Chapter 1: aku kembali

24 10 0
                                    

Daun-daun berjatuhan dari pohonnya, menandakan musim gugur telah tiba.

*Dimensi judgement (tahun 18XI)*

Seorang laki-laki remaja dengan tatapan sendu sedang duduk bersandar di sebuah pohon tanpa dedaunan di tengah hutan yg hampa, daun-daun kering menerpa tubuhnya. Walaupun begitu, laki-laki itu tetap bersandar dengan tenang disana.

Suasana musim gugur itu seakan-akan mewakili perasaannya saat ini. Dingin dan sunyi.

Hiruto namanya, anak dengan warna mata merah ruby serta rambut hitam pendek itu sedang memperhatikan daun-daun yang berjatuhan. Jubah hitam yg dia kenakan saat itu benar benar pas dengan kepribadiannya yang tertutup dan misterius.

Ketenangan itu tiba-tiba berakhir. sebuah portal sihir muncul tepat dihadapan Hiruto, seorang pria berjaket wol kuning keluar dari sana.

*whusssh

"sedang memikirkan sesuatu? Hiruto.." ujar pria itu sambil tersenyum kepada Hiruto.

"Zero, kau menggangguku" Hiruto membalas sapaan pria itu dengan nada jengkel.

Pria dengan jaket wool kuning itu bernama Zero, dia adalah guru Hiruto. Walaupun Zero adalah guru sihir Hiruto, akan tetapi Hiruto tak menganggap Zero sebagai gurunya. Sosok Zero di mata Hiruto adalah rekan biasa, tak lebih dari itu.

"ingin menanyakan sesuatu?" Zero melanjutkan percakapan mereka.

Hiruto menatap sendu si Zero. seolah-olah sedang malas berbicara, Hiruto menjawab Si Zero dengan nada yang datar.

"Sampai kapan aku harus menunggu-nya?, Dark Swordman itu."

Zero memasang muka malas setelah mendengar perkataan Hiruto, tampaknya si Zero sudah bosan mendengar pertanyaan itu.

"Huuuuh"

"Berapa kali harus kukatakan hal ini lagi, takdir Hizama tak kan berjalan jika Dark swordman belum siap" ujar Zero sambil menggaruk-garuk rambutnya.

"lalu, apa yang harus kulakukan? Sebagai Black Reaper" Sahut Hiruto dengan nada malas.

Zero berhenti memainkan rambutnya, dia menatap Hiruto dengan datar.

"Black reaper bukanlah julukan belaka, suatu saat nanti, dunia memerlukan kalian bertiga untuk menyatukan kembali dunia hampa ini. Sebelum saat itu tiba, maka berusahalah untuk bersabar sambil menunggu Dark swordman. Aku yakin Magito adikmu juga menantikan hal yang sama" Zero mengatakannya dengan nada datar.

"menurutmu, apakah Magito akan rela bergabung denganku?" kata Hiruto seraya menggenggam kuat daun-daun kering yg berada di dekat tangannya.

"tentu saja, dia itu adikmu kan.."

"kurasa kau benar."

(. . . . .)

Keadaan disana kembali hening, diiringi dengan dedaunan kering yang menerpa tubuh mereka.

*kreesk

Zero meremas dedaunan kering yang jatuh di tangannya.

"Ku dengar Kota Deyja sedang menghadapi masalah yang sulit, sistem pemerintah mereka terlihat sudah terkontaminasi dengan kelompok Phantom step. kau tau apa yang harus kau lakukan, bukan begitu?"

"menghabisi orang lagi ya? Maaf, aku sudah bosan untuk melakukannya" keluh Hiruto dengan nada malasnya.

"Hooh.. Bukannya kau senang melakukan hal itu"

Tatap mata Hiruto langsung mengarah ke Zero, Hiruto terlihat kesal setelah mendengar perkataan Zero.

"Biar ku pertegas lagi, Zero!... Kau lah yang membuatku mengotori tanganku ini, jadi kuharap kau sadar bahwa apa yang kulakukan ini salah." bentak Hiruto dengan nada tinggi.

Perkataan Hiruto membuat Zero tersenyum, ia mendekati Hiruto lalu menepuk pundaknya.

"Terserah kau saja, Lagipula tanganmu sudah terlanjur kotor kan. Sudahlah.. terima saja misi ini"

Hiruto menjauhkan tangan Zero dari pundaknya. Sambil memalingkan wajahnya dari Zero, Hiruto melihat langit musim gugur, ia pun melontarkan sebuah pertanyaan kepada Zero.

"sebelum itu, Bisa kau ceritakan sedikit padaku?"

"tentang apa." Zero berdiri lalu membelakangi Hiruto.

"Hizama"

Black Reaper: Hidden mission [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang