3. lelah

86 13 3
                                    

Kelas 11 ipa 1 telah menyelesaikan beberapa pelajaran dengan baik,namun tak sebaik suasana hati Senja. Ia memikirkan Fajar, cowok nyebelin yang baru ia kenal tadi. Dia selalu terbayang-bayang kejadian yang terjadi di kantin saat istirahat. Sampai-sampai dia mengacak rambutnya frustasi.

Di tengah jam pelajaran terakhir yaitu pelajaran fisika, Senja menanyakan kepada Medilla perihal Fajar.
"eh dil,,lu kenal Fajar?" Senja mendekatkan tubuhnya ke Medilla namun matanya masih fokus ke papan tulis. Medilla menatap Senja sekilas lantas berbalik untuk kembali mencatat tentang cahaya.

"Fajar yang tadi ribut sama lu di kantin? Ya kenal lah njaaa...siapa sih yang ga kenal dia?. Ketua tim basket,tinggi,ganteng,keren,manis, soleh pula. Hampir semua cewek di sini kagum sama dia... Emang kenapa sih?" Medilla menjelaskan namun suaranya tertahan agar tak di marahi oleh bu laila selaku guru fisika.

"kok gw ga tau ya?" Senja heran kepada dirinya sendiri karena tak tau apa2 tentang cowok itu.
" ya karena lu sibuk sama kegiatan lo yang numpuk itu,maybe" Medilla menjawab malas.
" Lah kok gw? Bodo lah,, ga penting juga gw tau tentang cowok nyebelin itu" Senja menekuk wajahnya, Medilla tak menjawab ucapan Senja lagi.

Di belakang meja Senja dan Medilla ternya Putri diam-diam memperhatikan obrolan kedua sahabatnya,namun memilih untuk diam,karena tugas nya itu belum selesai.
Tak lama setelah mereka berbicara, bel pulang pun di bunyikan. Anak-anak bersorak senang dan bersemangat karena terbebas dari pelajaran yang bisa membuat otak meledak dan mengeluarkan asap.

Lain dengan Senja, perempuan itu membereskan bukunya denga malas, dan diam melamun di kursinya. Seperti ada masalah yang dia fikirkan. Putri menghampiri meja Senja dan Medilla.

"Eh dil,lu pulang naik apa?" Putri berdiri disamping Medilla sambil mengetuk ngetuk ponsel nya.
"Ga tau nih...ayah gw gabisa jemput,,katanya ada meeting" jawab Medilla dengan wajah malas.
"bareng gw aja yuk,gw di jemput bunda gw nih" Putri memberi usul
"beneran gak apa-apa? Nanti ngerepotin Put.." Medilla berhadapan dengan Putri
"Ya elah...ga apa-apa kali dil...kaya yang ke siapa aja" Putri meyakin kan Medilla untuk pulang bareng dengan nya.

Medilla pun mengangguk,Namun Senja dari tadi hanya diam dan melamun seperti ada yang dia fikir kan.
Putri dan Medilla menatap Senja penuh tanya,masalahnya ini bukan pertama kalinya,namun sudah beberapa bulan kebelakang setelah kematian bunda nya, Senja selalu seperti ini. Ya,,6 bulan yang lalu,bunda nya telah meninggal dunia karena penyakit asma yang di derita.

Senja sangat terpukul atas kejadian itu,karena bundanya yang selalu ada untuk nya saat ayah sedang bekerja ke luar negri.
Ayah Senja amat mencintai istrinya. Namun ia tak boleh egois,,,bagaimana pun Senja masih membutuhkan sosok ibu. Ayah nya memutuskan untuk menikah dengan desi teman SMA nya dahulu. Awalnya Senja masih bisa terima dangan semua nya, namun ternyaya ibu tirinya itu memperlakukan Senja dengan tidak senonoh.
Senja selalu mendapat perlakuan kasar dari ibu dan adik tirinya.

"Senja,senja,SENJAAAAAA" Medilla menguncang guncang bahu Senja yang tengah melamun. Senja tersadar lalu menatap kedua teman nya itu dengan wajah bertanya.

"Kenapa,ada apa,bagaimana,mengapa?" Senja melebih lebihkan
"Lebay nya keluar lu,,,,udah kaya wartawan aja pertanyaan lu" Putri memalingkan wajah dan dibalas dengan cengengesan oleh Senja.
"Lu kenapa sih njaaa..gw panggil-panggil dari tadi malah diem aja. Coba cerita klo ada masalah,,siapa tau bisa kita bantu" Medilla menyentuh pundak Senja memberi ketenangan. Putri mengangguk menyetujui.

Senja hanya menatap bergantian kedua teman nya lalu hanya memberi sekilas senyum tulus dari hatinya. Senja bangkit dari kursinya.
"ga apa-apa kok dil,,put..Gw baik-baik aja. Gw cuma capek. Ayo pulang, gw harus ngajar anak-anak ngaji di mesjid deket sekolah" Senja mengambil tas lalu menarik lengan kedua sahabatnya untuk meninggalkan kelas.

Imposible With You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang