"Untuk apa mengejar cinta yang haram? jika Allah telah menyiapkan kisah halal untuk mu?."
NB : Bagi yang mau copas kata-kata diwajibkan tag penulis dan cantumkan judul ceritanya!.
***
Matahari kecil menyapaku dengan senyuman dan tawa yang begitu renyah, dia lah yang membuat hari-hari ku semangat meski setumpuk tugas dan kerjaan selalu menemaniku.
"Matahari kecil, kakak berangkat kuliah dulu ya. Kamu jangan nakal! kasihan Ibu, awas aja kalau bandel, inget jangan nangis!" ucapku sembari mengecup pipi kanan Zea cukup lama. Zea itu adik ku, dia baru lahir setahun yang lalu, selain matahari kecil, dia juga mempunyai gelar lain, malaikat kecil itulah gelar lainnya, mengapa malaikat kecil? Karena kehadirannya menyelamatkan keluarga yang hampir retak ini. Aku memanggilnya matahari kecil, karena semenjak kehadirannya hidup keluargaku yang sederhana ini semakin bersianar.
"Bu, Naura berangkat dulu ya, kalau adek nakal cubit aja pipinya biar nangis darah." ucapku menahan tawa.
"Lihat tuh mulut Zea mengerucut kamu sih bilang kayak gitu." ucap Papa
"Uluu uluu matahari kecilnya ngambek, jangan ngambek ya! Nanti buminya gelap." Aku menyubit pipinya gemas. Dia malah tertawa terbahak-bahak aku suka sekali mendengar tawanya.
"Ya udah yuk Pa berangkat, Assalamualaikum." Setelah ibu menjawab salam, aku mencium punggung tangan nya dan beralih mengarahkan tanganku agar dicium matahari kecil. Setelah itu aku langsung beranjak menaiki sepeda motor yang sudah siap mengantarku. Aku sengaja berangkat bareng sama papa dengan tujuan menghemat biaya, papaku hanya seorang guru honor yang digaji lancar jika bulanan murid lancar. Ini bukan cerita gadis kaya yang berglimang harta. Ini hanya cerita sederhana seorang Naura.
"Pa turun sini aja, Naura mau nganter cake sama brownise dulu di cafe itu." motor Papa berhenti di depan cafe ternama di kota.
"Nanti ke kampusnya sama siapa?"
"Sama Yana Pa, paling bentar lagi juga nyampe."
"Ya udah kamu hati-hati!"
"Papa juga, assalamualikum." setelah mencium punggung tangan papa aku langsung masuk ke cafe dengan mencengceng dua keranjang yang berisi aneka cake dan brownise yang aku buat. Sebenarnya aku membawa tiga buah keranjang yang satunya lagi keranjang kecil jadi aku masukin ke tas rensel. Membuat cake atau brownies itu salah satu hoby ku, agar hobyku bermanfaat aku jual cake dan brownise nya, alhamdulillah ada beberapa cafe yang menawariku kerja sama, dengan senang hati aku menerimanya."Naura, kenapa kemarin-kemarin gak datang? Banyak pelanggan yang nanyain loh, katanya brownise kamu enak banget, mereka jadi kecanduan." ucap pak Toni pemilik cafe ini. Kecanduan? Prasaan aku gak masukin caffein deh. Pikirku
"Maaf pak, kemarin banyak tugas jadi gak sempet." ucapku tak enak, bagaimana pun aku sudah mengadakan kerjasama dengan beliau.
"Gak papa kok, nih uangnya. Ini seperti biasa kan 50 potong?"
"Iya pak"
"Besok 50 loyang ya!? Banyakin brownise keju sama brownise coklatnya, katanya itu yang paling enak." ucapnya sembari memberiku uang, entah berapa yang jelas cukup banyak.
"Siap pak" setelah itu aku langsung beranjak. Di depan sana sudah ada Yana."Assalamualikum"
"Waalaikumussalam"
"Tumben pake mobil?"
"Motornya masuk rumah sakit, katanya kena serangan jantung." mendengar ucapannya aku tertawa pelan.***
"Ka lihat deh, tuh cewek mantep banget, depan belakang oke." ucap seorang pria yang tidak bisa menjaga pandangannya. Lebih tepatnya dia dipanggil Rizal.
"Coba lo lihat!"
"Lihat Ka! Sekali aja, kata lo kan kalau ngelihat yang pertama kali gak papa, yang penting jangan berkali-kali."
"Arka lo dengerin gue gak si?"
"Ar-" ucapnya menggantung karena tidak ada siapa-siapa disampingnya.
"Arka kemana lo? Marah ya? Oke gue minta maaf, gue janji bakal jaga pandangan, tapi please jangan pecat gue jadi temen lo! Gue gak punya temen yang kayak lo lagi, lo itu langka." ucapnya memelas. Dia mengedarkan pandangannya mencari sosok yang ia panggil Arka.
"Bagus yah, temen lagi ngomong ditinggalin. Biar gue dikatain orang gelo?. Ngapain si? Lihatin apa?." ucapnya sembari menghampiri Arka yang tengah menatap punggung gadis yang memakai gamis navy dengan krudung syar'i yang selaras.
"Gak," tadi siapa ya? Kok postur tubuhnya kayak gak asing?. Pikirnya tadi dia melihat seorang gadis yang berdiri didekat taman, seperti ada magnet yang menariknya, saat Arka hendak menghampiri gadis itu ada laki-laki lain yang lebih dahulu menghampirinya.
"Kenapa lo? Kesurupan?" tanya Rizal sembari menepek pundak Arka yang membuat Arka tersadar dari lamunannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ku Ikhlaskan Dirimu dengan Bismillah
Spiritual⚠Romance_Hijrah_Pengorbanan Cinta_Religi Kisah persahabatan yang bermimpi menjadi sepasang merpati. "Kamu itu seperti merpati, maka aku akan melepasmu, membiarkanmu terbang kamanapun yang kamu mau. Aku hanya berharap kamu mampu menemukan jalan kemba...