Part 2

122 11 7
                                    

Suasana restoran tersebut terlihat lumayan ramai karena waktu sudah menunjukkan jam makan siang. Di luar masih terlihat tetesan air yang membasahi jalanan meski hujan tak lagi turun deras. Namun, gerimis masih tetap mengambil alih waktu siang.

Kejora duduk bersama Aditya dan juga Bulan diantara mereka di meja ujung restaurant tersebut. Bulan yang bersekolah di salah satu sekolah dasar setelah 2 tahun lamanya mereka berada di bandung tampak enteng-enteng saja mengenakan tas rangsel dan baju seragam khusus sekolah dasar tersebut yaitu putih dan merah.

Bulan tampak begitu bahagia karena makan siangnya kali ini lagi tak hanya berdua dengan bundanya, kejora.

"So, hari ini Princes dapat nilai bagus dari guru ?" Tanya Aditya setelah mendengar cerita Bulan tentang harinya di sekolahnya.

"Iyaa Om. Terus Miss kate juga ngasih aku hadiah coklat karena bisa menjawab pertanyaan tadi" seru Bulan bangga sambil mengeluarkan coklat Silver Queen dari tasnya untuk di tunjukkan pada Aditya juga Kejora.

Kejora yang melihat Bulan hanya tersenyum sambil mengelus kepala anaknya.

"Wahh, kalo gitu Om juga harus ngasih hadiah dong yaa karena Bulan uda dapet nilai bagus. Bulan mau apa ? bilang aja, bakal Om kabulin deh untuk princes yang cantik ini" Bulan yang mendengar ucapan Aditya berseru senang. Berbeda dengan Kejora yang langsung menggeleng kepala menatap Aditya.

"Beneran Om ?" tanya Bulan yang hanya di jawab dengan anggukan kepala Adiitya

"Bulan mau big Teddy Bear Om. Kemarin Bulan ke mall sama Bunda terus liat Teddy Bear warna putih. Lucu banget Om. Tapi bunda ga kasih karena Bulan uda punya padahal kan di rumah adanya warna brown not white" Adu bulan

"Oke Princes. Pulang dari sini kita ke mall and then we're will take your Teddy Bear" Bulan yang mendengar pernyataan Aditya kembali berseru senang.

"Mas, gausah. Aku gamau dia nanti jadi kebiasaan" ujar kejora menatap Aditya

Aditya tersenyum menatap Kejora kemudian beralih menatap Bulan sambil mengelus kepalanya yang saat ini sibuk mengunyah makanan yang terhidang di meja mereka.

"Gapapa Ra, saya malah senang. Hitung-hitung juga untuk membuat Bulan semakin rajin belajarnya"

"Iyaa Mas tapi aku gamau Bulan nanti jadi kebiasaan gitu" kekeh Kejora

"It's okay Kejora. It's not a problem, please. You have to calm down. I just want to make her happy."

Kejora hanya menghela nafas mendengar ucapan Aditya. Ia hanya merasa tak enak terus menerus terhadap Aditya yang selama 2 tahun ini yang selalu baik kepada mereka. Bahkan keluarga Aditya pun sama terhadapnya.

-----0000-----

Kejora keluar dari ruangannya setelah seharian penuh beraktivitas di Rumah Sakit. Terlalu banyak pasien yang ia tangani. Gurat lelah terlihat di wajah putihnya. Ia berjalan kearah basement sambil menempelkan handphone di telinganya.

"Vy , gimana Bulan ?" Tanya kejora setelah sambungan telepon terhubung

"Udah tidur Ra. Habis main sama Bian, kecapekkan deh kayaknya"

"Okedeh, aku langsung kesana. Sorry yaa gue ngerepotin lo" Kejora langsung memutuskan sambugan teleponnya setelah mendengar jawaban dari sahabatnya, Ivy.

Ia langsung berjalan kearah mobilnya yang terparkir. Saat ia akan membuka pintu mobil tiba-tiba ada yang memegang lengannya. Sontak langsung kejora berbalik.

"Mas Aditya, yaa Ampun aku kira siapa. Kenapa sih Mas ? kagetin aja tau ga"

Aditya hanya tertawa mendengar omelan Kejora.

"Mau jemput Bulan di tempat Ivy ?" Tanya Aditya yang hanya diangguki oleh kejora sebagai jawaban

"Saya antarin yaa ?"

"Gausah. Aku bawa mobil loh Mas."

"Mobil kamu tinggal aja, nanti saya minta tolong antarkan sama supir saya apartemen kamu"

"Makasih Mas. Tapi beneran gausah soalnya aku mungkin agak lama juga dirumah Ivy. Maaf yaa ?"

Aditya hanya mengangguk dan tersenyum menatap Kejora. Wanita yang begitu ia cintai namun belum ada keberanian untuk ia ajak komitmen. Ia tau kejora masih butuh waktu untuk kembali percaya akan cinta setelah cintanya dikhianati oleh mantan suaminya. Meski ini sudah 2 tahun lamanya. Namun, luka itu masih terlihat di matanya. Jadi, ia akan menunggu Kejora siap. Kapanpun ia akan tetap menunggu waktu itu tiba.

Aditya membuka pintu kemudi mobil CRV merahnya kejora kemudia memperlilahkan kejora masuk kedalam dan kembali menutupnya. Beberapa saat kemudian terdengar klakson dari mobil kejora yang hanya di angguki oleh Aditya sebelum mobil itu berlalu dari hadapan kejora.

----0000----

"Ra, Ivy bilang sama gue kalo Aditya beliin Bulan teddy bear. Beneran ?" Tanya perempuan yang saat ini sedang duduk berhadapan dengan kejora bertepatan dengan Ivy datang membawa dua gelas jus jeruk.

Kejora hanya mengangguk sebagai jawaban dengan mata tetap focus Pada layar handphonenya.

"Gue bilang juga apa. Itu Aditya emang beneran suka sama lo" ungkap perempuan tersebut kembali

"Dena, uda deh gausah ngaco. Mas Aditya ga mungkin suka sama aku. Kita Cuma rekan kerja aja." Kata kejora sambil mengambil jusnya dan menyeruput jus jeruknya.

"Udah deh Na, itu kejora mau kita bilang apa juga dia masih engga percaya. Gue capek bilang sama sahabat lo yang ini"

"Yeee, sahabat lo juga kaliiiiiiii"

Kejora hanya menggeleng kepala melihat kearah sahabatnya. Sahabatnya dari SMP hingga SMA. Namun, saat kejora kuliah dan menikah di Jakarta ia jauh dari sahabat-sahabatnya. Setelah 2 tahun ia kembali ke Bandung ia kembali bertemu dengan Adena dan Ivy, sahabatnya.

"Raa, gue serius ni kalo Aditya suka sama Lo, gimana ? Gue dan Ivy dukung banget kalian berdua." Kata Adena sembari menatap Kejora dengan mata berbinar.

Ivy yang duduk sebelahnya pun tak kalah mengangguk antusias menunjukkan kesetujuannya.

"Dena, Pleasee. Gue belum siap. Mas Aditya itu berhak dapat perempuan yang baik karena dia orang baik dan itu bukan gue"

Adena meraih tangan kejora kemudian ia genggam.

"Ra, lo itu baik. Dan Aditya adalah orang yang tepat buat lo. Dia yang selama 2 tahun ini selalu ada buat lo, ngedukung lo selain gue sama Ivy. Lo mau sampe kapan kayak gini terus ? Aditya beda dengan Juna. Gue jamin." Papar Adena

"Gue setuju Ra dengan apa yang di bilang Dena. Coba buka hati lo untuk Aditya. Lo harus tau engga ada orang seperhatian , sepeduli dan sebaik itu ke orang lain kalo bukan ada rasa. Gue tau lo ga bodoh untuk ngerasain itu semua. Kecuali lo pura-pura bodoh" ucapan Ivy mampu membungkam mulut Kejora.

"Dan satu hal yang harus lo tau. Aditya menyayangi Bulan dan Bulan juga sama. Itu uda lebih dari cukup untuk lo" sambung Adena kembali.

Kejora mengusap mukanya dengan kedua tangannya. Ia membenarkan apa yang dikatakan Ivy dan Adena. Dia merasakan perhatian Aditya pada Kejora maupun Bulan, anaknya. Hanya saja rasa takut masih menggelayuti hatinya. Ia belum siap dan kejora juga tidak tau kapan hatinya akan siap.

----0000-----

Alhamdulillah , akhirnya aku bisa kembali lanjut. Thanks yaa buat kalian yang uda mau luangin waktu untuk baca dan sekedar coment cerita aku.

Aku harap kalian suka sama cerita akuu.

Jangan lupa vote dan commentnya guys..

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 07, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Past SnaresWhere stories live. Discover now