five

709 30 9
                                    

"Biar lo nggak kepikiran sama tu cowok,mendingan lo sama gue aja!"ucap Kevin ngaco.

"Uhuk..uhuk... ."gue yang sedang minumpun tersedak karena kaget dengan omongannya.

Kevin yang lihat gue tiba-tiba tersedak segera berdiri menghampiri gue untuk menepuk-nepuk punggung gue.
"Eh .. eh . Lo nggak papa kan Vi?"tanra Kevin panik.

"Nggak. Nggak papa. Emmm... maksud dari perkataan lo tadi apa ya?"tanya gue.

"Nggak. Lupain aja perkataan gue barusan!"jawab Kevin seraya duduk kembali.

Setelah selesai makan, Kevin segera mengantarkan gue pulang. Bukan pulang ke rumah,tapi ke supermarket tadi karena mobil gue masih disana.
Di tengah perjalanan, kami dicegat oleh dua orang preman.Kevin langsung aja keluar untuk ngehajar mereka, tapi ia malah kena tonjok di bagian pelipisnya hingga lebam. "Haduuhh...mau jadi pahlawan tapi malah kena tonjok haha ha geli gue" ucap Jovi dalam hati.
Gue langsung keluar untuk ngelawan preman itu. Awalnya Kevin kaget karena gue ikut keluar. Gue nggak peduli Kevin yang kaget, gue pun berhasil ngabisin kedua preman itu tanpa bantuan siapapun. Kevin yang melihatnya cuma bisa melongo karena gue yang menang atas perkelahian ini.

Gue menghampiri Kevin.
"Ayo ke mobil. Gue obatin dulu pelipis lo!"suruh gue, dan dia hanya nurut.

Karena dirasa lukanya sudah agak mendingan, Dzaky ngajak pulang sekarang. Dan juga karena hari udah malam.

Sesampainya di supermarket, gue berterimakasih atas tumpangan dan juga traktirannya. Segera gue masuk ke dalam mobil gue. Di perjalanan pulang, gue masih kepikiran dengan ucapan Kevin tadi. Maksudnya mendingan gue sama dia tadi apa ya???.
Tau ah. Bingung gue. Mendingan setelah sampai rumah nanti, gue langsung berendem aja kali yah. Pasti seger deh sama bisa ngilangin capek gue.

Jovi pov end

Di sisi lain terlihat seorang cewek yang sedang memarahi anak buahnya yang gagal buat nyelakain targetnya. Karena targetnya begitu kuat yaitu Jovi.
"Kalian gimana sih. Kerja nggak becus. Nih gaji kalian. Huhh."ucap cewek itu dengan nada kesal sembari memberikan bayaran kepada preman tersebut.

"Makasih bos" ucap kedua preman tersebut.

Dzaky pov
Waktu gue sama Jovi lagi makan di cafe, gue seneng banget. Karna apa? Karna dia bilang gue yang bisa buat dia tertawa lagi. Dan lagi jika gue nggak pake kacamata, katanya ganteng. Hihihi.... Kok gue seneng ya. Apa gue udah jatuh cinta sama dia? Entahlah pokoknya gue seneng hari ini.

Tapi dalam perjalanan menuju supermarket untuk mengambil mobil Jovi, ada 2 preman yang ngehadang mobil gue. Gue langsung keluar ngehajar dia. Tapi malah gue yang kena tinju tepat di pelipis kiri gue. Tau nggak rasanya gimana? Rasanya tuh sakit bener dah. Tapi yang mengejutkan bagi gue, Jovi ikut keluar buat bantuin gue dan sekarang Jovi menang tanpa tersentuh sedikitpun oleh preman itu.

Setelah urusan preman selesai, dia mengobati luka gue dengan hati-hati. Karena udah agak mendingan, gue ngajak pulang saat itu juga.

Sesampainya di supermarket dia berterimakasih ke gue. Gue langsung aja pulang karena ini udah malam banget. Pasti saat sampai rumah gue langsung dihadiahi dengan ceramahan mama gue. Dan benar dugaan gue.

"Dari mana saja kamu Dzaky?"tanya mama.

"Dari supermarket lah ma"jawab gue santai buat ngehindari kalau gue boong.

"Nggak mungkin Dzaky. Ini udah jam 8 malam. Tadi kamu berangkat jam berapa sayang. Jam 5 kan? Nggak mungkin dari jam 5 sampai jam 8 kamu di supermarket. Jadi kemana aja kamu tadi? Hah!! Jawab Dzaky!"geram mama gue.

"Oke oke ma. Dzaky bakalan jujur sama mama. Hufft. Tadi Dzaky ketemu sama cewek yang aku suka ma. Aku nggak mungkin sia-siain itu. Akhirnya aku ajakin aja makan ke kafe duluan. Sekalian pdkt"jawab gue panjang, gue langsung mengecilkan suara ketika mengucapkan pdkt. Tapi mama gue malah senyam-senyum nggak jelas. Aneh.

"Oh ya udah. Siapa namanya?"tanya mama gue.

"Namanya Jovi. Jovita Surya Calista. Emangnya kenapa ma?"

"Enggak. Nggak papa. Ya udah sekarang kamu mandi gih, habis itu makan malam. Belanjaan mama mana?"

"Itu. Ada di bagasi mobil ma. Ya udah, Dzaky ke atas dulu ya ma."pamit gue.

"Iya"

Gue langsung aja mandi. Selesai mandi, gue turun untuk makan malam. Di sana udah ada mama, papa, sama adek kembarku.
Gue langsung aja duduk di depan mama papa gue.

"Dzaky, besok papa sama mama mau makan malam kerumah sahabat papa sama mama dulu besok. Kamu ikut ya. Berangkat jam 7. Pakai jas yang udah disiapin sama mama ya."jelas papa gue.

Gue bingung. Karena cuma mau makan malam bareng aja gue disuruh pake jas. Ada apa ini?

"Kenapa pakai jas pa. Emangnya harus banget ya?"tanya gue.

"Ya harus dong sayang. Ini kan acara kamu."timpal mama gue

"Kok acara aku sih ma?"tanya gue karena gue tambah bingung yang katanya besok itu acara gue.

"Udah ikutin aja!"suruh papa.

Gue hanya ngangguk.

Dzaky pov end

Di tempat lain tepatnya di rumah Jovi. Jovi merasa ada yang aneh sama kedua orang tuanya. Karena tiba-tiba mereka menyuruh Jovi untuk dandan yang cantik besok.
"Sayang, besok kan sahabat mama mau datang, kamu dandan yang cantik ya. Pakai gaun yang udah mama siapin. Mereka sampai sini jam 19:30."suruh Tari

"Emangnya ada acara apa sih?"tanya Jovi.

"Cuma makan malam kok."jawab Tari.

"Oooo. Ya udah."

Jovi segera makan yang telah diambilnya tadi. Karena memang percakapan tadi Jovi dan orang tuanya berada di meja makan.
.
.
.
.
.
.
.
.

Bersambung....

Happy reading.....
Ditunggu ya vote dan commentnya

Udah dulu ya nulisnya
Capek hi hi hi.....

See You

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 06, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fake Nerd BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang