Hari 1

58 5 0
                                    


"Jam delapan malam aku meminta izin kepada ummi untuk berkumpul dengan teman temanku. Ummi mengizinkanku dan aku pun pergi ke rumah temanku yang tidak terlalu jauh. Kami merayakan ultah oppa yang merupakan salah satu member dari boyband korea kesukaanku. Kami saling tertawa dan berbahagia bersama. Sampai aku lupa bahwa malam ini adalah malam 1 ramadhan. Tapi tidak hanya itu. Abi tiba tiba datang dan memaksaku pulang. Dengan wajah abi yang sangat marah sempurna menghentikan acara, dan semua pandangan tertuju padaku."

.......................................................
........

"Aisyah ayo bangun, sahur." Seorang wanita paruh baya mengetok pintu kamar Aisyah. "Aisyah ini ummi." Ya wanita paruh baya itu adalah ummi Aisyah.
"Tidak bisanya Aisyah belum bangun?" Perempuan yang berusia empat puluh tahun itu terlihat berfikir. "Aisyah." Dia kembali mengetok pintu kamar Aisyah. Karena merasa tidak dapat jawaban, ummi Aisyah segera membuka pintu kamar Aisyah.

Kosong. Dikamar yang berukuran 4x5 itu tidak ada Aisyah. Ummi yang melihat itu langsung berteriak tidak karuan. Sedangkan, Abi Aisyah yang mendengar teriakan ummi hanya diam tanpa ada wajah panik sedikitpun.

"Bagaimana ini bi? Aisyah tidak ada dikamarnya. Bagaimana kalau terjadi apa apa dengan Aisyah." Ummi terlihat begitu panik karena anak satu satunya tidak ada dikamar.

"Palingan dia ada di pesantren. Biarin saja anak durhaka itu." Ucap abi dengan langsung duduk dikursi untuk sahur.

Ummi yang mendengar itu hanya bisa diam dan berharap apa yang baru saja dibilang oleh suaminya itu benar.

.

.

Aisyah

Malam ini, sekitar jam 00.00 aku pergi dari rumah. Aku tidak ingin bertemu dengan abi lagi. Abi jahat. Aku benci abi. Karena tidak tau mau kemana, akupun pergi ke pesantren. Pesantren milik abi. Setidaknya, aku tidak bertemu dengan abi disana.

Pengurus pesantren yang melihatku tanpa disuruh langsung memberiku kunci kamar.

Dulu, aku pernah tidur di pesantren. Bukan aku kabur, tapi saat itu aku sedang menghafal ayat ayat alquran dan aku tidak ingin diganggu oleh siapapun. Tapi, kali ini berbeda karena, kali ini aku kabur dari rumah. Aku tidak ingin melihat wajah abi lagi. Dan aku pun tidak perduli jika satu pesantren membicarakanku.

.

Hari menunjuk pukul empat dini hari. Suara adzan pertama terdengar dari masjid yang  berada di tengah tengah pesantren. Seluruh santriwan dan santriwati terlihat sudah  terbangun dari tidur mereka.  Segera bersiap siap untuk sahur pertama di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini.

Begitu pula dengan Aisyah. Dikamar yang berbeda dengan kamar para santriwan dan santriwati lainnya, dia sudah terlihat bersiap siap. Bagaimanapun keadaan hatinya Aisyah tidak pernah meninggalkan perintah dari Allah SWT. Apalagi sekarang ini adalah bulan Ramadhan. Bulan yang kembali mendekatkan diri umat islam dengan Allah SWT.

Setelah itu, Aisyah pergi menuju ke tempat dimana para santriwan dan santriwati sahur bersama sama. Disana sudah disediakan meja dan kursi dan beberapa makanan yang banyak.

Aisyah hanya duduk disalah satu meja dengan tatapan kosong. Dia tidak ingin makan. Dia bangun hanya untuk melaksanakan shalat shubuh. 

"Aisyah ayo dong makan. Enak loh. Ayo kita makan sama sama." Salah satu teman Aisyah menyuruhnya makan.

"Ngak lah Pen. Lagi ngak lapar." Gadis santriwati yang memakai cadar itu adalah Peny Amaliah. Salah satu dari teman baik Aisyah.

"Loh kok ngak lapar. Ayolah jarang jarang kamu ke pesantren dan kamu ngak mau makan bareng aku?" Peny, dia selalu bisa membujuk Aisyah bagaimanapun itu.

"Baiklah." Dengan malas, diambilnya buah kurma yang ada didepannya. Lalu dimakannya tanpa selera.

"Gitu dong. Nanti kalau kamu kurusan, Oppa kamu itu nanti ngak suka lagi sama kamu."

Deg!

