<Prolog>

27 2 0
                                    

"Apa sepasang merpati jika salah satunya dilepaskan sejauh apapun jaraknya dia bisa menemukan jalan kembali ke pasangannya?"

"Untuk mempertahankan hidupnya saja mereka mampu, apalagi hanya sekedar menemukan pasangannya? Merpati itu simbol kesucian dan ketulusan, merpati juga melambangkan cinta yang murni. Hanya maut yang mampu memisahkan mereka." apa aku bisa mendapatkan cinta yang murni? Apa yang kamu berikan selama ini bisa disebut cinta murni?.

"Apa diantara mereka ada yang pernah pergi?" tanyaku lagi.
"Perginya mereka untuk kembali"
"Apa suatu saat Aka akan pergi?"
"Mengapa menanyakan suatu hal yang kamu sudah tahu jawabannya? Aka tidak akan pergi, keculi-"
"Kecuali apa?"
"Kecuali Ara yang minta, Ara tau kenapa?" Ara menggelengkan kepala
"Karena Aku tidak mampu menolak kemauanmu, meskipun itu menyuruhku pergi. Jika kepergianku membuatmu ba-"
"Ara tidak akan meminta itu" karena Ara yang akan pergi. Lanjut Ara dalam hati.
"Ara tahu kenapa Aka memberikan gelang merpati?"
"Karena memang gelang ini yang Ara mau." ucapku sembari memegang gelang berbandul merpati yang bertulisan 'Ve'. Gelang ini sudah hampir satu tahun melingkar dan menghiasi lenganku. Aku teringat akan momen itu, momen dimana Aka berhasil membuatku kesal sekaligus bahagia tingkat angkut.
"Bukan itu"
"Terus?"
"Karena Aka mau cinta kita murni selayak sepasang merpati, dan kita saling setia sebagaimana merpati setia ke pasangannya."
"Tapi permasalahannya Ara belum tentu pasangan Aka. Kita jodoh atau bukan hanya Allah yang tahu." ucapku sembari menunduk aku tidak bisa membayangkan seperti apa jika semua itu menjadi kenyataan.
"Bukankah tidak ada yang tidak mungkin jika kita mau berusaha? Kita sama-sama berusaha Ra!." ucapnya sembari mengembangkan senyum, melihat senyumnya seketika hatiku kembali sejuk. Bagaimana mungkin aku bisa menjauhinya?
"Tapi jangan terlalu berharap Ka! Terlalu berharap hanya akan melahirkan kekecewaan."
"Sebesar apapun kekecewaannya jika semua itu karena mu, aku tidak masalah." kenapa kamu begitu keras Ka? Aku tahu di sana ada seseorang yang berusaha mendekapmu lagi. Pikirku.
"Jangan memaksakan hatimu Ka! Biarkan hatimu bahagia!."
"Tiada kebahagiaanku kecuali bersamamu." kenapa kamu mengatakan itu Ka? Aku tahu di hatimu masih ada nama lain yang singgah.
"Tapi kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi hari esok, sekarang kita bersama tapi entah besok atau lusa kita tidak akan pernah tahu."
"Kita akan selalu bersama, kita itu satu, dan akan terus menjadi satu!"
"Tapi kalau takdir berkata lain?"
"Kamu kenapa Ra? Kenapa pembicaraanmu mengarah seakan kamu ingin meninggalkan aku?"
"Aku tidak akan meninggalkanmu Ka. Bukankah kamu ingin kita selayak sepasang merpati yang saling setia? Jika suatu saat aku pergi berarti pergiku untuk kembali."
"Kemanapun kamu pergi aku akan selalu bersamamu."
"Kamu bebas pergi ke manapun yang kam mau Ka. Aku tidak akan menggenggammu."
"Tanpa kamu genggampun aku akan selalu bersamamu Ra."
"Kamu itu seperti merpati, maka aku akan melepaskanmu, membiarkanmu terbang ke manapun yang kamu mau, aku hanya berharap kamu mampu menemukan jalan kembali, jalan kembali kepada pasanganmu yang sesungguhnya." Dan mungkin itu bukan aku. Lanjutku dalam hati.
"Jika aku tidak mampu kembali? Apa kamu tidak takut akan hal itu?"
"Bukankah Allah menciptakan hambanya berpasangan? Dan jika benar kita suatu pasangan aku yakin sejauh apapun kamu terbang kamu akan menemukan sarangmu, dan kembali kepasangmu. Lalu untuk apa aku menghawatitkannya?"
"Jika aku terbang maka kamu harus ikut terbang bersamaku Ra! Kamu tidak perlu melepaskanku Ra!"
"Aku hanya tidak ingin menggenggam sesuatu yang tidak semestinya aku genggam"
"Aku tidak akan pernah bisa lepas darimu Ra"
"Menjauh bukan berarti meninggalkan, menghilang bukan Berarti Pergi, dan melepaskan bukan berarti berhenti berjuang. Kamu harus inget itu Ka!" Terkadang hidup memang harus ada yang dikorbankan Ka. Terserah kamu menilaiku seperti apa, yang jelas aku tidak benar-benar pergi, aku masih di sini bersama perasaan yang mungkin akan tetap sama. Lanjutku dalam hati.
"Kamu juga harus tahu Ra bahwa kamu itu rumahku maka kemanapun aku pergi aku akan selalu kembali denganmu!." aku tidak yakin atas ucapanmu, bukan karena aku tidak percaya denganmu aku hanya tidak ingin terlalu berharap, karena realitanya tak semudah itu Ka.

Ku Ikhlaskan Dirimu dengan BismillahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang