Kring
Bel yang terletak di samping pintu caffe itu berbunyi menandakan adanya pendatang baru.
Sepasang sepatu boot itu kini telah melangkahkan kakinya menuju meja yang hanya berpenghuni satu orang.
"Jane!! Sorry i'm so late",sapa Gisel sambil mengatur deru nafasnya.
"Satu jam,tiga belas menit",jawab Jane ketus sambil menunjukkan benda yang melingkar di tangannya.
"Aish, Jane lo jangan marah dong. Lagipula tadi gue udah minta maaf juga."
"Kenapa lo ngga bisa menghargai waktu sih Sel, kalau begini satu tahun kedepan pun kita masih tetap stuck disini!!",jika Jane sudah berkata begini, bisa kalian bayangkan lawan bicaranya?
Ya, tidak bisa berkutik tentunya.
"Sorry "
Hanya satu kata itu yang mampu keluar dari bibir Gisel. Dia tahu, dia tidak bisa menghargai waktu. Bahkan untuk bernafas pun ia akan menyia-nyiakan banyak waktu.
"It's okay, gue udah terbiasa dengan hal itu",jawab Jane yang terkesan menyindir di telinga Gisel.
"Lo berdua! Nih.."
Kedua manik Gisel pun terangkat menangkap sosok berhoodie kuning dengan surai kecokelatan yang tengah mengulurkan dua es americano.
"Kevin? "
----
"Ke toilet aja lama banget lo Vin!",Jane memulai pembicaraan setelah kurang lebih lima belas menit mereka tenggelam dalam kecanggungan."Oh, tadi gue nonton drama sebentar sebelum kesini. "
Sekarang dua gadis di depannya menatap ke arah Kevin dengan disertai sorot mata merah.
"Eh ee-nggak, lupain aja",ucapannya terbata seraya ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Eh iya Sel, Gue ditunjuk sama pak Jossep untuk jadi leader kalian di olimpiade besok ",ucap Kevin mengalihkan topik pembicaraan.
"Oh gitu ya, untuk kali ini apa?",tanya Gisel tanpa basa-basi sambil mengeluarkan buku matematika setebal 500 halaman dari tasnya.
"Kalian hanya perlu bahas bab statistika dan matriks, bagi dua aja",jawab Kevin sambil menyeruput sekaleng soda.
"Terus lo?? ",tanya Jane dan Gisel serentak.
"Gue? Hanya mengawasi kalian. "
Wht?
"Seriously? Gue pikir leader lebih banyak kerjaanya! ",protes Gisel, pikirnya lider lah yang mengemban tugas paling banyak diantara ia dan Jane.
"Iyaa, kata pak Jossep sih gitu. Tapi kalau kalian ngga tau tanya aja. "
Oh good, mengapa tugas leader begitu mudah. Hanya mengawasi, begitu kan?
----
(Pukul 14.00)
Gisel melihat arloji yang merekat pada tangannya. Ah, waktu berjalan cepat rupanya.
Tapi bokongnya memang sudah panas berlama-lama duduk disini.
"Guys udah yuk, gampang besok dilanjut lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST TIME
Teen FictionDua peristiwa berbeda dengan konflik yang sama. Bukan, ini bukan konflik percintaan, tetapi suatu yang lebih penting KELUARGA. Namun sang waktu memberi haknya untuk menjawab. Don't judge book by it's cover