Peny tidak tahu apa yang baru saja terjadi padaku. Peny adalah teman baikku. Walaupun dia tau bahwa aku adalah seorang kpopers, dia selalu mendukungku. Tidak seperti teman santriwatiku lainnya.
Peny. Apakah kamu tau? Abi memarahiku karena aku seorang kpopers. Dia bahkan menamparku. Ingin sekali aku bercerita padamu tapi sepertinya ini belum waktu yang tepat. Maaf ya.

Adzan Shubuh terdengar dari masjid. Semua santriwan dan santriwati yang selesai sahur langsung pergi ke masjid untuk menunaikan Shalat Shubuh berjamaah. Aisyah juga ikut shalat. Dia melakukan shalat dengan khusuk walaupun sesekali di teringat saat kejadian abi menamparnya.

Selesai shalat, Aisyah langsung pergi dari masjid. Di jalan, dia terus terusan mengingat kejadian itu dengan sesekali memegang pipinya. Dia terus saja menangis. Sampai si sebuah taman dia terduduk didekat sebuah bangku. 
Dia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Dia tidak tahan lagi, dia pun menangis sekuat kuatnya.

"Ya Allah. Kenapa? Kenapa aku selalu saja mengingat kejadian itu?" Aisyah menangis sekuat kuatnya.

"Aku benci abi. Aku benci dia. Tapi kenapa? Kenapa sekarang aku seperti ini." Dihapusnya air matanya dan ditatapnya langit yang penuh dengan bintang itu.

"Abi, aku sayang sama abi. Aku sayang kalian berdua. Tapi, tapi kenapa abi tidak mengizinkanku menyukai mereka? Mereka tidak memiliki salah kepada kita. Tapi kenapa abi tidak menyukai mereka? Kenapa abi?" Aisyah tertunduk seketika.

"Ya Allah. Ini adalah Sahur pertama di awal bulan Ramadhan ini. Dan aku melewatinya tanpa mereka berdua. Apakah ini benar ya Allah. Apakah, apa yang aku lakukan ini benar? Apakah salah jika aku menyukai mereka?  Salahkan Ya Allah?" Aisyah kembali menatap langit yang penuh bintang bintang itu.

"Hey." Terdengar suara laki laki dari arah belakang Aisyah.

Aisyah pun menoleh dan melihatnya.

Bukankah dia...
Cowok pengadu

"Assalamualaikum" laki laki itu mendatangi Aisyah.

"Waalaikumsalam" jawab Aisyah tanpa ekspresi.

"Boleh aku duduk?" Cowok itu menunjuk salah satu bangku yang ada di taman.

"Menurut kamu?" Aisyah tidak senang akan kehadiran cowok itu.

"Kamu kenapa Aisyah?"

"Oh ternyata kamu masih ingat sama nama aku? Aku kira kamu udah lupa." Aisyah memandang cowok itu dengan tajam.

"Apa maksud kamu? Kita teman." Cowok itu terlihat bigung dengan perkataan Aisyah.

"Teman? Teman seperti apa kamu. Pengadu, ember, ngak bisa dipercaya dan ngak amanah. Yusuf aku benci sama kamu." Aisyah menaikkan suaranya.

"Soal itu, aku minta maaf. Maafkan aku, aku tidak ada berniat untuk..." belum selesai ucapan cowok yang dipanggil Yusuf itu, Aisyah langsung memotong.

"Apa? Maaf? Kamu pikir, dengan kamu minta maaf semuanya akan kembali seperti semula? Tidak Yusuf. Tidak. Abi sudah memarahi aku dan kamu juga lihat sendiri abi menamparku. ABI MENAMPARKU!" Aisyah menaikkan volume suaranya sembari memegang pipinya yang masih sedikit merah.

"Malam itu kamu tau aku akan bertemu dengan teman kpop aku dan aku juga memintamu untuk tidak memberi tahu abi kerena ummi sudah mengizinkan. Tapi apa? Apa Yusuf? Kamu memberi tahu abi dan membuat aku dimarahi abi." Aisyah berhenti sejenak. Dilihatnya Yusuf sudah tertunduk.

"Kamu mengaku sebagai temanku dan kamu menghampiriku tanpa rasa bersalah. Yusuf apa mau mu? APA!?" Aisyah menghela nafas perlahan. "Sudahlah aku tidak ingin marah. Aku capek."

Sebelum pergi meninggalkan cowok yang bernama Yusuf itu, Aisyah mengatakan sesuatu.

"Aku tidak ingin memiliki teman yang tidak amanah seperti kamu."

.

.

.

Setelah kejadian itu, seharian Aisyah hanya berada dikamarnya. Bahkan dia tidak pergi berbuka puasa dan shalat sunnah tarawih.

-------------------------------------------------------

Hai suka ngak?
Kalau suka vote ya.
Jangan lupa juga komen karena didunia ini tidak ada makhluk yang sempurna.
^-^



Assalamualaikum Hyun Ki OppaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang