senyuman

33 4 0
                                    

~~~
"Sudah setahun kamu tinggal didaerah ini, baru kali ini aku mengenal dan berbicara denganmu" ucap dia bersejajar dengan sepedaku.
Aku tidak menjawab. Tidak tahu ingin berbicara apa karna aku tak biasa untuk berbicara banyak.
"Kamu pendiam ya orangnya" ucap van disela goesnya.
Dan rasanya ingin kujawab
"iya diam kepada siapapun, kecuali dia" tapi tidak berani kukatakan seperti itu.
"tidak kok" ucapku sambil sedikit mengangkat bahu
"Ohiya, aku belum tahu kamu kelas berapa? Sekolahmu dimana?"
Lagi-lagi aku tak menjawab, membiarkan mata ini fokus kedepan dengan mulut ditutup rapat-rapat dan kaki yang menggoes sepedanya perlahan.
"Aku kelas 12 SMA, di SMA Binamulya. Besok aku Ujian loh"
"Kalau besok Ujian kenapa tadi main bola? Kenapa ngga belajar?" Akhirnya akupun merespon ucapannya. Karna begitu gemas, besok ujian bukannya belajar malah bermain bola.
Tapi entahlah tadi di tas dia ada sedikit buku tebal. Entah dia habis belajar atau dia hanya membawanya untuk berbohong.
"Tadi aku habis belajar di sekolah"
"Bukan sedang berbohongkan?"
"Tidak sama sekali. Aku tidak suka berbohong. Untuk pelajaran aku tak ingin memusingkan, aku sudah pintar" ucapdia sambil tertawa.
Sungguh pemandangan yang begitu indah. Suara tawanya, mata sipitnya saat tertawa, dan giginya yang begitu rapih nan putih. Dan ditemani langit sore yang amat jingga. Aku berterimakasih pada semesta untuk hari ini karena dia hari ini menjadi hari yang begitu indah.
Aku melepas tangan kiriku menyentuh bunga matahari kecil yang ada dipinggir jalan sambil menggoes pelan sepeda dan tersenyum.
"Senyum frey buat van deg-degan."
"Aku tidak tersenyum kepadamu"
"Tapi tetap saja aku melihat senyummu"
"Darimana kamu bisa melihatnya. Kalau sedang berkendara jangan gatel matanya"
"Frey kalau butuh teman cerita van siap dengerin"
"Ah apaansi van. Eh sorry, kalau kamu kelas 12 sepertinya aku harus panggil kamu 'kak'. Tidak sopan juga kalo hanya panggil nama"
"Tidak perlu kak. Biar saja panggil nama, aku lebih suka seperti itu."

Saat melewati pasar aku menengok sana sini membaca satu persatu jajanan yang ada dipinggir pasar. Karna padat dengan kendaaran bermotor dan pejalan kaki. sesekali kita berhenti untuk menunggu macetnya pasar, saat disela berhenti dia tiba-tiba menyenggol lenganku
"Ingin beli sesuatu?" Ucap dia mendekat sedikit kearahku, mungkin supaya terdengar suaranya.
Aku tidak menjawab pertanyaannya dan aku memilih membelokkan sepeda di salah satu tempat penjual minuman berasa dan bersoda sedikit. Memesan satu minuman lalu membayarnya. Dia tidak membelinya, dia hanya menemaniku. Lagi, aku membelokkan sepedaku ketempat penjual donat. Lagi-lagi dia tidak membelinya, tetapi saat aku ingin membayarnya dia lebih dulu mengasih uang kepada ibu penjualnya. aku menolaknya tetapi dia bilang tidak ada penolakan, akhirnya aku mengalah saja. Aku dan dia berhenti disalah satu kursi kosong, beristirahat sebentar dan aku membuka bungkus donatnya lalu menawarkan dia tetapi dia malah menggeleng...

"Yaampun aku lupa" aku berbicara saat aku menusuk sedotan ke gelas minumanku
"Kenapa frey? Tidak suka rasanya?"
"Bukan, aku belum meminumnya"
"Lalu?"
"Aku lagi datang bulan dan aku meminum soda"
"Yasudah jangan diminum"
"Lalu minuman ini dikemanakan?"

🎧
Hay teman-teman jangan lupa untuk divote ya. dikomen juga ya soalnya aku bener-bener baru belajar hehe. Kita sharng aja gimana enaknya hehe.
Oke, salam hangat.
'From: frey :)

Van dan FreyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang