Ada yang naik ke atas ranjang di sebelah Harsha.
Tadi Harsha tidak mendengar suara langkah mendekat lagipula siapa yang ada di sini selain dirinya dan Renzo
Jadi Harsha pikir itu sudah pasti Renzo.Sebagai seorang istri seharusnya Harsha bangun dan menyiapkan air mandi ataupun baju tidur Renzo, sayangnya Harsha terlalu lelah dan kelopak matanya sangat susah di buka. Seumur-umur Harsha belum pernah merasa mengantuk seperti ini.
Harsha merasa kalau Renzo semakin mendekat dan kini Renzo seolah sedang membuat posisi merangkak di atas Harsha, mengurung Harsha dengan tangannya.
Renzo tidak bergerak ataupun bersuara. Harsha rasa Renzo sedang mengamatinya. Malu dan risih Harsha mengubah posisi tubuhnya, tapi Renzo menahan dagu Harsha.Harsha kaget merasakan jemari Renzo yang dingin.
Berapa lama Renzo di luar hingga jadi sedingin ini.
Penasaran Harsha mencoba membuka matanya, tapi yang dilihatnya hanya kegelapan dan sosok tubuh yang buram, padahal seingat Harsha ruangan ini masih terang sebelum dia memejamkan mata.
Apakah Renzo suka tidur dalam kegelapan seperti ini?"Renzo" guman Harsha yang kembali ingin melanjutkam tidurnya, dan berharap Renzo mengerti dan mau menunda malam pengantin Mereka hingga besok.
Renzo masih diam, tapi bergerak makin rendah hingga kini wajahnya bisa sejajar dengan Harsha.
Harsha akan membuka matanya tapi Renzo sudah terlebih dulu memangut bibir Harsha hingga mata Harsha kembali terpejam menikmati bibir Renzo yang keras dan anehnya terasa panas, berbanding terbalik dengan bibirnya.Nafas Renzo yang mengenai wajah Harsha begitu dingin seperti hembusan AC, Dingin malah sangat dingin menurut Harsha. Seolah Renzo sedang mengulum es.
Harsha mengulurkan tangannya untuk memeluk Leher Renzo, saat Renzo memperdalam ciumannya dan memasuki mulut Harsha dengan lidahnya yang juga sama hangat dengan bibirnya.
Kenapa bisa begitu?, batin Harsha.Harsha mencoba mengimbangi ciuman Renzo yang makin dalam dan Liar hingga dia kewalahan.
Renzo melepaskan bibir Harsha sedetik sebelum paru-paru Harsha kehabisan oksigen.Renzo beralih ke leher Harsha menekan dan menjilat dengan kasar.
Harsha meremas rambut Renzo, sesekali matanya terbuka melihat langit-langit kamar yang gelap.Harsha yang tak punya pengalaman mulai gelisah menerima perlakuan Renzo yang terlalu agresif menurutnya.
Untuk yang pertama, Harsha jelas mengingingkan sesuatu yang manis. Sesuatu yang akan dikenangnya untuk seumur hidup sebagai hal yang indah.ketika lehernya mulai terasa sakit seperti terkena silet, Harsha mulai mengeliat dan mencoba mendorong Renzo.
Renzo menangkap tangan Harsha, mendorong ke atas kepala Harsha dan menekannya ke kasur hingga Harsha tidak berkutik.Renzo terus mengisap leher Harsha di titik yang sama, akhirnya Renzo berhenti dan menjilat dengan lidahnya. Detik itu juga tubuh Harsha berguncang oleh sesuatu yang tak pernah dirasakan selama ini.
Kewanitaan Harsha berdenyut hebat, payudara Harsha mengeras dan perut Harsha tegang sedangkan pikirannya terasa kosong.
Inikah yang disebut orgasme atau klimaks?
Tapi Renzo bahkan belum menyentuh bagian tubuh Harsha yang lain?"Ya tuhan!! Renzo.."
Selain menjerit menyebut nama Renzo, Harsha tak tahu lagi bagaimana menyeru kebahagiaan yang dirasakan olehnya.
Harsha ingin lebih dan tak mau menunggu lagi.
Tubuhnya terasa panas dan jantungnya memompa sangat cepat.
Harsha ingin sekali merasa kenikmatan itu sekali lagi.
Dan tubuh Harsha tahu bagian mana yang sangat ingin agar Renzo sentuh."Renzo.. Bercintalah denganku"
Mohon Harsha diantara kabut yang menyelimuti pandangannya pada Renzo."Aku bukan Renzo. Namaku Dovi"

KAMU SEDANG MEMBACA
Signore Delle Tenebre
VampireHarsha tidak mengerti kenapa suami yang baru menikahinya membawa Harsha berbulan madu di suatu pulau terpencil mengerikan yang hanya punya sebuah kastil tua sebagai tempat menginap. Namun bukan hal tersebut yang membuat Harsha kecewa. Harsha kecew...