AWAL AKU MENGENALMU

3 0 0
                                    

Pada dasarnya setiap sekolah memilki tradisi masing masing. Dan sekolahku memilki tradisi Tadarus disetiap paginya. Dipimpin oleh salah satu anak Rohis yang akan mengaji dipusat informasi. Membuat suaranya terdengar bahkan hingga ujung sekolah.

Siapa sangka, suara itu kini menjadi sarapan setiap pagi bagi siswa/i sekolahku. Ini adalah sebuah pujian! Suaranya sangat indah bahkan kicauan burung pagi pun akan kalah saing.

“Suaranya bagus. Gue jadi gafokus baca Qur’an. Salfok sama suara dia.”

Itu adalah ucapan dari teman sebangku saya. Tidak perlu tahu namanya, hanya saja kita bukan lagi teman. Tapi masih satu kelas. Dan bukan teman.

“Dan gue jadi gafokus ngaji karna lo ngomong terus.”

Jawabku beralibi. Sejak awal memang aku hanya mendengarkan suaranya. Bahkan aku tidak menscroll down layar ponselku padahal sudah berganti ayat.

Ah! Seandainya aku punya rekaman saat dia melakukan tadarus pagi. Aku pasti akan menunjukkannya pada kalian. Eh, tapi, aku punya rekaman suara dia yang diunggah diakun social medianya. Ingin dengar?

Aduh! Sayang sekali aku tidak bisa melampirkannya. Tapi, aku janji, suatu saat akan aku tunjukan pada kalian seberapa indahnya suara dia. Ingat, jangan naksir juga. Aku sudah peringatkan.


Pada bel istirahat pertama, aku bersama teman temanku langsung lari menuju kanti dari lantai 4. Bisa kebayang? Ini adalah salah satu perjuangan kami agar tidak kehabisan makanan. Mempunyai kelas dilantai paling atas memang sdikit menyiksa.


Ketika kamu haus, kamu akan pergi ke Business Centre untuk membeli air. Dan karna kamu sudah haus sekali, kamu langsung meminumnya dan hanya menyisakan botol juga tutupnya. Kemudian kamu kembali lagi kekelas, hingga sampai kelas kamu akan merasakan haus lagi karna menaiki banyak anak tangga. Dan ditambah lapar. 

Jujur, aku pernah mengalami nya. Tidak hanya sekali dan itu membuatku sedikit frustasi berada dikelas paling atas.

Dan kini, kami sudah berpindah kelas menjadi di kelas lantai dasar. Tetapi, jika ada pertukaran kelas, dan kami disuruh pindah kelantai 4, maka kami akan memilih duduk dipinggir lapangan.

Berhamburan seperti anak murid yang tidak memiliki kelas.

Ah, mungkin sudah cukup bercerita tentang kelas. Kini kembali kecerita.


Teman sebangku ku terus saja menunjuk kearah lelaki dengan postur tubuh tinggi dan kulit sawo matang saat kami tiba dikantin dan sedang memesan ayam bumbu kuning.

“Itu yang tadi pagi ngaji, Noy.”

Katanya. Dan aku tertarik untuk melihat bagaimana rupanya. Apa seindah suaranya? Atau lebih indah? Atau.. atau sebaliknya?

Dan memang. Tuhan tidak pernah mengecewakan. Aku pernah jatuh cinta pada pandang pertama saat Sekolah Menengah hanya dengan melihat dia berjalan ke depan kelas untuk memperkenalkan diri. Saat itu, kami baru saja selesai MOS.

Dia terlihat sangat tampan dengan rahang yang tegas, alis tebal, kulit sawo matang, dan juga suaranya yang terdengar sangat matang. Aku jatuh cinta pada saat itu juga.

Kini terulang lagi pada saat aku berada di Sekolah Atas. Dan masih berstatus siswa baru. Mendengar suaranya aku terdiam. Melihat wajahnya, senyum yang diseratai lesung pipi.. aku jatuh cinta, lagi. Pada pandangan pertama.

Apa aku sebegitu mudahnya jatuh cinta? Hanya karna suara dan wajahnya?

“Namanya Dimas.”

Teman ku menarikku kembali pada dunia nyata saat aku hampir saja tertarik oleh magnet yang dia simpan dalam senyumnya.

Tapi tidak apa, kini aku jadi tahu siapa namanya.

Dimas, AP І.



05 April 2019

Retno,
Have a secret crush.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 05, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Is It About You.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang