three

563 23 0
                                    

Hari kedua Dzaky di SMA GARUDA EMAS.

Waktu istirahat telah tiba. Terlihat 3 orang sedang makan bareng di meja kesukaannya yaitu meja sebelah pojok dekat jendela, mereka adalah Dzaky, Jovi, dan sahabat Jovi yang bernama Laura. Laura ini adalah sahabat Jovi dari kecil. Makanya mereka selalu pergi bersama kemana-mana. Diam-diam Laura itu menyukai seorang cowok loh. Dan parahnya cowok itu Adit.

Terlihat mereka bertiga sedang berbincang-bincang ria di sana. Tapi saat sedang asik bercerita, tiba-tiba datanglah seorang cowok yang diduga adalah mantan Jovi, sebenarnya bukan mantan sih tapi karena Arya yang menemani kakeknya yang tinggal di London sedang sakit 1 tahun yang lalu, makanya Jovi dan Arya melakukan LDR (hubungan jarak jauh). Awal kepergiannya, Arya selalu memberi kabar ke Jovi setiap malam tapi 2 bulan selanjutnya Arya tidak pernah memberi kabar lagi dan saat itu juga Jovi menyatakan telah putus dengan Arya, walaupun itu tidak resmi.

  Back to topic
"Hai sayang!"ucap Dzaky mengagetkan.

"Hah!! Lo ngapain di sini?"tanya Jovi kaget.

"Ya sekolah lah sayang. Kamu masih ingatkan sama pacar kamu sendiri?"tanya Arya.

"Ihh. Lo itu bukan pacar gue sekarang. Lebih tepatnya MANTAN!"ucap Jovi dengan menekankan kata mantan.

"Loh tapikan kita belum putus sayang?"balas Arya.

"Setelah lo pergi tanpa ada kabar, lo sebut itu pacar, hah?"balas Jovi marah sambil berdiri. Dan seketika di meja Jovi dikerumuni oleh para siswa di kantin membuat Dzaky dan Laura berdiri kebingungan.

"Oke. Kalau yang soal itu aku minta maaf. Tapi please, kamu tetep jadi pacar aku ya. Aku mohon. Aku nggak bisa jauh-jauh dari kamu Vivi!!"mohon Arya.
Vivi adalah panggilan kesayangan dari Arya

"Bullshit. Gue nggak mau ya punya pacar yang nggak pernah peduli sama pacarnya sendiri."jawab Jovi dengan seringaiannya.

"Tapi aku punya alasan untuk masalah itu Vivi."tolak Arya.

"Gue nggak mau denger alasan apapun dari lo"jawab ketus Jovi.

"Kamu boleh nggak dengerin alasan aku. Tapi aku akan tetep ngomong. Di London aku ngejaga kakek aku yang lagi sakit. Dan ditambah aku disuruh ngehandle pekerjaan di kantor papa. Karena disana sedang ada masalah maka aku sibuk buat ngurusin itu semua. Oke kamu boleh dengerin aku atau enggak pun aku nggak papa. Yang terpenting aku udah ngejelasin yang menjadi pertanyaan kamu selama ini. Karena urusan kita sudah selesai dan kamu tadi minta kita putuskan? Jadi aku terima. Bye!"jelas Arya dengan nada yang lemas dan segera ia meninggalkan tempat itu

Jovi hanya bisa mendengarkan penjelasan dari Arya tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Tak terasa setetes air matapun jatuh mengenai pipi Jovi. Dzaky dan Laura yang sadar oleh itupun kaget. Apalagi Laura. Karena baru kali ini dia melihat Jovi menangis waktu sma. Karena merasa kasihan, Laura segera memeluk sahabatnya, dan Dzaky hanya berkata, "Yang sabar ya Vi. Kamu pasti kuat untuk ngehadapinnya"semangat Dzaky sambil mengusap lengan Jovi yang hanya dibalas anggukan oleh Jovi dan membalas pelukan Laura.

