3 : Truth

1.8K 181 10
                                    

Repost lagi dan lagii

=FOR YOU=

Sudah lima hari Jimin mengenal Taehyung. Selama lima hari itulah Jimin dengan giat mengunjungi rumah Taehyung. Awalnya, Taehyung tidak peduli. Taehyung mengaku tidak mengenal Jimin, tapi ibunya meminta Taehyung untuk tetap menghormati Jimin yang sudah membantu. Taehyung hanya mendengus. Tidak ingin ambil pusing tentang orang asing yang tiba-tiba mengaku sebagai teman dan malah membiasakan diri datang ke rumahnya.

Hari demi hari berlalu. Jimin tetap setia mengunjungi rumah Taehyung hanya untuk sekedar menyapa ibunda Taehyung. Walaupun Taehyung belum bisa menerima Jimin sebagai teman, setidaknya Jimin memiliki akses untuk terus mendekati Taehyung. Semakin ia mendekat, semakin ia akan mendapatkan jawaban atas kebingungannya selama ini. Sejak ia menemukan sebuah foto penuh misteri dari dalam dompet Taehyung.
Seperti hari-hari sebelumnya, Jimin melangkahkan kakinya ke rumah Taehyung. Tinggal beberapa meter lagi untuk sampai, Jimin terhenti sejenak dan membulatkan matanya saat melihat mobil ambulans berhenti di depan rumah Taehyung. Ia berlari untuk mencari tahu apa yang terjadi. Jimin menerobos beberapa tim medis yang memenuhi pagar rumah Taehyung untuk menemukan Taehyung yang sudah berada di atas brankar dan didorong memasuki mobil ambulans.

Jimin mencari sosok ibu Taehyung karena hanya dirinya yang bisa menjawab pertanyaan Jimin tentang apa yang sebenarnya terjadi. Ibu Taehyung menggeleng dengan mata sembab. “Aku sangat takut sesuatu yang buruk akan terjadi. Tiba-tiba dia mengeluh kesakitan.” ujar ibu Taehyung dengan suara parau.
Jimin mengusap pelan lengan ibu Taehyung. Berusaha menenangkan sambil berjalan masuk ke dalam ambulans.

Di rumah sakit, kepanikan mulai berkurang, meskipun rasa cemas tidak menghilang. Ibu Taehyung mengatur napasnya di hadapan dokter yang meminta waktu untuk berbicara. Membicarakan tentang hasil pemeriksaan Taehyung. Jimin pun tidak beranjak dari sisi ibu Taehyung. Ia tahu bahwa ibu Taehyung tidak akan bisa melewati ini sendirian. Karena itu, ia harus tetap berada disana. Menenangkan ibu Taehyung bagaimanapun caranya.

“Nyonya Kim, apakah Kim Taehyung sering mengeluh kesakitan seperti ini?” tanya sang dokter. Ibu Taehyung membisu sesaat. Ia menelan ludah dengan susah payah dan menoleh sekilas pada Jimin. Kemudian, menatap sang dokter kembali.
“Taehyung jarang sekali mengeluh sakit, Dokter. Tapi, akhir-akhir ini aku memang sering melihatnya berpeluh berlebihan. Wajahnya tampak lemas dan pucat. Tiap kutanya apakah dia sakit, dia bilang dia tidak apa-apa.” jawab ibu Taehyung.

“Apakah dia sering mengeluh mual? Atau bahkan muntah?”

“Aku pernah membawanya ke rumah sakit karena dia mengalami muntah hebat, Dokter.” sergah Jimin sebelum ibu Taehyung yang menjawab.
“Beberapa kali, aku mendengar suara seperti seseorang muntah dari kamarnya. Kupikir dia muntah karena minum soju atau bir. Sudah kularang, tapi Taehyung sangat keras kepala."

Dokter mengangguk mengerti sambil menelusuri rekam medis di hadapannya. “Sepertinya, keluhan sakit yang Taehyung rasakan adalah puncak dari rasa sakit yang selama ini dia tahan. Dia mengeluh kesakitan sekali sampai harus diberikan obat anti-nyeri dua kali. Ini tidak bisa diabaikan. Taehyung harus menjalani pemeriksaan lanjut untuk mengetahui tindakan apa yang terbaik untuknya.”

Ibu Taehyung mengernyit. Masih tidak bisa mencerna penjelasan dokter. Ia menoleh pada Jimin, mengisyaratkan untuk menjelaskan apa yang terjadi. Jimin sendiri tidak bisa mengerti ucapan sang dokter yang sulit dimengerti.

“Jadi, sebenarnya apa yang terjadi pada Taehyung, Dokter?” tanya Jimin, mewakili ibu Taehyung.

“Ada gangguan pada ginjalnya. Beberapa gejala yang Taehyung alami mendekati diagnosis terhadap penyakit yang terjadi pada ginjal. Taehyung mungkin menganggap gejala itu sepele, sehingga dia tidak pernah mengeluh dan membiarkannya begitu saja. Jika sudah begini, penyakit yang ada hanya bisa didiagnosa setelah parah.
Baik Jimin maupun ibu Taehyung tertegun. Mereka berdua seperti tertimpa batu yang sangat besar. Mereka mengerti dengan jelas apa yang dokter sampaikan. Taehyung mengalami gangguan pada ginjal dan memasuki tahap yang cukup parah. Ibu Taehyung menutup mulutnya dengan maksud menyembunyikan isak. Tapi Jimin tentu menyadari hal itu dan mempererat genggaman pada tangan ibu Taehyung.

Jimin tidak kalah terkejutnya dengan fakta yang dokter sampaikan. Sejak awal menemukan Taehyung, menemukan sebuah misteri dari dalam dompet Taehyung, dan mendekatkan diri pada keluarga Taehyung, Jimin merasa ada sesuatu antara Taehyung dan dirinya. Sesuatu yang membingungkan.

Kenyataan tentang sakitnya Taehyung membuat rasa bersalah timbul dalam hati Jimin. Entah bagaimana asalnya, Jimin berujar pada diri sendiri untuk melindungi Taehyung sekuat tenaga. Terlepas dari kenyataan yang belum ia ketahui seutuhnya, Jimin membulatkan tekad untuk menjaga Taehyung. Untuk menebus kesalahan yang keluarganya lakukan pada Taehyung dan sang ibu.

### 

Selama Taehyung di rawat di rumah sakit, Jimin tidak pernah beranjak sedikitpun dari sisi ibu Taehyung. Ia rela menjadi teman bicara ibu Taehyung agar ibu Taehyung tidak merasa kesepian dan tertekan. Saat keadaan sudah mulai membaik, Jimin menunjukkan sebuah foto pada ibu Taehyung. Beralasan bahwa foto itu tertinggal di jaketnya dan Jimin lupa mengembalikannya bersama kartu identitas Taehyung. Alasan itu tidak begitu jelas tapi ibu Taehyung hanya mengangguk dan menerima foto itu tanpa bertanya banyak. Malah Jimin-lah yang bertanya mengenai foto itu.
“Foto ini adalah satu-satunya peninggalan ayah Taehyung, sebelum dia pergi meninggalkan kami begitu saja saat Taehyung masih dalam kandunganku.”

DEG

Penjelasan itu seolah membuat jantung Jimin berhenti berdetak sedetik. Ayah Taehyung? Lelaki yang ada di dalam foto itu adalah Ayah Taehyung?

“Kami ditinggalkan begitu saja, setelah dia dengan jujur mengatakan bahwa sebenarnya dia sudah menikah dengan perempuan lain dan akan segera memiliki anak pula.”
Jimin tertegun. Tidak berkomentar apapun sepanjang penjelasan ibu Taehyung. “Dia pergi ke Busan dan kami tetap di Seoul. Di rumah ibuku. Setelah ibuku pergi, hanya aku dan Taehyung yang masih bertahan. Kami berusaha untuk bertahan tanpa siapapun. Taehyung sering bertanya tentang ayahnya. Sewaktu kecil, aku mengatakan bahwa ayah Taehyung sudah pergi sangat jauh dan tidak akan pernah kembali. Sejak saat itulah, dia meyakini bahwa ayahnya sudah meninggal. Aku menunjukkan fotoku dan ayah Taehyung pada Taehyung agar anak itu tidak hidup dalam ketidaktahuan selamanya. Dia memutuskan untuk menyimpan foto itu dalam dompet. Membawanya kemanapun dia pergi. Masih berharap bahwa sang ayah melihatnya dari sana.” Ibu Taehyung tercekat setelah menyelesaikan kalimatnya. Rasa bersalah timbul dalam dadanya saat menyadari kembali bahwa selama ini ia telah membohongi Taehyung tentang keberadaan sang ayah.

Jimin termenung sesaat. Kemudian, ia kembali memandang ibu Taehyung. “Bolehkah aku mengetahui nama ayah Taehyung, Bi?”

Ibu Taehyung menyebutkan nama ayah Taehyung tanpa ragu. Jimin terperangah mendengar nama yang familier itu. Matanya tak berkedip. Otaknya mulai menyambungkan semua dugaannya dengan informasi lain yang ia dapatkan dari keluarga Taehyung. Kuncinya sudah ia dapatkan. Nama ayah Taehyung.
Jimin semakin yakin dengan dugaannya. Sampai ia siap untuk membuka semua teka-teki ini, Jimin akan berusaha untuk melindungi Taehyung. Bagaimanapun caranya.

=FOR YOU=

Republish and edited version


Love you
080519 (10.50 am)

Repost 090420

For YOU ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang