Prolog

19 3 0
                                    

"Gue mau lo jadi pacar gue tanpa penolakan." paksa Darren dengan coklat yang langsung ia beri paksa pada Devi.

"What?" Devi hanya dapat bergeming  bingung akan apa yang terjadi, ia menundukan kepalanya menatap coklat yang baru ia terima dari Darren yang sekarang telah menggelar menjadi pacar barunya.

"Lo gak bodoh buat gue jelasin ini semua. Gue pulang." ucap Darren dan pergi berlalu meninggalkan Devi yang hanya dapat diam persis seperti patung di museum yang ada dibelakang tempatnya berpijak tersebut.

What?! Pengakuan cinta macam apa itu?

"Darren." teriak Devi mencoba menghentikan pergerakan Darren yang sudah menyalakan mesin motornya untuk beranjak pergi. Darren yang mendengar teriakan itu melepas kembali helm yang sudah terpasang dikepalanya sebelumnya dan menaikkan sebelah alisnya untuk menjawab panggilan Devi.

"Kalo gue tolak?" tanya Devi meski ragu tapi ia tetap harus menanyakan hal ini, karena itu yang ada dipikirannya saat ini.

"Lo gak denger? Gak ada penolakan." tegas Darren mengulang kalimatnya. Lalu memasang kembali helm dan pergi berlalu bersama motornya meninggalkan Devi yang hanya bisa menatap kepergian Darren.

"Bukannya dia lagi deket sama cewek?" gumam Devi pada dirinya sendiri. Meski senang mendapatkan pengakuan dari seorang Darren yang sudah lama ia sukai, tapi tetap saja banyak pertanyaan yang bersarang dikepalanya saat ini.

-Two Sides-

Ah, lega aku. Akhirnya cerita ini aku publish meski aga bajret gitu 🤣
Tapi, kali ini aku bawa cerita yang berbeda dari yang sebelumnya nih gais 😆💛
Kalo penasaran, kalian taulah harus apa! \°v°/
Pesan aku,, kalo kalian suka vote and comment. Ya, kalo gk suka baca aja sampai abis dulu. Kalau masih gk suka hep diem ae, author gk sepinter Albert Einstein 😉

Two SidesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang