Ketika perang Kerajaan Panjalu & Jenggala tengah berlangsung. Pasukan Sri Jayabhaya disergap oleh pasukan Jenggala di Hutan Alas Kartika. Membuat pasukan Raja Panjalu tersebut kocar-kacir dan berlarian tak tentu arah.
Sang raja sendiri terperosok ke dalam jurang & berakhir menemukan sebuah goa. Goa itu terlihat singup & misterius. Mulut goa begitu besar dan amat tinggi. Berbentuk nyaris persegi dengan ornamen yang sebenarnya rapi namun karena usia sudah bercampur dengan batu alam, terlihat kasar dan tak beraturan. Lorongnya sepertinya sangat dalam, karena di siang hari pun, cahaya sulit menembus. Goa itu tetap gelap dan hitam. Sang raja memang sempat mendengar cerita penduduk kalau ada goa yang cukup asing di hutan lebat ini bernama Goa Ireng. Konon katanya, banyak juga pengembara yang bilang bahwa ada goa yang kadang hilang-kadang muncul. Mereka kadang menyebutnya Goa Sirna, Goa Medi atau juga Goa Kramat Ilang. Tak ayal cerita tentang goa ini pun menjadi ancaman untuk siapa saja yang suka bertingkah buruk di dalam Alas Kartika atau lebih sering sebagai sarana menakuti anak-anak yang tidak mau tidur di malam hari. Apalagi ketika kedua orang tuanya sedang ingin bercinta.
"Jadi ini goanya..."
"Mungkin Sang Hyang menyertaiku. Aku bisa bersembunyi di dalam dulu agar prajurit Jenggala tidak menemukanku." batin raja yang menurutnya cukup masuk akal sembari menunggu ajudan atau pengawalnya menemukannya. Ketika Jayabhaya hendak duduk di sebuah batu, di bibir goa, ia merasa ada yang sedang memanggilnya dari dalam. Suaranya samar-samar dan lirih. Membuat raja penasaran.Jayabhaya lalu masuk ke arah dalam goa tersebut. Untuk pandangan pertama, goa ini tak berbeda dari kebanyakan goa lain. Hanya saja ketika sudah berjalan agak jauh dan lebih dalam lagi akan terasa tanah yang dipijak akan semakin turun seperti sedang menuruni anak tangga hingga masuk ke sebuah lorong yang lebih besar lagi. Lorong ini benar-benar megah namun dipenuhi dengan rumput liar serta kelelawar, cukup mengganggu bagi sang raja. Sesudah masuk semakin dalam, nampak ukiran dinding goa berbentuk cukup asing. Seperti kuil atau petilasan namun tidak seperti kebudayaan atau agama manapun yang pernah diketahui Jayabhaya. Bukan dari agama Kejawen, Siwo (Hindu), ataupun Budo (Budha). Ini tekturnya lebih rapi & halus dengan ornamen batu mengkilap dengan garis bercahaya, berpendar dan berkelip-kelip lembut bagai kunang-kunang menerangi ruangan yang begitu gelap. Raja terus merasa penasaran sekaligus takjub. Apalagi ketika mendengar suara gumaman dari dalam berkali-kali, yang sepertinya ingin berbicara kepadanya. Jayabhaya semakin mendekat hingga sampai di ujung goa. Bentuknya seperti gerbang besar. Kokoh, tebal, dan ada simbol-simbol asing tertera disana. Cahaya mulai berpendar di sekitar Jayabhaya & gemuruh terdengar keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mustikadewa: Jayabhaya's Vision
Historical FictionSri Jayabhaya tengah memimpin langsung pasukannya untuk segera menaklukan Kerajaan Jenggala. Dengan melewati hutan Alas Kartika, dia berpikir akan segera dapat menerjang masuk ke ibukota musuh. Namun, sesuatu yang penting dan besar akan mengubah jal...