The Battle of Cipayung Part 1

1.1K 117 59
                                    

(Short update, folks! Btw, sebelum kalian baca, mohon maaf kalo jokes di part ini agak vulgar. Tidak ada maksud menghina profesi maupun orang mana pun yaaa. Jangan dibawa serius, ini cuma fanfic :D)





"Terpaksa kita tangkap setan itu dengan tangan kita sendiri."

Marcus bilang begitu dengan nada mantap dan penuh percaya diri. Tapi, di depannya adik-adiknya tidak begitu. Mereka langsung saling memandang, takut.

"Yang bener aja Koh? Kevin ampe diremes-remes loh ama dia. Kevin ga mau kalo nanti Kevin sampai ternodai," protes Kevin.

"Tenang Bro, kan ada Rinso," sambar Fajar.

"Bukan itu, Goblok!"

"Koh, Kokoh, mending kita telpon Kyai aja deh," tolak Rian. "Bahaya kalo sendiri ah."

"Iya Koh, Pastorku sama Jojo juga pasti mau bantu. Minta tolong mereka aja yuk," kata Ginting.

Marcus mempertimbangkan usul adik-adiknya sambil mangut-mangut. "Yaudah," katanya sambil mengelus jenggotnya yang tidak ada. "Kita panggil mereka aja."

Sayangnya, kedua guru spiritual itu tidak ada yang bisa memenuhi permintaan mereka.

"Monmaap ya Dek, hari ini Bapak ada aqiqahan di Hongkong. Ini lagi ngejar pesawat," begitu jawaban seorang Kyai kenalan Fajar waktu ditelepon. "Bapak kasih tips aja ya. Pokoknya kalian jangan takut. Kalian pancing tuh setan biar keluar, terus tangkep. Kalo udah ketangkep baca doa, nanti dia bakal keluar dari patung itu. Tinggal direketin lagi deh kalo udah. Udah dulu ya Dek, udah mau boarding nih Bapak. Bye Bye!"

"... waalaikumsalam Yai."

Sementara itu Pastor Jojo dan Ginting punya alasan yang berbeda, tapi sama-sama tidak bisa hadir.

"Saya sedang mendengarkan dosa seorang jemaat. Sudah dari Subuh tadi nggak kelar-kelar. Dosanya banyak, katanya dia dulu sering julid di IG atlet, nyampah di live chat BWF, intinya hatinya busuk deh. Saya udah bilang dipersingkat aja, tapi dia nggak mau. Kapok katanya, karmanya berat. Lebih berat dari rindu Dilan."

"Terus gimana dong...?" tanya Jojo sedih.

"Saya kirimin holy water aja ya pake Go-Send."

Yhaaa... mau ga mau diiyain aja, seperti mereka mengiyakan keputusan umpire di pertandingan meskipun tidak adil. Anak-anak agak kecewa, tapi hari sudah siang dan mereka harus tetap latihan – ada setan atau tidak. Turnamen bentar lagi, euy!

Sorenya, setelah latihan kelar, berbekal jala ikan ngambil dari samping kolam renang dan holy water yang baru sampai jam 3 barusan karena babang Go-Sendnya bingung nyari lokasi Pelatnas yang emang tidak mudah ditemukan, mereka bertujuh, cowok-cowok paling hits di Pelatnas, menyingsingkan lengan baju untuk menyelesaikan teror dari hantu patung yang pecah berkeping-keping itu.

Tujuan pertama: jogging track. Mereka mau nangkep hantu kaki yang diceritakan Ginting. Rencananya, Ginting mau mereka jadiin umpan, disuruh lari-lari di jogging track biar setannya tertarik nemenin. Awalnya Ginting ga mau, tapi setelah diiming-imingi video 3gp Momota, eh, video analisis permainan Momota (video selundupan dari timnas Denmark, entah siapa yang dapet) Ginting mau.

Dia lari-lari di tempat dulu buat pemanasan. Tapi, Marcus geleng-geleng kepala.

"Ga Ting, lo kurang seksi. Buka baju coba."

"Heh? Ga, ga boleh!" Jojo langsung menentang.

"Ih, Jo, apaan sih? Kan biar setannya cepet muncul!" seru Rian.

"Ga, pokoknya ga boleh!"

Tapi, saat itu Ican udah ada di ujung lapangan satunya, melambai-lambaikan flash disk berisi video incaran Ginting. Ginting langsung melesat, meninggalkan Jojo sambil menanggalkan baju.

"Anthonyyyy! Oniiii! Woy kalo cuma video gue juga punya!" (?)

Tapi Ginting ga denger. Yang lain juga ga peduli, karena saat itu tiba-tiba langit jadi mendung, suasana jadi gelap, dan suara burung dan serangga yang tadi menemani mereka seketika hilang. Angin berhembus keras sekali, sampai mereka harus menutup mata agar tidak terkena debu.

Kemudian, terdengar derap langkah orang berlari, yang bukan langkah Ginting.

Waktu mereka membuka mata, di belakang Ginting ada sepasang kaki besar berbulu, yang terpotong di bagian lutut. Darah dan nanah meleler dari bagian atasnya.

"Anjiiiir, beneran dateng!" seru Kevin.

Tapi sementara yang lain masih gemetar, Marcus dengan semangat calon kapten Thomas Cup 2022 berseru. "TANGKAAAAAP!"

Dan enam orang pemuda Pelatnas itu pun tetap maju melawan meskipun dengan berbagai derajat rasa takut. Menyadari dirinya dikejar, kaki seram itu mempercepat larinya. Ginting, karena takut, juga ikut-ikutan menambah kecepatan sehingga mereka semua malah seperti jadi komidi putar.

"Heh Ting, lo ngapain ikut-ikutan lari, Bangsat! Lo harusnya berenti biar kakinya berhenti!" seru Fajar.

"Enak aja! Coba lo rasain sendiri dikejar-kejar setan!"

Untungnya perdebatan mereka tidak perlu berlangsung lama karena Ican tersandung kaki Kevin dan jatuh tersungkur ke arah kaki menyeramkan itu. Tubuh Ican langsung menimpa kedua kaki, dan di saat yang sama, tanpa menyia-nyiakan kesempatan yang ada, Marcus langsung mengerudungkan jala ikan ke arah kaki sekaligus ke Ican-Icannya, yang berontak karena baru saja bersentuhan dengan kaki seram itu. Takutnya bukan muhrim euy.

"Baca doa! Baca doa!" serunya.

"Allahumma lakasumtu wabika –"

"Bukan doa yang itu, Ian! Astaga untung sayang. Ayat kursi! Ayat kursi!" seru Fajar.

Ican dan Rian pun segera membaca ayat yang benar, yang lain ikut mengamini, sementara Kevin menyemprotkan holy water. Tak lama kemudian, Ican berhenti meronta-ronta. Di bawahnya bukan lagi ada potongan kaki jelek nan seram, tapi potongan kaki patung, dari gipsum putih.

"Wah, manjur!" seru Kevin. Mereka berenam pun berpelukan dan saling memberi selamat. Rian sampe harus mengusap air mata.

"Woy! Belum kelar bego! Lepasin gue!" seru Ican yang masih terperangkap di bawah jala. Marcus buru-buru membantunya lepas dari jeratan.

"Nah, ke mana nih kita selanjutnya," kata Ican sombong sambil merenggangkan badan.

Tapi kali ini mereka tidak perlu repot-repot berdebat menentukan tujuan dan umpan setelah itu, karena sepasang tangan yang terpotong di bagian siku melayang dan menyambar kedua kaki gipsum yang masih tergeletak di tanah, kemudian membawanya terbang ke arah hall latihan.

/Hahaha! Tanding lawan gue kalo kalian berani, Bangsat/ seru suara si setan, keras menggema di telinga mereka.

Kemudian, salah satu tangan berhenti dan memberikan jari tengah ke arah anak-anak yang masih terkaget-kaget.

Kemudian, tangan itu meluncur lagi ke arah mereka dan sebelum ada yang sempat bereaksi, mencolek pantat Kevin, lalu terbang lagi.

"BANGSAAAATTTT!!! KON TUNGGU BALAS DENDAMKU ASUUUU!!!" seru Kevin, tidak kalah berapi-api dari Kokonya.

Marcus, memanfaatkan momentum, mengangkat tangan dan menunjuk ke hall. "SSSERBUUUUU!!!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 06, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Horor Di CipayungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang