpa menghiraukan tangan Chandra yang berusaha menahan kepergian Julio.

Chandra hanya bisa mengedipkan matanya beberapa kali. Dan mulai terkekeh pelan.

"Jutek."

"Lucu."

"Gue suka."

***

"Sumpah demi apa bang?"

"Dih, batu. Sumpah gue gak bohong.. geli banget bangsat..."

Julio sedang berbaring di kamar kosnya sambil menceritakan kejadian menggelikan yang tadi ia alami pada sahabat kampretnya itu, Sean.

"Kalau gue yang begituin elo, Lo geli gak?"

Julio nampak terkejut untuk sesaat.
'Si kampret kenapa jadi ikut ikutan sinting deh?'

"Dih.. pertanyaan macam apa itu?"

"Ya jawab aja sih elah.." Kesal Sean tak sabaran menunggu jawaban dari sang pihak ke dua.

"Gak tahu, udah ah gue laper mau masak mie dulu, udah satu jam kita telponan anjir bisa abis dah pulsa gue. Gue tutup ya, dadah monyet.."

" Ah gak seru lu bang. Bodo, Lo masih ngutang jawaban itu ke gue, besok Lo harus jawab langsung. yaudahlah dadah bang 'mbul.."

Dalam sekali tekan, sambungan terputus secara sepihak.
Siapa lagi kalau bukan Julio yang menjadi pelakunya.

"Jijik anjir.."

"Sadar.. sadar yo.. Lo itu cowok!"

Ardhana Dio Julio Putra Nugroho.

Pria berusia 26 tahun yang paling manly dan paling straight yang pernah ada.

Katanya.

***

"Mas pulang.."

Sepi.

Hanya itu kata yang dapat mendeskripsikan kondisi kediaman keluarga Park saat ini.

"Dek? Kamu dimana?"

Biasanya ia akan selalu melihat Rose yang sedang asik memasak di dapur untuk makan malam mereka.

Tapi, kemana ia sekarang?

Tidak biasanya.

"Mas Chandra udah pulang?"

Chandra menolehkan kepalanya menuju ke arah sumber suara.

"Kamu dari mana malem malem begini? Mas kan khawatir.."

Chandra menghampiri Rose dan membantunya membawakan belanjaan yang memenuhi genggaman Rose.

"Habis dari mini market depan komplek mas, abis belanja bulanan."

"Jangan capek capek, mas gak mau lihat kamu kecapekan kayak gini. Kamu baru aja kemarin sembuh, mas gak mau kamu sakit-sakitan. Ngerti?"

Rose hanya mengulas seutas senyuman manis dan mengangguk lucu sebagai jawabannya.

"Iya iya deh.. makasih ya mas.."

Chandra hanya tersenyum dan langsung memeluk Rose dengan erat setelah menaruh kantung belanjaan yang ia pegang.

"Love you Rose.."

***

"Bocah SMA tadi lucu juga.."

"Hehehehe.."

Tbc.

INFORMASI

Rose Anggita Putri Widjaja
•Real name: Park Chaeyoung (Rosé)

-chanxsoo

My Annoying Boss ● chansoo  [RE-PUB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang