Cold 4 : Anak? Ayah?

35.4K 1.3K 21
                                    

Alex selesai dengan ucapannya. Dia menatap Annabelle yang masih terdiam syok dengan tatapan seriusnya.

Annabelle menelan ludah susah payah. Dia menatap Alex. "Alex, kumohon menikahlah denganku."

Alex melotot, bukan karena menolak namun lebih pada tidak percaya dengan apa yang didengarnya setelah penjelasannya barusan. "Anna... Kau akan mempertahankan bayi ini?" tanya Alex dijawab anggukan Annabelle. "Setelah apa yang kujelaskan tadi?"

Annabelle tersenyum kecil. "Kau bilang ada 2 nyawa di sini."

"Itu belum pasti. Hanya perkiraanku saja. Janinmu belum terlihat."

"Tetap saja aku akan mempertahankan nyawa baru ini."

Alex menatap Annabelle lekat. "Anna..."

"Kumohon, hanya sampai anak ini lahir, Lex," kata Annabelle sambil tersenyum lirih dengan air mata yang tak hentinya turun. "Kumohon... Ini terakhir kalinya aku meminta bantuanmu, Alex-ku, sahabat terbaikku."

"Itu karena kau tidak punya teman lain." Gerutu Alex.

Annabelle tertawa. "Kau benar. Maka dari itu, bantulah aku lagi. Sebagai satu-satunya sahabat yang kupunya di sini."

Alex menghela napas panjang dan menganggukan kepalanya dengan senyum sedih. "Baiklah, calon istriku."

Annabelle segera memeluk Alex dengan erat. Matanya terpejam rapat dan air mata tak henti mengalir di matanya yang terpejam.

***

Berita Annabelle dan Alex yang akan menikah menyebar ke seluruh penjuru rumah sakit. Ada beberapa orang yang senang dengan hal tersebut namun lebih banyak didominasi oleh ketidaksenangan dari warga wanita kebanyakan. Sedangkan para wanita yang sudah berumur mendukung Annabelle dan Alex. Mereka bahkan mengatakan jika Annabelle sangat cocok bersanding dengan Alex dan mereka sudah memperdiksi jika Annabelle akan menikah dengan Alex.

"Hari ini, kita akan fitting pakaian." Kata Alex sambil mengeluarkan majalah dari tas dan menyimpannya di atas permukaan meja tepat di hadapan Annabelle yang sedang menyedot air mineralnya. Saat ini, mereka sedang berada di kantin rumah sakit.

Annabelle menganggukkan kepalanya dengan patuh. Dia membuka lembar demi lembar majalah di hadapannya. "Cepat sekali. Memangnya, kapan kita akan menikah?"

"Kau tidak perlu tahu. Ikuti saja perintahku. Lebih cepat lebih baik agar aku bisa mengawasimu lebih ketat." Jawab Alex yang membuat Annabelle cemberut maksimal.

"Aku bukan anak kecil yang harus selalu diawasi."

"Ya. Katakan itu pada wanita yang menangis hanya karena Spongebob yang dikerjai oleh Mr. Krab."

Annabelle makin cemberut mendengarnya. "Tapi aku menuruti perintahmu yang menyuruhku jangan makan ini, makan itu, minum ini, minum itu, jangan begini, jangan begitu, harus ini, harus itu dan bla bla bla."

Alex terkekeh pelan dan meminum air di gelas yang sama dengan Annabelle. "Kau menggemaskan saat menurut."

"Aku selalu menggemaskan, Alex-ku." Kata Annabelle sambil mengibaskan rambutnya.

"Kau ada operasi hari ini?"

"Ada sebentar lagi."

"Baiklah kalau begitu, aku duluan. Aku ada janji sebentar lagi. Pulang ini kita ke tempat fitting pakaian pernikahan, oke?"

"Baik baik."

"Oh ya, aku lupa," kata Alex sambil mengeluarkan sebuah sandal capit di dalam tasnya. "Ini namanya sandal capit. Edisi spesial hanya ada di negara Indonesia. Mama bilang kau harus menggunakannya ke mana pun. Jangan pakai high heels."

Cold Devil [#TDS2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang