"Pensil ada, penghapus ada, spidol warna ada, spidol item ada, buku gambar bawa, loh, loh kok penggarisnya gak ada?"
Junkyu yang sedang mengeluarkan satu-persatu isi tasnya mendadak panik, dia lupa bawa penggaris padahal dia ada mata kuliah Gambar sebentar lagi.
"Oke santai Junkyu, santai, kita coba cari lagi," akhirnya dia keluarin lagi sisa isi tasnya, berharap penggarisnya nyangkut di sisi tasnya itu.
Setelah isi tas itu keluar semua, ternyata dia emang lupa bawa penggaris gambarnya.
"Aduh. Gimana ini mampus mampus, masa gue gambar bangunannya ntar gak lurus," karena panik Junkyu sampai gigitin bibirnya, kebiasaan kalo dia panik.
Dia melirik bangku-bangku di sampingnya yang masih kosong. Yang rame di bangku bagian depan tapi dia belum kenal.
"Kalo beli dulu gak mungkin keburu nih, gimana sih Junkyuuu," saking bingungnya dia nelungkupin wajahnya di meja. Pengen nangis tapi di kelas, malu kalo ada yang tau dia cengeng tuh.
"Kamu gak bawa apa lagi kali ini?" kata salah satu temennya yang baru dateng. Junkyu langsung lirik ke sebelahnya.
"Yoonbinnnn! Huee 😭 penggarisnya ketinggalan kayaknya dehh,"
"Kamu tuh, kebiasaan banget pasti ada aja yang ketinggalan," si Yoonbin duduk santai di kursinya setelah taro tasnya di atas meja.
"Terus gimana dong, aku kan juga gak mau penggarisnya ketinggalan tapi ketinggalan juga,"
Junkyu mukanya udah mau nangis aja, dia takut dimarahin dosennya. Soalnya kemarin dibilang yang alat gambarnya kurang gak boleh masuk kelas.
Dia gak mau nilainya jelek, nanti uang jajannya dipotong, terus gak bisa shopping lagi.
Yoonbin cuma senyum-senyum ngeliat Junkyu. Kok bisa orang mau nangis gitu mukanya masih unyu banget.
"Jangan senyum-senyum ih! Gak tau orang lagi bingung apa,"
Junkyu nge-pout.
OMG lucu banget.
Pengen aku bawa pulang - author
Karena kasian liat muka Junkyu kayak anak anjing yang minta dipungut.
Yoonbin ngeluarin sesuatu dari tasnya, penggaris gambar. Dia selalu bawa peralatan kuliah dobel, jaga-jaga anak satu itu lupa bawa.
"Nih, aku tau kamu pasti bakal lupa,"
Junkyu bengong, terus nangis sesenggukan.
Yoonbin langsung ngeliat ke sekeliling, beberapa anak udah ngeliatin dia seolah-olah dia yang bikin Junkyu nangis.
Iyasih, tapi kan gak gitu.
"Aduh jangan nangis dong Kyu, pada ngeliatin kita nih," Yoonbin nyeret kursinya ke samping Junkyu, terus ngepukpukin punggung temennya itu.
"Huks.. Makasih Binnn, aku takut gak boleh ikut kelas kalo gak bawa penggarisnya,"
Junkyu itu emang rada manja anaknya, soalnya dia anak tunggal jadi semuanya biasanya disiapin mamanya.
Tapi dua hari ini mama papanya lagi pergi dinas, jadilah ada barangnya yang ketinggalan.
Pergi aja dia harus ditemenin kalo gak bisa-bisa ilang kesasar dia.
"Iya.. Tapi jangan nangis dong, dikira aku ngapa-ngapain kamu ini,"
"Iya.. Iyaa gak nangis lagi kok,"
"Aduh anak siapa sih inii,"
Yoonbin nyubit idung Junkyu yang merah karena nangis tadi. Terus tangannya lapin air mata yang masih ada di pipi Junkyu.
Kebahagiaan Yoonbin itu sederhana, bisa liat Junkyu sedekat ini aja udah cukup buat dia.
"Aduh penganten baru mesra amaattt,"
Hyunsuk yang baru dateng langsung mengganggu adegan lovey dovey itu, yang langsung dilirikin sama Yoonbin.
"Penganten baru apaan sih Hyunsukkkk, kita kan cuma temen,"
CUMA TEMEN
Secara otomatis Yoonbin narik tangannya terus duduk ke tempat duduknya tadi. Hyunsuk yang awalnya mau ngetawain langsung kasian liat muka Yoonbin.
Karena semua orang tau kalau Yoonbin punya rasa sama Junkyu, semua orang selain Junkyu mungkin.
"Oh iya, Pak Hyunbin gak masuk katanya ada urusan jadi boleh pulang," kata Hyunsuk sebelum pergi ninggalin dua sejoli itu.
Sialan, Yoonbin, masih sakit hati.
"Kalo gitu Junkyu pulang duluan ya Bin,"
"Mau aku anter?" masih coba-coba si Yoonbin.
"Gak usah, aku dijemput Haruto nanti, duluan yaaaa," kata Junkyu sebelum hilang dari pandangan Yoonbin.
Oh iya
Haruto
Pacar Junkyu.
🏵️🏵️🏵️
Sebenernya nulis Yoonkyu udah lama tapi lupa terus selesaiinnya. Akhirnya bisa publish jugaaa.Semoga suka 🌺
KAMU SEDANG MEMBACA
Nasi Padang | YGTB
FanficDrama picisan couple di YG Treasure Box, BXB, kalau anti homo homo jangan baca nanti sawan.