01:Remember.

33 9 1
                                    

Bahkan, sampai detik ini, aku belum bisa melupakan lelaki itu. Dear N, apa kabarmu?

~~

Hari ini hujan turun begitu deras, aku menatap jendela apartemenku, embun embun indah menghiasi hampir keseluruhan jendela itu, sebuah airpods tersumpal di telingaku, dan sebuah ipod mini berwarna silver yang sudah pudar, namun masih tetap bekerja dengan baik.

Lagu Suatu saat nanti oleh hanin dhiya, itu lagu yang kuputar saat ini, sembari menatap diary kecil berjudulkan Dear N yang aku tulis dan hias sendiri menggunakan spidol berwarna warni.

Bukuku semasa smp dulu, sebuah catatan kecil tentang dia, lelaki manis dengan sifat yang sulit ditebak.

Halaman pertama, ada fotoku dengan dia yang sengaja ku tempelkan, dia begitu tampan dengan setelan jas hitamnya, tersenyum indah dengan deretan gigi yang rapi, halaman demi halaman kubuka, ada banyak foto didalamnya, foto dia, atau foto kami berdua yang iseng aku jadikan sebagai lembaran, kemudian mengigatnya, dan akan aku buka setiap turun hujan.

Sekarang, akan aku ceritakan siapa lelaki itu, bernostalgia sedikit tidak apa, lagipula, aku pun tidak bermaksud untuk melupakannya sama sekali.

Walaupun sakit..

~~
01 Maret 2016

"Hara, ayo masuk mobil"

"Ah? Iya iya"
Kami sedang bersiap siap untuk pergi ke bandung, untuk pertandingan basket tahunan yang diadakan disana.
"AYOO LETS GOO!!" Teriak Candy
"Eh maneh kendi! Tong gogorowokan bisa te? Budeg celi aing" Semprot Lala
(Eh kamu candy! Jangan teriak teriak bisa ga? Sakit telinga aku!)
"Nya atuh maapan hehe" cengir Candy
Selama perjalanan, kami bernyanyi, tertawa, ah iya! Saat itu aku masih kelas 7 smp, dan disinilah kisahku dengan dia dimulai.

Kebetulan, Aku dan Candy duduk bersebelahan, dia sedang chattan dengan pacarnya.
"Bosen:(, Telfon Zafran ahh~" Monolognya
Tak lama, ia menekan tombol telfon, ah ralat, video call lebih tepatnya, dan gotcha! Diangkat, namun, bukan wajah Zafran, wajah seorang lelaki.
"Loh?! Kok sama Narial sih diangkatnya?! Zafran mana?" Tanya Candy
"Zafran lagi ga mood katanya, yaudah si sama aku aja" Jawab Narial
"Ih anjir gamau ah! Nih Hara, sama kamu aja!" Ucap Candy
"Loh loh? Kok jadi aku?" Tanyaku
"Alah bae we, moal nanaon da, sok sok we" Jawab Candy
(Halah, gapapa, gak akan kenapa napa, cepetan)
Akhirnya, handphone candysa sudah ada ditanganku, aku bingung, dia siapa? Lalu kenapa dia ada bersama pacar Candy?
"Hai!" Sapanya
"Eh? Hai!" Jawabku
Sambil berbisik, aku bertanya pada Candy
"Eh Can, ini siapa?"
"Oh, Narial" Jawabnya
"Hara ya? Hi! Ini Narial"
"O-oh? Hai Kak Narial!" Ucapku
Kami terus mengobrol sampai akhirnya tak terasa aku sudah sampai di parkiran area tanding, aku tidak ada niatan untuk mengakhiri video call ini, Kak Narial seru orangnya, aku baru mengakhiri video call itu saat tiba di ruang ganti baju.
"Emm, Kak Narial, udah dulu ya, Hara mau ganti baju" Ucapku
"Ah! Iya, goodluck yaa buat tandingnya, semangaatt!" Jawab Narial
"Iya, dadah Kak Narial~"
"Dah!"
Bip. Panggilan itu terputus, entahlah, aku em-sedikit merasa tidak rela jika panggilan itu harus selesai, tapi ya sudahlah.

Pertandingan berjalan dengan sengit, dan yap! Timku menang! Itu kemenangan pertama kami saat ini, kami masuk final, aku bersorak soray bahagia.

"Ra, Narial nanyain" Ucap Candy
"Can, Kak Narial itu kakak kelas kita, gaada niatan buat manggil "kakak" gitu?" Tanyaku
"Halah, sama Zafran aja manggil nama, cuek aja si" Jawab Candy
Oh iya, Zafran dan Narial itu kakak kelasku, dia kelas 9.
"Kak Narial nanyain apa?" Tanyaku
"Eta cenah kieu Hara mana? Trus cek akuteh, eta lagi cari makan" Jawabnya
(Katanya gini, "hara mana?" Trus kata aku, dia lagi cari makan)
"Oh yaudah deh kalo gitu" Ucapku
"HEH MANEH ETA SAHA HARA, CANDY, KADIEU IEU URANG DAHAR BURU, LOBA DAHAREUN, KADIEU SOK" Teriak lala, dia memang orang Sunda, jadi wajar.
(Heh kamu itu siapa Hara,Candy, sini kita makan cepet, banyak makanan nih, sini sini)
Candy yang memang sudah lapar langsung lari meninggalkanku, dan aku mengikutinya dibelakang.

"Besok kita final, sekarang, kita pulang ke Jakarta, untuk final, kita bicarakan besok" Ucap Coach basketku
"Ayey Coach!" Jawab semua dengan kompak
Satu persatu dari kami masuk mobil, hening sejenak dimobil itu, sampai akhirnya, sebuah notif pesan masuk ke handphone ku.
Ting!

|P

Ada pesan WhatsApp masuk dari nomor yang tak kukenal, lalu aku coba untuk membalasnya.

Siapaa yaa?|

|Narial
|Addback ya

Oh Kak Narial|
Kenapa Kak Narial?|

|Jangan panggil Narial
|Panggil aja Aril

Okey Kak Aril|
Read.

Setelah itu, pesanku hanya di read, aku-em-hanya sedikit tidak rela, maybe? Ah entahlah, sampai akhirnya, suara Lala membuyarkan lamunanku.
"Hei, itu ada yang telfon" Ucapnya
Aku tersentak dan kaget ketika yang menelponku itu Narial! Iya Kak Narial! Ada apa dia menelponku? Akhirnya aku angkat dan berbicara padanya.
"Ra"
Deg. Ra. Sebelumnya, taada yang memanggilku "Ra", karena mereka biasanya memanggil "Har" atau "Hara".
"Eh iya kenapa Kak?" Jawabku
"Udah sampe Jakarta belum?" Tanyanya
"Bentar lagi nih, kenapa kak?"
"Aril jemput ya, bilang kalau udah di rumah siapa, trus sharelock ya"
HAH?! Padahal ini sudah jam 22.15 PM, Kak Aril akan menjemputku? Astaga.
"Eh, gausa Kak, Hara bisa pulang sendiri" Elakku
"Ra, ini udah jam sepuluh lebih, bahaya kalo sendiri, udah Aril jemput aja, nanti chat kalau udah dirumah siapa ya"
Bip. Panggilan itu diputus secara sepihak, terpaksa aku akan pulang dengan Kak Aril malam ini.

Akhirnya, Aku tiba di rumah Chika, kenapa disini? Karena rumahnya yang letaknya tidak jauh dari rumah Coach kami, lalu rumah ini memang sudah seperti rumah kami sendiri.
"Cape banget gila" Ucap Meira
"Laper ey:(" Ucap Cungha
"Heh! Istigpar sia! Titatadi haben we dahar, te ngadoa hela nya? Hakan siah daharenna di dahar ku syaiton!" Sentak Lala
(Heh! Istigfar kamu! Daritadi makan terus, ga berdoa dulu ya? Rasain makannya dibantuin setan!)
"Astagfirullah, maafkan hamba Ya Allah" Ucap Cungha
Kita semua terbahak mendengar ucapannya. Tawaku terhenti saat sebuah notif masuk ke Handphone ku, Aku baru menyadari bahwa sedari tadi aku belum mengabari orang tuaku, akhirnya papa menelpon.
"Sayang, sudah sampai?"
"Udah pa, papa dimana?" Tanyaku
"Papa tadi sore berangkat ke Jerman, ada urusan, kamu nginep di rumah temen kamu atau mau dirumah sama abang-abang kamu?"
"Nginep dirumah chika aja ya pa? Gapapa? Abang hobinya pacaran" Aduku
"Hehe, makanya cari pacar dong kamu, yaudah nginep dirumah chika ya, jaga diri baik baik, papa sayang kamu"
"Iya pa, goodnight papa!"
"Too sayang"
Telfon itupun terputus, aku segera menghampiri Chika.
"Woy jones, aku nginep ya!" Ucapku
"Udah nyebut jones, numpang tidur lagi, untung sayang" Kesalnya
Kamipun tertawa, memang, seluruh anak team basket menyebut Chika dengan sebutan jones, karena dia jomblo terus menerus, haha!

Aku berfikir, sepertinya ada yang aku lupakan, tapi apa ya? Ah sudahlah, aku lelah, tak lama, aku pergi ke alam mimpi.

Hello,You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang