Ini cerita pertama ya gais , jadi mohon banget di maklumi kalo masih ada yang ga bagus atau kurang enak buat di baca masih belajar nulis ehe. Maaf juga kalo feelnya kurang kena, soalnya bikin cerita ini dadakan sekali karena lagi bucin bucin nya sama mereka wkwk😂
Happy reading! Semoga enjoy ya!❤️ Jangan lupa vommentnya😍.
.
.
.
.
.
.
.
."Kak aleeee" teriak Mark dari kamarnya yang sontak membuat Ale kaget. Mark memang cuek tapi jika bersama kakaknya sifat cuek yang ada pada dirinya itu hilang seketika.
Ale segera berlari menuju kamar adiknya tersebut.
"Kenapa sih lo? Pagi pagi berisik banget."
"Gue telat sekolah kak, gimana dong ini yaelah di hukum lagi dong gue. Lo sih kak gak bangunin gue."Mark dan Ale memang terbiasa pakai 'lo-gue' . Meskipun kurang sopan tapi menurut mereka itu adalah kata yang gampang di ucapkan sehari-hari. Ada ada saja memang kakak beradik ini.
"Ya lo kan bisa alarm sendiri, manja banget jadi cowo." Ucap Ale
"Yaudah cepet mandi, gapapa telat yang penting lo sekolah. Gue mau kerja nih. Awas lo bolos." Lanjutnya."Hmmm. ok." Singkat Mark yang bergegas mandi.
Ale yang melihat kelakuan adiknya itu hanya bisa geleng-geleng kepala saja.
Sesampainya di kantor.
Ale berjalan menuju ruangannya, dan betapa terkejutnya dia melihat sahabatnya Jimin yang duduk di kursinya.
"Eh lo ngapain disini, bantet? Ga kuliah lo?" Ale menghampiri Jimin.
"Gue mager mau berangkat kuliah, jadi gue mampir kesini dulu. Mumpung kantor lo masih sepi jadi ga ada yang larang gue masuk haha". Ucap Jimin sambil tertawa tanpa dosa.
"Katanya mau cepet lulus kuliah, malah males-malesan. Lo gimana sih?" Ale berkata sambil berkacak pinggang.
"Ya gimana Le, orang males juga".Jimin memang sering ke kantor Ale ketika pagi, dan belum ada orang-orang di kantor. Ale juga bingung kenapa Jimin melakukan ini. Padahal dia ke kantor Ale hanya duduk dan menunggu Ale datang saja, setelah itu dia kembali. Aneh memang.
Dan sekarang pun Jimin sudah kembali, entah itu mau kuliah atau mau balik lagi ke rumah.Tiba-tiba pintu ruangan Ale terbuka. Kali ini Ale di kejutkan oleh CEO nya yang tiba-tiba membuka pintu ruangan Ale tanpa izin.
"S-selamat pagi, Pak! Ada yang bisa saya bantu?". Ucap Ale terbata-bata.
"Tolong siapkan beberapa berkas meeting hari ini". Ucap Kai singkat, padat dan jelas.
"Siap, Pak".Kai keluar dari ruangan Ale dan bergegas menuju ruangannya.
"Yaela ni orang ga baik buat jantung nihhh" ucap Ale dalam hati.
Kai adalah putra dari William pemilik perusahaan itu. Perusahaan itu adalah perusahaan nomor 2 terbesar di Indonesia. Bisa di bayangkan betapa kaya rayanya keluarga ini. William yang kini berusia 60 tahun merasa tugasnya di perusahaan itu sudah selesai dan waktunya Kai untuk menggantikannya.
Selama meeting berlangsung, Kai berbicara di depan dan menjelaskan dengan sangat mahir. Seolah itu adalah makanan sehari-hari. Mungkin bakat dari William menurun ke Kai.
"Ya Tuhan, ganteng banget ini CEO gue". Ale masih berbicara dalam hatinya sambil menatap objek di depannya yang sedang melihat kearahnya dengan tatapan tajam.
"Alexa?". Ucap Kai memanggil Ale.
Kai memang lebih sering memanggil Alexa daripada Ale, karena Kai lebih suka memanggil nama asli daripada nama panggilan.
"Alexa?". Kai mengulang dua kali dan tidak ada jawaban dari Ale.
Rupanya perempuan itu sedang melamun dan sedang memandangi Kai sedari tadi.
"ALEXA!!". Bentak Kai seraya membangunkan Ale dari lamunannya.
"E-eh iya saya, Pak?". Jawab Ale malu.
"Kamu kenapa melamun?"
"Ah tidak, Pak. Maafkan saya". Ale menunduk malu."Doh terkutuk kau Aleeee" ucap Ale dalam hati memaki kebodohannya.
Setelah pulang kerja , Ale berniat untuk pergi ke MCD untuk membeli kentang goreng. Dia berencana untuk maraton drama korea malam nanti.
Tapi tiba-tiba telfon dari Jimin mengejutkan Ale.Jiminnie Pabo is calling...
Ale mengangkat telfon Jimin.
"Kenapa lo? Tumben telfon? Mau ngajak gue nonton Avengers? Atau mau ngajak gue makan? Atau mau ngajak gue ngepum? Atau apa? Ha?" Tanya Ale beruntun.
"Ga bisa diem dulu ya lo? Gue mau ke rumah lo? Gapapa kan?"
"Ngapain ke rumah gue? Ngapelin Mark? Hahaha". Ale tertawa puas dalam telfonnya.
"Ya kali woi gue ngapelin adek lo. Tapi gue mau main PS sama adek lo sih hehe. Boleh ga nih?" Tanya Jimin
"Yaelah gitu doang pake telfon gue lo, telfon Mark aja lah. Yaudah gue mau ke MCD dulu, ntar gue bawain".
"Okesip". Jimin mematikan telfonnya."Main PS sama adeknya, tapi dapat bonus ketemu kakaknya. Rejeki orang ganteng ya gini" Ucap Jimin dalam hati sambil terkekeh.
Part pemanasannya gimana? Maaf banget yaa kalo masih amburadul masih butuh kritik saran kalian.
Oiya disini Jimin jadi sahabat Ale yaa^^
Jangan lupa vommentnya biar semangat terus aku nya😂❤️
See you next part!💕💕
KAMU SEDANG MEMBACA
BECAUSE OF YOU
Fanfiction"Aku mencintai CEO itu, sungguh." Ucapku dalam hati. Tapi disisi lain seseorang mengusik dan merubah kehidupan seorang Aku. Ya, Alexa. Bagaimana kelanjutan kisah Alexa?