Chapter 3: Jawaban

28 1 4
                                    

Jayabhaya membuka mata. Kembali seperti semula. Semua tetap sama persis seperti sebelumnya. Ia masih bingung namun kini ia pasrah. Dia kini lebih penasaran dan lebih mementingkan jawaban dari semua ini. Kali ini Jayabhaya memutuskan untuk bertindak selayaknya apa yang telah ia kerjakan dan apa yang akan ia alami. Jayabhaya melintasi Alas Kartika 3 jam kemudian dan sesuatu yang akan terjadi sudah ia ketahui. Dia dan pasukannya disergap oleh pasukan Jenggala. Jayabhaya terpisah dari rombongan dan hendak di tombak oleh salah satu prajurit, menyebabkan ia jatuh dari kuda. Jayabhaya sengaja tak menghindar karena sesuai yang ia tahu, Tengki datang dan melindunginya. Tengki mati seketika tertusuk tombak. Jayabhaya berlari dan melompat ke jurang yang ia yakin disinilah ia akan terperosok. Dan sampailah ia di Goa Ireng. Sang raja dengan rasa penasaran yang tinggi masuk ke dalam goa dengan cepat. Hingga dimana sampailah ia di gerbang besar.

" Qwerte..." ucap Jayabhaya.
Gerbang besar terbuka. Jayabhaya masuk. Cahaya dari dalam sudah terpancar diiringi dengan hawa dingin dari asap embun keluar.
"Kau lebih cepat 2 menit, Pembawa pesanku." sambut Phartivis yang sudah sepertinya menunggu. Jayabhaya berdiri dengan ekspresi yang ingin pertanyaannya segera dijawab.
"Apa yang sudah kualami semua ini?"
"Semua itu adalah Quantum Physic. Sebuah mesin waktu yang menjelaskanmu tentang percabangan waktu & efek kupu-kupu. Yang kami sebut Calculated Time Program. Salah satu fungsi dari MeeRax ini. Bisa juga untuk melihat atau mengkalkulasi peristiwa masa depan seperti yang aku lakukan sekarang, -- di jamanku, yang aku beri nama Vision."
Jayabhaya menelan ludah lalu bertanya, "jelaskan dengan bahasa yang bisa aku pahami."
"Fungsi mesin waktu dengan program itu, Calculated Time, kau bisa kembali ke masa lalu kemudian mencoba melakukan tindakan yang berbeda dan akan menghasilkan efek yang sama menimbulkan dengan proses yang berbeda pula..., namun kau bisa balik kembali ke waktu realitas yang sudah kami tentukan."
"Lalu kenapa kau tidak kembali saja ke duniamu, atau disaat jamanmu belum terjadi sesuatu yang kau takutkan? Lalu kenapa pula aku tidak bisa menyelamatkan Tengki meskipun sudah kucoba untuk menyelamatkannya???" Jayabhaya mulai mengeluarkan semua kebingungannya.
"...itu semua karena sudah terjadi di realitamu. Di waktumu. Jenderalmu memang sudah mati. Sehingga ketika kau kembali ke masa lalu, waktu akan berusaha menyesuaikannya. Sehingga menghasilkan efek kupu-kupu, hasil yang sama dengan cara berbeda. Jenderalmu mati di realita asli dengan tertusuk tombak karena menolongmu. Di waktu alternatif kedua, kau berusaha menyelamatkannya, dia tetap mati tapi terkena anak panah. Di waktu alternatif ketiga, dia tetap akan mati namun melalui proses ditusuk oleh Iwa. Kami juga sudah mencoba kembali ke masa lalu, tapi semua sudah terjadi di realita asli. Seperti yang kubilang, waktu akan menyesuaikan persis seperti dimana realita asli akan terjadi. Dan hasilnya tetap saja sama namun caranya bisa lebih buruk. Karena itu kami sepakat tidak menggunakan mesin waktu lagi. Juga aku tadi pergi --- di jamanku, untuk memperbaiki MeeRax ini dan mencabut fungsi mesin waktunya. Karena efek sampingnya bisa menyebabkan tegangan kosmik. Kalau kau tidak percaya ucapkan 'Erghora' maka kau tidak bisa kembali lagi, karena aku sudah membuang programnya." Jelas Phartivis dengan lengkap. Jayabhaya merunduk seolah mulai paham.

"Sekarang aku akan menunjukkanmu tentang apa yang terjadi di masa lalu dan masa depan. Sesuatu yang mengerikan. Melalui Vision." kata Phartivis.
"Ambil bola MeeRax. Dan katakan 'Amithoor Vhalar'."
Jayabhaya memungut bola kaca yang ada di kaki bayangan Phartivis. Dia kagum dengan bola kecil itu.
" 'Amithoor Vhalar'..."
Cling...cahaya berpendar. Dan Jayabhaya terlempar di rekaman masa lalu. Sekitarnya gelap dan penuh debu. Hanya ada satu cahaya. Cahaya merah & panas. Ledakan sebuah gunung yang menyemburkan api segala arah. Merinding Jayabhaya menyaksikan semuanya. Semua manusia berlarian. Begitu juga jenis-jenis Phartivis, bangsa Deox banyak yang mati.
"...inilah yang membuat jenis kami punah. Bencana yang tak pernah kami anggap serius. Ledakan gunung Toba, ribuan tahun yang lalu." kata Phartivis yang tiba-tiba muncul dari belakang Jayabhaya.
"Ucapkan 'Amithoor Ghul'."
" 'Amithoor Ghul...' "
Waktu bergerak cepat. Settt... Jayabhaya berada di dunia yang berbeda. Asing. Gedung-gedung menjulang tinggi. Kereta kuda besi dengan roda empat yang bisa berjalan tanpa kuda. Kapal terbang di langit yang tiba-tiba jatuh.
"Dimana ini?" Jayabhaya risau.
"Masa depan. Jamannya Heron, --- yang kau sebut Satria Piningit berada. Lihat apa yang akan terjadi."
Jayabhaya mengamati sekitar. Semua manusia masa depan berlarian. Menyelamatkan diri. Berteriak minta tolong. Gempa besar terjadi. Lumpur panas menyembur dari tanah. Gunung-gunung meledak.
"Astaga..." Jayabhaya seperti tak percaya.
Tiba-tiba semua kembali seperti semula di dalam goa.
"Itu semua tugasmu untuk mencegah hal itu terjadi di masa depan. Karena semua itu belum terjadi, semoga saja bisa dirubah."
"Apa tugasku?"
"Menjaga bola MeeRax sampai ke tangan yang tepat. Begitu juga dengan pusaka-pusakanya."
"Pusaka???"
"Belum ada sekarang. Pusaka itu terdiri dari: Keris, Palu, dan Tongkat. Ketiganya akan diciptakan oleh pembawa pesanku yang lain, di masa datang. Semuanya harus sampai kepada Satria Piningit." Perintah Phartivis.
"Kenapa aku?"
"Karena kau, satu-satunya yang pertama dapat sampai di goa ini. Kau yang pertama mendengar pesanku lewat rekaman ini."
Jayabhaya mengangguk.

"Oh ya. Bola tersebut memiliki kekuatan yang, -- yang mungkin kau anggap sihir. Jika kau mengatakan 'Lectrusa' seraya mengacungkan telunjuk ke arah sasaran akan mengeluarkan petir yang dapat membunuh siapapun. Jika kau mengatakan 'Cliptho' maka MeeRax akan mengeluarkan cahaya yang dapat memanipulasi & mengendalikan seseorang atau bahkan banyak orang. Jika kau berteriak 'Ghoodah' maka akan memunculkan energi kinetik yang dapat menghempaskan siapapun. Namun ingat, kekuatan dari bola ini menyerap energi dari si empunya. Jika kau terlalu sering menggunakannya, tubuhmu akan lemas dan tak berdaya. Jika kau masih punya pertanyaan, ucapkan 'Serenada'. Aku, -- Kesadaranku yang aku tanam di bola itu, akan menjawabnya."
Jayabhaya menjawab, "...baik. Aku paham."
"...sekarang pergilah. Taklukan Jenggala dan sebarkan pesanku!" Perintah Phartivis.
Jayabhaya menjura dan berterimakasih dan menganggap Phartivis sebagai Dewi. Ia kemudian pergi meninggalkan goa dan perlahan goa runtuh dalam sekejap.

Dengan bola tersebut, Jayabhaya berhasil menaklukan Jenggala dan menyatukan kembali Kerajaan Kadiri. Ia menjadi legenda dan pesohor. Selama masa pemerintahannya, negeri berada dalam kemakmuran. Ketika tua Sang Sri Nata ingin bersemedi. Namun sebelum ia meninggalkan kerajaannya, ia menciptakan sebuah garda sesumpah untuk menjaga bola MeeRax yang ia sebut Mustikadewa. Garda sesumpah itu bernama Abdiloka yang terdiri dari 5 orang ksatria terpilih. Abdiloka bersumpah setia kepada ramalan Jayabhaya dan menjamin & menjaga Mustikadewa sampai ke tangan Satria Piningit.

--- SELESAI ---

Mustikadewa: Jayabhaya's VisionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang