Sesampainya dirumah Vina.
“Assalamu’alaikum, bu.”
“Wa’alaikumsalam.”
“Kenalin bu, ini Vian.” Jawabnya sambil masuk ke kamarnya.
“Vian, bu.”
“Nama ibu, Sisniwati.”
“Nama panjang kamu siapa?”“Devian Harisyah, bu.”
“Mari duduk, Vian. Bik, buatin minum untuk Vian.”
“Gak usah repot-repot, bu.”
“Gak apa-apa, Vian.”
Setelah minumannya sampai,
“Ini, bu. Minumannya.”
“Makasih ya, bik. Kenalin ni, Devian. Temennya, Vina.”
“Bik Asri.”
“Devian bik.” Jawabku tersenyum. Bik Asri pun langsung balik ke dapur untuk beres-beres.
Setelah berbincang-bincang dengan ibu Vina, aku baru tau kalau nama panjang Vina adalah Elvina Kamelia Wati. Lahir di Medan, 21 Mei 1997. Dan dua adiknya yang bernama Ryan adik Vina yang pertama dan Lisa adik kedua Vina. Bu Wati pun memberi tahu kalau ayahnya Vina yang bekerja sebagai Tentara, yang jarang sekali pulang kerumah. Tak lama kami berbincang tentang Vina. Vina pun keluar dari kamarnya.
“Sini duduk.” Sambut ibu Vina.
Kami berbincang banyak tentang keluarga mereka, tentang keluargaku,
“Ibu turut berduka cita ya, Vian.” Jawab bu Wati ketika mengetahui bahwa ayahku telah meninggal 3 tahun yang lalu. Karena serangan jantung.
“Iya, bu. Terimakasih.”
Setelah kami berbincang banyak. Tak lama kemudian ada suara orang mengetuk pintu. Tok tok tok tok tok.
“Assalamu’alaikum, bu. Bukain.” Terdengar suara perempuan.
Ketika bu Wati hendak bangkit. Di tahan oleh Vina,
“Udah bu. Biar Vina aja yang bukain pintunya.”
Setelah Vina beranjak membukakan pintu. Masuklah seorang perempuan dengan membawa tas. Yang ku kira itu adiknya Vina.
“Assalamu’alaikum.”
“Wa’alaikumsalam.” Jawab kami bersamaan.
“Kenalin nih, Vian. Adik Vina yang paling kecil.”
“Lisa, kak.” Jabat Lisa.
“Vian.”
“Ini siapa kak Vina bu? Temennya? Pacarnya?” Tanya Lisa bertubi-tubi.
“Doain aja pacarnya kak Vina. Kasian udah lama ngejomblo. Hahaha.” Tawa seorang dari balik gorden. Ternyata itu adik pertama Vina.
“Ryann. Gak sopan.” Jawab Vina yang hendak balik ke kursi.
“Sini, kenalin. Ini kak Vian, temennya kak Vina.”
“Aku udah denger bu.”
“Kamu nguping yaaaa.” Sambung Vina sedikit jengkel.
“Udahh, jangan ribut. Malu ada nak Vian.”
Lisa pun langsung masuk ke kamarnya, dan Ryan langsung balik menonton TV.
Jam menunjukkan pukul 21:00.“Buk, Vian pulang dulu ya.” Aku pun langsung hendak beranjak dari kursi. Sambil menyalami bu Wati.
“Iyaudah, Nak. Hati-hati kamu ya.”
“Vina. Sana bukain gerbang.” Suruh bu Wati ke Vina.Kami berdua pun beranjak keluar rumah. Vina pun langsung membukakan gerbang. Dan aku langsung berjalan ke arah motorku. Ketika hendak menghidupkan motor. Vina berjalan ke arahku, dan berkata,
“Engga pamit sama aku ni?” tanya Vina ketika berjalan ke arahku.
“Iyaa. Aku pulang dulu ya.”
Tangan Vina langsung menarik tanganku dan menciumnya. Saat Vina mencium tanganku, aku gemeteran. Ia tersenyum, lalu berkata,
“Hati-hati ya. Aku gak mau sampai kamu kenapa-kenapa. Dan aku gak mau kalok kamu sampai hilang dari bumi. Kalau kamu hilang dari bumi, aku juga akan hilang dari bumi.” Jawabnya sambil berlalu ke arah gerbang lagi.
Aku pun langsung menghidupkan motorku dan langsung berlalu pulang kerumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Aneh
RomanceCerita tentang kemunculan gadis yang aneh namun membuat Vian merasa nyaman berada dekat dengannya. Created by : Arie Muharisyah a.k.a a29ms