bunga matahari🌻

45 5 0
                                    

Dia tak menjawab, hanya memperhatikanku lama dan tak beralih. Detik berikutnya aku tersadar tak terasa waktu begitu cepat, jinggapun sudah berubah warna. Aku bangkit dan mengakhirnya untuk bergegas pulang.
"Kita akan bertemu lagi?"
"Tidak mungkin" akupun berlalu meninggalkan dia yang masih berdiam.

****
"Hay, frey"
Ini adalah pertemuan yang kedua. Sebenarnya kita ini saling mencuri pandang, saat kita tak sengaja keluar rumah. Hanya saja kita tak saling sapa apalagi saling bicara.

Dan sekarang, minggu berikutnya dia menyapaku kembali, sama seperti minggu lalu. Iya, dia menyapaku saat sedang bersepeda disore hari ini. Tetapi dia sedang tidak bermain bola. Dia hanya bersepeda biasa, dan kita bertemu tidak sengaja dijalan. Dia menyapaku, dan aku hanya membalas dengan senyuman. Aku bukan bermaksud sombong karena tidak membalas sapanya, hanya saja aku tak suka lebih banyak bicara dan bersikap.
"Aku ingin mengajakmu kesuatu tempat, kamu mau?"
Memberhentikan sepeda di pinggir jalan dekat dengan taman kanak-kanak.
"Kemana? Jangan yang aneh-aneh deh"
"Ikut saja. Aman kok"
Akhirnya akupun mengikuti dia. Bersepeda beriringan. aku bernyanyi pelan ternyata dia mendengarnya dan mengikuti apa yang ku nyanyikan.
Saat dia memberhentikan sepedanya disuatu tempat aku mengikutinya. Aku melepas headset yang ada ditelingaku dan menaruhnya disaku celanaku.

Ternyata dia memberhentikan sepedanya di sebuah tanahlapang yang bersih dan bebas untuk melihat langit apalagi senja sore. Disamping tanahlapang terdapat banyak bunga matahari yang begitu indah. Bukan bunga matahari kecil yang ada dipinggir jalan, tapi memang bunga matahari yang sepertinya dirawat dengan hati-hati. Aku segara turun dari sepeda untuk menghampiri bunga matahari itu, lalu menyentuhnya sebentar.
"Ada yg merawat bunga matahari ini?" Tanyaku pada van yang masih menaruh sepedanya disamping sepedaku. Lalu van menghampiriku dan memetiknya satu bunga mataharinya.
"Loh kok dipetik? Memang tidak ada yang marah?"
"Tidak ada. Sudah tidak ada yang merawatnya. Sebelumnya sih ada, tapi aku dengar-dengar yang merawatnya ini sudah meninggal. Dan tidak ada lgi yang merawatnya"
"Tapikan jangan dipetik juga"
"Buat kamu" bunga itu dikasihkan untukku dan aku menerimanya lalu memcium harumnya bunga. Benar-benar cantik padahal tidak ada yang merawatnya.
"Cantik ya. Padahal tidak ada yang merawatnya dan menjaganya." ucapku sambil tersenyum kepadanya.
"Sepertimu, cantik. Mungkin bunga itu tumbuh agar kamu bisa melihatnya lalu kamu tersenyum. Atau mungkin bunga itu tumbuh agar dia bisa melihat bahwa akan ada orang cantik yang kesini dan memujinya. Tahu tidak? Sebelum kamu kesini dan semenjak sudah tidak ada yang merawatnya, bunganya tidak secantik seperti ini loh"
"Ah ya? Tapi kataku ini begitu cantik. Aku suka"
Aku mengambil tempat untuk duduk untuk memandang langit yang akan merubah warna menjadi jingga. Vanpun sama mengambil posisi untuk duduk, disampingku.
"frey, kapan terakhir kali kamu tersenyum?"
"detik yang lalu, kan kamu melihatku tersenyum tadi"
"ada yang sedang frey sembunyikan? Senyum yang tadi terlihat begitu beda"
"apasih van, setiap hari aku tersenyum"

Tak ada lagi perbincangan. Kita sibuk menyibukkan diri hanya untuk sekedar menatap langit.

🌻
Hay gaes... ini adalah pertemuan mereka yang kedua ya. Berarti part sebelumnya baru pertemuan pertama, panjang ngga sih ya? Hehe... dan pasti akan ada pertemuan-pertemuan yang tidak tahu pastinya bagaimana ..
Jangan lupa untuk di vote dan komen ya❤
Salam hangat...
'From: Van dan Frey

Van dan FreyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang