15 (Revisi)

20.6K 792 7
                                    

Yang mau pesan versi Novelnya bisa DM ig Nezhapublisher atau pesan di Shopee bookstore nezha (nengistifauziah) (0895-0451-4685). Ayo buruan pesan versi novelnya😊
___________________


Setelah selesai dengan tugas mencari nama pohon di kampus ini, akhirnya mereka semua diperintahkan kembali untuk berkumpul seperti semula.

Jam sudah menunjukkan kearah angka empat sore, bertanda bahwa mereka akan pulang ke rumah masing-masing.

Di sini, Adiba terus mencoba menghubungi nomor Abizar tetapi yang menjawab hanya suara operator saja.

Berdiri di depan halte dengan seorang diri, membuat dirinya sedikit takut.

Tin tin..

Suara klakson motor terdengar seperti kearahnya dan ketika Adiba melihat siapa pemilik motor itu ternyata itu motor Azka. Kakak tingkatnya.

"Eh lo cewek bercadar, Adiba kan?" Azka menghampiri Adiba yang masih meliriknya.

"Eh kak Azka, ngapain kak?" Adiba heran mengapa kakak tingkatnya itu menghampirinya.

"Menurut lo, gue ngapain di sini?"ujar Azka.

"Gak tau" balasku sambil menunduk

"Tau ah, kok lo gak pulang?" tanya nya

"Pulang kok, lagi nunggu angkutan kak " jawab Adiba yang sibuk memperhatikan jalan.

"Ini itu udah sore banget, mana ada angkutan lewat, aneh lo!" Cetus Azka yang membuat Adiba gelisah.

"Mana saya tahu kak" tutur Adiba.

"Oh, yauda lo pulang bareng gue aja!"pintanya.

Hal itu membuat Adiba melotot secara sepontan kearahnya, lalu dengan segera menundudukan pandangan lagi.

"Tidak usah kak, Diba naik taksi aja" tidak mungkin, ia pulang dengan laki-laki lain, yang ada bisa salah paham.

"Taksi gak lewat juga kalau udah sore" ujar Azka sambil melirik kearah Adiba yang terlihat bingung.

"Uda buruan deh lo naik, mau sampai kapan lo di sini" pinta Azka.

Dengan keadaan darurat mungkin tak apa bukan?

Dengan rasa cemas Adiba pun naik keatas motor dengan hati-hati. Tas Adiba menjadi batasan agar tidak tersentuh.

"Jangan mengebut ya kak" lirih Adiba.

"Hmm" dehemnya

"Semoga tidak terjadi masalah ketika sampai rumah" batin Adiba yang sudah gelisa sedari tadi.

.
.
.
.

Ketika Adiba sampai di perkarangan rumah, ternyata Abizar juga baru sampai rumah. Adiba langsung saja turun dan merasa takut jika suaminya nanti marah padanya.

Bizar langsung ke luar dari mobilnya,  karena melihat istrinya yang pulang diantar oleh laki-laki lain, selain dirinya. Ada rasa kecewa di wajah Abizar karena melihat istrinya bersama lelaki lain.

"Mas Bizar" ucap Adiba sambil menyalami tangan suaminya.

Bizar hanya memasang wajah datar dan sepertinya dia menahan rasa emosinya. Dia hanya melirik Adiba sekilas, kemudian membuka gerbang lalu masuk dalam mobil dan memasukkan di garasi. Diba hanya diam dan menunduk.

"Eh, lo kenapa?" tanya Azka

"Enggak kak " jawab Adiba

"Yauda gue pamit dulu ya, salami buat abang lo. Ternyata muka abang lo seram juga ya. Ngerih gue." Serunya.

"Iya kak, makasih ya" ucap Adiba

"Sama-sama. Assalamu'alaikum" ucapnya

"Wa'alaikumussalam" jawab Adiba

Setelah Azka pulang, Adiba masuk dan melihat suaminya yang sudah duduk di sofa.

"Siapa dia? Pacar kamu?" Tanya Abizar dengan nada tegasnya.

Diba terkejut dengan pertanyaan suaminya itu

"Bukan, Mas. Dia hanya senior, Adiba" ucap Adiba.

"Apa pantas kamu pulang bersama laki-laki lain, selain muhrim mu?" Tanya Bizar dengan nada tegas.

"Hiks hiks.. enggak, bukan begitu. Tadi Diba sudah nelepon Mas, tetapi tidak di angkat" jelas Adiba.

"Baterai saya habis, apa tidak ada kendaraan lain, Adiba?" Tanya Abizar.

"Ti-tidak ada, Mas. Kalau sudah sore kendaraan tidak ada yang lewat. Maafin Diba, hiks hiks." Jelasnya.

"Hem, pergilah ke kamar." Pinta Abizar kepada istrinya itu.

Abizar benar-benar pusing saat ini. Ia memijat keningnya secara perlahan.  Tugas kantor banyak ditambah dengan kedatangan Azizah tadi dan masalah istrinya yang di antar oleh lelaki lain.

"Arggg" teriaknya.

ADIBA  (TERSEDIA DI SHOPEE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang