Part 12 | Cinta Berbelok

5.5K 470 29
                                    

Bismillah.

"Zahra!" panggil seorang laki-laki yang berjalan sedikit berlari.

Zahra menoleh ke arah sampingnya.

Astaghfirullah...

"Anak itu lagi. Kenapa juga dia harus satu kelas dengan laki-laki semacam itu," rutuk Zahra dalam lirihnya. Malas sekali berurusan dengan laki-laki. Terlebih pada spesies manusia seperti ini.

Banyakin istighfar, Zahra. Berhadapan dengannya auto mengumpulkan dosa.

Aldo Zolano, nama laki-laki yang memanggil Zahra tadi. Dia tipe laki-laki yang terbilang sempurna versi kamera. Bagaimana tidak? Dia mempunyai rambut yang tebal, kulit yang putih, wajah yang terbilang lumayan dalam ketampanan seorang laki-laki. Namun dia ... tak sesempurna fisiknya. Mendadak cacat karena kelakuan anehnya. Dia lebih nyaman dan sering berbaur dengan perempuan dan tingkahnya ... bisa dibilang sedikit berbeda dengan laki-laki sejati pada umumnya. Ah sudahlah, membahasnya adalah suatu hal yang tabu.

Subhanallah, cara berjalannya saja sudah membuatku muak. Miris Zahra pada Aldo ini.

"Ada apa?" tanya Zahra sedikit ketus.

"Eng- gak. Mau bareng aja jalan ke kelas," jawabnya dengan cengiran. Merasa paling polos dan bodo amat dengan keanehan sikapnya.

"Ya Allah, kenapa kau kenalkan aku dengan laki-laki seperti ini?" adu Zahra semakin tak kuat. Jika memandang laki-laki tanpa sebab syari itu saja hukumnya haram. Bagaimana dengan memandang dan bergaul dengan laki-laki semacam ini? Sedangkan dia sama sekali tak peduli dengan kesalahan yang sebenarnya terlihat nyata.

Zahra bingung, Ya Allah. Mending Zahra kenal dengan laki-laki yang ganteng tapi juga menjaga akhlak dan kehormatannya. Setidaknya nanti Zahra bisa mengimbanginya juga. Bukannya malah seperti ini? Kalau begini, Zahra bisa apa?
Tapi kalau nanti Zahra ketemu sama orang yang perfect di fisik dan akhlak. Malah Zahra sendiri yang curi-curi pandang dong? Aih, tidak ada yang dipilih ya emang. Lawan jenis itu memang kuat pengaruhnya. Apalagi ditambah bisik-bisik setan yang tetanggaan dengan kita.

Kalimat-kalimat yang membicarakan laki-laki yang sedang berdiri dihadapannya ini terus mengalir dalam batin Zahra. Tidak habis pikir, dunia telah menunjukkan tanda-tanda tuanya tepat didepannya sekarang ini. Laki-laki yang kehilangan kodratnya.

"Hedehh, malah bengong. Zahra! Udah bel masuk." Tanpa bersalah Aldo menarik tangan Zahra memasuki kelas.

Zahra terperanjat. Cukup kaget dengan perlakuan Aldo. Apa-apaan ini?

"Hah, Lepas!" Zahra berontak dengan sedikit berteriak.

Berani-beraninya dia main tarik-tarik aja. Laki-laki lain aja gak ada yang berani menyentuhnya. Habis kau nanti, jika abi tahu.

"Gitu aja..." rengek Aldo.

Astaghfirullah, nada bicaranya. Zahra benar-benar gak kuat.

Zahra sungguh dibuat kesal pagi ini.

"Cukup ya. Jangan deket-deket Zahra lagi. Itu main sana sama temen laki-laki juga," tunjuk Zahra pada segerombol laki-laki yang sedang asik dengan kegiatannya.

"Gak nyaman aku sama mereka."

"Dinyaman-nyamanin aja biar terbiasa!" Zahra berlalu meninggalkan Aldo yang masih ingin bersamanya.

***

Waktu pembelajaran sebenarnya telah usai satu jam yang lalu. Dikarenakan ada tugas yang tidak bisa ditunda, waktu pulang yang sebenarnya satu jam yang lalu harus dia korbankan.

Muara Cinta Zahra [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang