The dinner.

102 16 0
                                    


Zrash...

Bulir-bulir air keluar dengan deras dari lubang-lubang dikepala shower. Tubuh bening seorang namja berdiri tegak di bawah hujan imitasi itu. Tangannya perlahan terangkat. Mengusap rambut serta wajah chubbynya.

Kenapa aku menurut pada Mr. Chwe? Hah Tatapannya benar-benar bisa membuat orang jadi gila! -Boo Seungkwan.

Dia terlalu hanyut dalam pikiran hingga melupakan kegiatannya. Akhirnya dia tersadar dan kembali pada realita. Seungkwan melanjutkan kegiatan bersih-bersih yang di tunda beberapa menit lalu. Mengusap dan menggosok sabun dan shampoo pada tubuh serta rambutnya. Tak lupa menggosok giginya agar senyumnya tetap indah. Cukup lama ia berada di dalam kamar mandi. Entah apa yang membuat kegiatan itu jadi lebih lama hari ini.

Bocah gembul akhirnya selesai membersihkan dirinya, ia berjalan menuju ranjang sambil mengusap lembut kepalanya, dan sedikit terkaget ketika melihat piyama dan sepasang sandal tidur berbulu dengan bentuk pikachu sudah tertata rapih di atas ranjang.

Siapa yang meletakkan semua ini disini? Dan... Dari mana mereka tahu aku suka pikachu? -Boo Seungkwan.

Seungkwan sang pecinta pikachu mendekati ranjang. Mengambil sandal pikachu itu dari ranjang. Dahinya mengernyit. Ia tak paham dengan semua ini. Ia kembali membuka pertanyaan-pertanyaan yang sedari tadi tak tertemukan jawabannya. Setidaknya seperti itu hingga seseorang mengetuk pintu secara tiba-tiba.

Tok! Tok! Tok!

"tuan Boo, Mr. Chwe menunggu anda di meja makan"

Terdengar suara seorang maid yang mengembalikan pikiran Seungkwan kepada realita. Namja chubby memakai piyama yang tersedia di atas ranjang beserta dengan sandal pikachunya. Saat ia berkaca dengan tak disangka ia menemukan barang bagus.

Karet rambut.

Seungkwan menyisir rambutnya dengan sisir yang ada didekat kaca. Mengumpulkan poninya di satu tangan. Lalu mengikatnya dengan karet rambut yang ia temukan. Melihat penampilannya yang seperti ini. Siapa gerangan yang tak ingin menculik dan menerkamnya?

Setelah semuanya dirasa lengkap. Namja gemay itu berjalan kearah pintu, membuka pintu perlahan. Ternyata para maid belum meninggalkannya. Para maid itu masih menunggu Seungkwan. Hal ini membuat Seungkwan merasa tidak enak kepada mereka.

"kalian masih disini? Kukira kalian sudah pergi. Maafkan aku karena membuat kalian menunggu lama"

Seungkwan membungkuk kepada para maid sambil meminta maaf. Tapi mereka balik membungkuk. Keadaan sungguh canggung dan aneh karna mereka saling membungkuk dan tak ada yang menyudahinya. Hingga seorang maid datang memecah suasana.

"maaf tuan, tapi Mr. Chwe sudah menunggu anda di bawah"

Dengan senyuman menawan maid itu menyentuh pundak Seungkwan, memberi arahan dengan tangan lainnya untuk menuju kearah tangga. Mereka semua akhirnya turun kebawah.

"apa yang kau lakukan? Kenapa lama sekali?"

"m-maafkan aku. Aku terlalu banyak berpikir di kamar mandi"

Kali ini Seungkwan benar-benar terlihat seperti anak kecil. Sungguh menawan, imut dan menggemaskan disaat yang bersamaan. Kedua jari telunjuknya bertaut di depan perut. Pandangan yang terfokus ke jari-jari telunjuknya dengan bibir terpout benar-benar membuat namja blasteran di meja makan ingin menerkamnya.

Dasar anak TK. Bagaimana bisa si bejad itu punya anak seperti ini?! Benar-benar tidak sesuai -Mr. Chwe.

"sudahlah. Cepat duduk dan habiskan makanan mu"

Seungkwan mengangguk bak anak kecil. Dengan senyum cerah dan poninya yang terayun-ayun menambah point kegemasanya. Ia Duduk di salah satu kursi yang sedikit jauh dari Mr. Chwe

"hei"

Seungkwan menoleh ke asal suara. baru saja dia memasukkan sesendok makanan kedalam mulutnya. Oh lihatlah wajahnya, Pipi chubby yang berisi makanan kini benar-benar membuat semua orang gemas.

"makanlah di sebelah sini"

Mr. Chwe melirik kearah kursi di sebelahnya. Dengan kedua tangan yang menyatu menahan dagu. Tak lupa dengan tatapan datarnya yang membuat orang ingin menonjok itu benar-benar membuatnya terlihat sangat songong.

"eoh? Wae?"

"tak bisa kah kau melakukannya? Dan apakah kau harus bertanya setiap aku menyuruh mu?"

Tatapan Mr. Chwe berubah menjadi  benar-benar mematikan. Tatapan kejam itu membuat bulu kuduk Seungkwan meremang. Tanpa bicara dan bertanya lagi Seungkwan memindahkan piringnya dan duduk di tempat yang Mr. Chwe inginkan.

Seungkwan melanjutkan acara makannya tanpa bicara sedikitpun. Dia hanya melihat ke arah makanan dan sesekali mengangkat gelas berisi air bening menuju ujung bibirnya.

"kenapa kau diam?"

"kau bilang aku harus diam dan tak bertanya setiap kau menyuruh ku"

"lalu kau langsung mematuhinya?"

"di mobil kau juga bilang kalau aku hanya perlu diam. Tak perlu tau kau ini siapa dan apa hubungannya aku dengan mu."

Mr. Chwe mengusap wajahnya pasrah. Ia benar-benar tak menyangka jika Seungkwan akan sepatuh ini padanya. Ia tak habis pikir. Bagaimana ayah Seungkwan yang bobrok dan bar bar itu bisa punya anak sebaik ini?

"ke-kenapa? Aku benar kan?"

"tapi bukan diam seperti ini maksudku"

"lalu seperti apa?"

"sudahlah... Lupakan saja"

What the duck? It'z zo duckin damn -Boo Seungkwan.

MasterpieceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang