Lucia meremas bungkusan makanan yang barusan ia beli tadi. Menunduk sedih. Yang ia tabrak tadi adalah mama Axel, Nyonya Rena Dinantha.
"Tante.." Lucia mengawali pembicaraan.
"Apakah itu benar?"
😢😢😢
Ray menunggu Lucia didepan pintu. Malam sudah beranjak larut. Adiknya itu belum pulang-pulang. Gelisah Ray menunggu adiknya.
"Tante, aku pergi dulu mau menjemput Lucia!!" Teriak Ray kepada Mira.
Ray segera mengambil kunci mobilnya. Mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi menuju 'warung simpang' tempat lucia membeli makanan.
Skip Time
Ray turun dari mobilnya menerawang. Matanya menangkap tubuh mungil, tubuh siapa lagi kalau bukan Lucia adik nya. Ray mengangkat alisnya. Menatap kedepan Lucia. Adiknya itu bersama seorang wanita. Siapa?
❓❓❓
Rena hanya menatap gadis didepannya dengan tatapan sedih. Ia mengerti perasaan Lucia. Pasti sedih sekali.
"Iya nak.. Axel sakit.." Rena tersenyum pahit.
Dengan berat Lucia menangkat kepalanya. Menatap wanita didepannya. Matanya berkaca-kaca.
"Sejak kapan tante? Kenapa aku tidak pernah tau.." tanya Lucia lirih.
"Sejak--"
"LUCIA!!!"
Belum selesai Rena berbicara. Ucapannya dipotong oleh seseorang laki-laki. Ya dia Raynan.
"KAMU NGAPAIN DISINI!? DIA SIAPA? KAU TAU, KAKAK MENUNGGUMU DIRUMAH! INI SUDAH MALAM! KAKAK SUDAH BILANG KAN JANGAN PULANG MALAM-MALAM! KAMU INI!!!" Ray membentak Lucia.
Lucia terkejut. Baru kali ini kakaknya membentaknya. Sakit. Perlahan butiran air jatuh mengaliri pipinya.
"Maaf dik. Saya tidak tau kalau akan terjadi seperti ini.. Tante pergi dulu Cia.." Pamit Rena.
Rena pun berlalu pergi. Lucia menunduk. Takut. Takut menatap wajah kakaknya yang marah.
"Maaf.."
Hanya kata-kata itu yang bisa Lucia lontar kan. Ia masih syok.
"Maafkan kakak juga, kakak tidak bermaksud membuatmu takut. kakak terlewat khawatir.. Maafkan kakak ya"
Ray memeluk Lucia. Lucia pun membalas pelukan Ray mereka pun pulang kerumah.
💗💗💗
"Kringgg" alarm berbunyi kencang. Lucia mengeliat malas. Mengambil jam beker nya dan melempar nya kelantai.
"Bising amat sih! Tau masih ngantuk juga!" Lucia memejamkan matanya lagi. Dann..
"TENG TENG TENG!!!"
"BANGUN KERBAU!!!"
Ray masuk kekamar adiknya dengan membawa panci. Mengetuk ngetuknya kuat kuat. Berharap adiknya itu bangun.
"Kakak!!! Diem ah!" Lucia menutup telinganya menggunakan bantal. Berusaha tidur kembali.
"Ayolahh!!" Ray membuka gorden. Menarik selimut adiknya.
"Bangun bangun!!!"
"Bawel ahhh!! Kayak emak-emak aja!!!" Lucia melempar Ray dengan bantal guling. Ray langsung menghindar.
"Kau tidak mau sekolah hah!? Sekarang sudah jam 06.50!!!" Teriak ray ditelinga Lucia.
"Apa!?!? 06.50 what!? mampus gua telat!!!" Lucia berdiri mengambil anduk dan langsung berlari kekamar mandi.
⌚⌚⌚
Lucia berlari tergesa-gesa menyusuri koridor. Ia telat lima menit, dan sekarang pelajaran pak botak.
"MAMPUS MAMPUS MAMPUS!!!"
Lucia terus berlari. Berlari dan berlari. Saat di tangga ia tak sengaja menabrak seorang laki-laki.
"Maaf!! Gak sengaja!" Lucia terus berlari. Laki-laki tadi hanya menatap lucia tertarik.
"Horaa, gadis idaman ku sekolah disini juga.."
💋💋💋
"Hufft ternyata tidak telat" Lucia segera duduk di bangkunya.
"Gak telat gimana? Lu tuh telat tau Luci" Celetuk Selvina.
"Bodo, yang penting gurunya belum datang jadi belum telat" Lucia tersenyum simpul. Mengatur nafasnya.
"Terserah kamu lahh~~" Selvina kembali membaca bukunya.
Seorang wanita muda dengan tubuh seksi dan bohay masuk kedalam ruangan bersama seorang laki-laki dibelakangnya. Murid-murid yang tadinya berisik kini menjadi diam. Ya wanita tadi wali kelas dari kelas 10A. Ibu Ghiigi Radjaty.
"Halo murid-murid, ibu membawa teman baru! Dari sma Jerman!" teriak bu Ghii semangat.
"Eh kamu kan!?" Lucia berdiri dan menunjuk murid baru tersebut.
"Hai"
-Bersambung-
Gimana part kali ini!? Seru tidak?'3' semoga saja^^ maaf kalau agak tidak nyambung.. Soalnya atuh lagi sakit>< Nahh jangan lupa dukungan🌟 dan comment yaa💬 Love you readers 💗💗#Goldfinger04
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE
RomanceAku harap kau tidak lupa perjanjian kita.. perjanjian 3 tahun yang lalu..