Pada suatu malam dimana kau menghilang, tiada angin yang tidak seperti biasanya, ia masih berhembus, menjatuhkan daun – daun rapuh seperti pada malam – malam sebelumnya.
Pada suatu malam dimana kau menghilang, tiada hujan yang jatuh membasahi bumi, langit masih saja cerah, pun bintang tetap bersinar, masih sama seperti pada malam – malam sebelumnya.
Pada malam itu, dimana kau memilih tak lagi di sisiku, Tak ada yang berbeda, tidak seperti pada cerita cinta pada umumnya. Tidak ada apa – apa selain matamu yang berkaca – kaca lalu mulutku yang tak kuasa berkata, sementara hati kita ikhlas menerima.
Apa lagi yang harus diperjuangkan dari hubungan yang tak lagi bisa dipertahankan? Kita tak punya cukup alasan untuk sama – sama bertahan. Tinggal menunggu waktu saja, siapa yang akan lebih dulu memutuskan.
Tidak ada yang paling salah, apalagi yang paling benar. Cinta lah yang paling bijak, ia menolak untuk menyimpul dua hati yang tidak saling bertemu. Ia paham, antara kau dan aku, kita hanya ingin dimengerti tanpa bisa saling memahami.
Tidak ada yang pantas disalahkan, kecuali keyakinan pada narasi "cinta akan tumbuh seiring waktu berjalan". Sebab nyatanya, itu hanyalah cara kita untuk membohongi perasaan yang tak pernah saling cinta.
Kau berlalu, aku pun begitu, tapi tiada angin yang tidak seperti biasanya, ia tetap berhembus, menjatuhkan daun – daun rapuh seperti pada malam – malam sebelumnya. Tidak ada yang berbeda, tidak seperti cerita cinta pada umumnya.
Jakarta, 4 Mei 2019
Muhammad Aminullah
KAMU SEDANG MEMBACA
BIlangan Rindu (kumpulan sajak)
Teen Fiction"Andai saja Tuhan mau ciptakan, malaikat yang bertugas menyampaikan pesan bagi dua insan yang terbatas jarak, niscaya aku lah orang yang paling membuatnya sibuk, ia akan terus kembali padaku dimalam hari untuk mengambil lembaran - lembaran rindu yan...