Krriiiinggggg....
Bel berbunyi. Seluruh murid di kantin segera membubarkan diri  dari kerumunan tersebut untuk menuju kelasnya masing-masing.

Karena Dzaky merasa Jovi butuh untuk waktu menenangkan diri, ia mengajak Jovi ke taman.
"Jovi, mendingan kamu nggak  usah masuk kelas aja dulu deh. Mungkin kamu butuh waktu. Gimana kalau kamu sama Laura ke taman aja lebih sejuk?"saran Dzaky dengan senyumannya.

"Nggak. Lau, lo yang ke kelas aja deh. Dzaky aja yang nemenin gue ke tamannya. Lo nanti ijinin gue sama Dzaky ya!"pinta Jovi.

Laura melihat ke arah Dzaky untuk meminta persetujuan. Dan dibalas anggukan oleh Dzaky.

"Emmm.. ya udah kalian ke taman aja. Gue ke kelas ya sekalian ijinin lo berdua"ucap Laura dan segera meninggalkan mereka berdua. Di perjalanan menuju kelasnya ia memikirkan alasan apa untuk mengijinkan Jovi dan Dzaky. Ia menemukan ide, bilang aja kalau Jovi sakit dan Dzaky mengantarkannya pulang. Goood.

Di tempat lain.
Jovi sedang menangis sampai sesenggukan. Dzaky yang bingung mau berbuat apa hanya mengucapkan, "Yang sabar ya. Pasti kamu kuat kok." Itulah kata-kata yang selalu di ucapkan oleh Dzaky sambil mendekap tubuh Jovi dengan bahunya yang naik turun, menandakan bahwa cewek itu sedang menangis.

Setelah dirasa Jovi berhenti menangis, Dzaky segera mengajak pulang.
"Pulang aja yuk. Istirahat. Pasti kamu capek abis nangis." ucap Dzaky yang hanya dibalas anggukan Jovi.

Mereka segera berjalan ke parkiran tempat Jovi memarkirkan mobilnya tadi pagi. Setelah sampai di depan mobil Jovi, "Kunci kamu mana Vi?"tanya Dzaky

"Buat apa?"tanya Jovi balik.

"Ya buat nganterin kamu lah."

"Emang bisa?"ejek Jovi.

"Eh.. eh.. Biarpun aku cupu kayak gini ya, aku juga bisa kali cuma ngendarain mobil aja. Ya udah mana kuncinya"jawab Dzaky yang sengaja ingin membuat Jovi tertawa. Dan benar saja Jovi tertawa karena kepedeannya Dzaky.

"Ha.. ha.. ha.  Ya udah ini. Tapi awas ya kalau nabrak. Ini nobil kesayangan gue. Gue juga nggak mau mati sekarang"ancam Jovi

"Iya iya"

Dan bagaimana tas mereka? Jovi sudah wa sama Laura, kalau nanti udah waktunya pulang, suruh bawa tas Dzaky sama Jovi kerumahnya.

Mereka segera masuk ke mobil. Dan kali ini Dzaky yang jadi supirnya. Dzaky mengendarai mobil ke arah rumahnya.
"Kita ke rumah aku dulu ya. Kamu nggak papa kan pulang sendiri dari rumah aku?"tanya Dzaky.

"Udah, nggak papa kok."

Setelah sampai di rumah Dzaky, mereka turun. Dzaky menawarkan Jovi untuk masuk terlebih dahulu. Tapi Jovi menolak dengan alasan hari minggu aja biar puas.Jovi kembali masuk ke mobil. Bukan ke arah jok penumpuang depan seperti tadi, tapi kini ia duduk di jok pengendara. Karena ia akan pulang sendiri ke rumahnya. Saat akan berjalan, Jovi membunyikan klaksonnya sebagai ucapan selamat tinggal kepada Dzaky.
.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung.....

Aku tunggu ya vote dan comentnya.

See you

Fake Nerd BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang