A New World

125 22 4
                                    

Bocah blesteran itu menjauhkan wajahnya. Matanya mengalih ke arah jendela mobil yang menayangkan pemandangan elegan dibaliknya. Ia memperbaiki postur tubuhnya seraya merapikan dasi dengan wajah yang mengundang tonjokan.

Mobil yang melaju bagaikan angin kini sudah mulai melambat. Seungkwan melihat ke depan, mencoba mencari tahu apa yang membuat kuda modern berkecepatan angin itu melambat. Seungkwan melihat sebuah pagar tinggi nan kokoh itu terbuka, mobil yang menjadi sarana penculikan dirinya melaju lambat melewati pagar anti pencuri itu.

setelah sedikit maju, sebuah mansion mewah nan megah menyambut indera penglihatan pemuda gembul itu, ia ternganga melihat bangunan indah nan berkelas di depan matanya secara langsung.

Tempat apa ini? Ya Tuhan. Jiwa missqueen ku bergoncang meronta-ronta -Boo Seungkwan.

Kuda modern yang ia naiki berhenti tepat di depan pintu mansion itu. Seungkwan yang masih tak sanggup melihat apa yang ada di luar mobil. Dirinya hanya dapat diam dengan seribu kata dalam pikiran.

Beberapa laki-laki berjas hitam menghampiri, membukakan pintu mobil yang di naiki pemuda gembul dan pemuda blesteran. Pemuda blesteran itu turun dari mobil mewahnya namun berkebalikan dengan pemuda gembul yang masih terdiam di dalam mobilnya.

"hei. Kau mau tidur di dalam sini?"

"h-hah? T-tentu tidak"

"maka dari itu cepat keluar lah"

Setelah memutuskan untuk menapakkan kakinya di tanah asing ini. Dia tak henti-hentinya mengagumi apapun yang dilihatnya. Bukan salah Seungkwan, tapi tempat ini memang layak mendapat sejuta dollar. Ruh Seungkwan yang berkelana untuk memanjakan mata kini kembali ke raganya. Dia berjalan mendekati si pemuda blesteran yang sampai detik ini belum di ketahui namanya.

Pemuda itu berjalan mendekati pintu mansion megahnya, dengan tak disangka pintu terbuka dan menampakkan sebuah ruangan luar biasa dengan warna putih dan kuning  mendominasi. Beberapa lampu gantung menambah kesan mewah di ruangan ini. Jangan lupakan furniture yang membuat kesan elegant menjadi semakin kental.

Lagi-lagi pemuda gembul kembali tak fokus. Dia terlalu asik memandangi setiap inci ruangan hingga tak sadar bahwa orang yang menculik dirinya sedang memperhatikannya. Seungkwan yang merasa ada hawa aneh yang membuatnya menoleh. Dilihatnya pemuda blesteran itu sedang memasang wajah flat terbaik, tak lupa dengan tangan dilipat didepan dada bidangnya membuat Seungkwan merasa rendah lalu menundukkan kepalanya.

Bebedapa maid datang dengan seragam kompak mereka. Kepala mereka yang tertunduk, dengan tangan yang menyatu di depan perut, serta cara berjalan yang tampak lembut saat menyentuh lantai. Bukankah itu terlalu sempurna untuk sekumpulan maid ?

"antar dia"

"baik, Mr. Chwe"

Para maid itu mengulas senyum pada Seungkwan sambil memberi isyarat untuk mengikuti mereka, entah kemana tujuannya. Diperjalanan ia berpikir, Sebenarnya ia dimana, siapa mereka, dan apa hubungan "Mr. Chwe" dengan ayahnya.

Dia terlalu asik dalam pikirannya sendiri hingga tak sadar jika para maid itu berhenti di depan sebuah pintu besar. Mereka membukakan pintunya seraya mempersilahkan dirinya masuk. Dengan ragu ia berjalan memasuki ruangan yang nampak seperti kamar tidur.

Seungkwan menengadah, memandangi megahnya ruangan yang ia masuki saat ini. Ruangan yang ia masuki kali ini lebih terkesan lembut. Tembok yang di dominasi warna pastel, dengan sebuah ranjang king size berhias beberapa bantal empuk nan lembut membuat bocah gembul ingin segera terbang ke alam mimpi.

"ini ruangan anda tuan Boo. Jika ada yang di perlukan anda tinggal membunyikan bel di samping ranjang"

"ooh, baiklah. Terimakasih"

Para maid itu tersenyum lalu membungkuk sopan kepada Seungkwan. Mereka berputar balik lalu melangkah menjauhi Seungkwan beserta ruangan barunya, namun maid terakhir menutupkan pintu kamar sepelan mungkin.

Bocah gembul yang kelelahan mendekati ranjang, duduk di atasnya lalu melepaskan sepatu yang ia pakai. Dia merebahkan tubuhnya di atas tumpukan kapuk dengan kualitas terbaik. Seungkwan memejamkan matanya. Merenungi setiap kejadian yang menimpanya hari ini.

Sebenarnya siapa Mr. Chwe ini? Ada apa dengan ayahku? -Boo Seungkwan.

Krieet!

Seseorang yang memasuki ruangan lantas membuat Seungkwan terlonjak kaget terduduk terduduk di pinggir ranjang. Seungkwan memerhatikan namja di depannya. Ternyata dia adalah Mr. Chwe dengan style pakaian yang berubah.

Dia berganti pakaian ternyata -Boo Seungkwan.

Mr. Chwe mendekat ke arah Seungkwan. Dengan santai ia melangkahkan kakinya mendekati namja chubby yang terlihat gugup di tepi ranjang. Dia duduk di samping Seungkwan, dengan tatapan intensnya sukses membuat namja chubby itu salah tingah.

"kenapa kau tak mengganti pakaianmu?"

"bagaimana aku bisa mengganti pakaian ku jika kemarin malam kau dan beberapa orang mu itu mengejarku dengan rasis, dan sekarang kalian menculik ku. Ooh ayolah Mr. Chwe, aku baru saja selesai kerja kelompok, tapi kau-"

Pemuda blesteran di depan Seungkwan meletakkan jari telunjuknya tepat dibibirnya. namja chubby yang berceloteh kini terdiam seribu bahasa. Mata mereka saling beradu tatap, pemuda blesteran dengan tatapan mempesona dan pemuda gembul dengan tatapan bingung.

Jari telunjuk yang awalnya digunakan untuk membungkam. Kini beralih fungsi untuk menyentuh dagu Seungkwan. Perlahan didekatkan nya wajah mereka. Entah karna bodoh atau apa Seungkwan tak berusaha menjauhkan wajah didepannya. Ia pejamkan matanya karna tak ingin melihat adegan berikutnya.

"tenang. Aku tak akan melakukan apapun. Lebih baik kau bersihkan tubuhmu lalu bergegas ke meja makan. Kau paham?"

Seungkwan mengangguk dan perlahan membuka matanya dengan tatapan was-was. Mr. Chwe keluar dari kamar Seungkwan. Tak mau membuang waktu.

namja chubby yang telah aman menghembuskan nafasnya lega, mencari handuk lalu melangkahkan kakinya menuju kamar mandi dengan pipi memanas yang entah mengapa. Sedangkan di sisi lain, ada orang yang juga memanas karna kebodohannya.

Dasar bodoh! Tadi itu hampir saja! Hah, sudahlah. -Mr. Chwe

MasterpieceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang