Welcome to my life

183 20 0
                                    

Drap! Drap! Drap! Drap! Drap!

Suara langkah kaki yang mendera itu semakin kencang. Napas yang berhembus pun memburu. Namja chubby itu terlihat kacau dengan beberapa pria tinggi berjas hitam di belakangnya. Ia berlari sekencang mungkin. Seakan ingin pergi dari dunia yang amat melelahkan ini.

Ctak!

Pelatuk pistol di tarik. Benda logam mematikan nan berat itu di todong kan. Seakan dapat melepaskan peluru pada namja chubby didepannya kapan saja ia mau.

Ujung jari si pria tinggi telah bersiap. Di genggamnya erat pistol legam itu. ia mulai membidik kaki namja gembul didepannya. Tanpa butuh sepersekian detik. Jari laknat itu menarik trigger tanpa ada tanda-tanda.

Dor!

Peluru 50 AE dari senapan Desert Eagle itu melesat dengan kecepatan 1.542 kaki per detik. Begitu mematikan dan berbahaya. Senjata dari Israel itu memang pantas di gunakan untuk membantai.

Dag!

Namun sayangnya peluru 50 AE itu ternyata tak tepat sasaran. Peluru itu mengenai dinding sebuah bangunan lama karena ternyata sang pria tinggi sedikit tersandung saat ia berlari.

Seperti Freeze Frame dalam sebuah video. Semuanya berhenti seperti sedang dibekukan. Bahkan namja chubby itu juga berhenti berlari. Padahal banyak kesempatan untuknya bebas kali ini.

Semilir angin menambah kesan dramatis di malam yang mampu membuat keringat dingin mengucur deras detik ini. Semua pikiran kosong. Semuanya sudah lelah mengejar dan di kejar. Hanya angin, bulan dan nafas yang terengah-engah kini mendominasi detik demi detik.

1 detik

2 detik

3 detik

Namja chubby itu memejamkan matanya. Bersiap jika saja ia pergi ke surga atau neraka malam ini. Nafasnya mulai netral agar ia lebih siap untuk menghadapi kenyataan. Dihembuskannya nafas yang mungkin akan menjadi yang terakhir dalam hidupnya. Jantungnya berdegup kencang. Di pejamkan mata bulatnya yang indah. Kini ia siap untuk mengakhiri hidupnya yang payah.

"Boo Seungkwan. Nama mu kan?"

Namja chubby itu membuka matanya, ia menoleh ke asal suara yang memanggil namanya. Didepannya terpampang wajah blesteran dengan setelan jas hitam rapi sedang berdiri di samping mobil hitam mahal yang tampak glossy parah. Jika dilihat bocah kaya ini sepertinya bukan tokoh protagonis. Ia lebih terlihat seperti penjahat muda yang sukses.

"kau, ikut aku."

kalimat yang cukup memaksa untuk level orang baru. caranya berbicara sudah banyak memberi tahu namja chubby bahwa bocah kaya ini adalah seorang pimpinan entah dari kelompok mana.

"tapi... Ada apa ini sebenarnya?"

"banyak yang perlu kita bicarakan mengenai tuan Boo. Maka sekarang masuk kemobil dan jangan banyak bicara"

Yang di panggil Boo Seungkwan pun berfikir. Memang sudah tak ada jalan untuk kabur. Tak ada orang di dekat sini dan tempat ini sangat payah. Seungkwan dengan berat hati masuk kedalam mobil glossy mahal si bocah blesteran.

Ia dipersilahkan untuk duduk di kursi belakang  bersama bocah blesteran kaya yang menyebalkan ini. dengan singkat, padat dan jelas bocah kaya itu memberikan perintah pada sopirnya untuk pergi ke tempat yang ia mau.

Hening.

Satu kata padat nan jelas untuk menggambarkan suasana kali ini. Seungkwan merasa hawa di dalam mobil tak enak, ia mulai tak nyaman dengan keadaan yang membuat mobil seperti sangat sempit kali ini. Ia hanya menunduk kebawah, sesekali melihat ke luar jendela. Dalam hati ia berpikir. Apa yang sudah ayahnya lakukan dengan pemuda gila ini.

Pak sopir melajukan mobil dengan cepat saat melalui jalanan sepi yang sangat asing di mata Seungkwan. Terlihat laut di kiri dan tebing di kanan, dengan beberapa pohon yang menghiasi jalanan malam yang mencekam.

"Kau mengenali orang ini bukan?"

Seungkwan menatap selembar foto yang ada di tangan bocah blesteran itu dengan tatapan layaknya tersambar petir. Ia sangat familiar dengan wajah orang di foto itu. Tanpa ragu Seungkwan mengambilnya dari tangan pemuda tersebut dengan mengangguk pelan.

"maaf tuan, bagaimana kau bisa dapat foto ayah ku?"

"itu bukan urusan penting, dan kau sangat tak terduga"

Bocah blesteran mengacungkan jari telunjuknya tepat di depan wajah Seungkwan, dengan smirk andalan yang terpahat indah di wajah tampannya, seketika membuat bulu kuduk Seungkwan meremang.

"tak ku sangka bajingan itu bisa punya anak sepolos dirimu"

"hey! Kau ini siapa? Dan satu lagi. Aku tak suka di sangkut pautkan dengan ayahku!"

Pemuda blesteran itu menatap Seungkwan. Tatapan tajam menusuk itu membuat atmosfer dalam mobil berubah menjadi semakin mencekam dalam sekejap. Pemuda itu menarik dagu Seungkwan hingga rasanya hampir tak ada batas di antara mereka. Dia itu membisikkan kata-kata dengan suara beratnya tepat di telinga kiri Seungkwan.

"kau tak perlu tahu aku siapa, aku darimana dan apa hubungannya aku denganmu. Cukup diam dan kau akan selamat."

Cup!~

Satu kecupan mendarat mulus di pelipis Seungkwan. Keringat dingin membasahi keningnya. Tangannya bergetar. Matanya memejam karna takut. Namun dia hanya bisa diam mematung. Kenapa nasib sangat suka mempermainkannya kali ini?

Eomma. Tolong aku -Boo Seungkwan

MasterpieceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang