Berawal dari kekepoan ku terhadap hal hal aneh.
Hari itu aku nekat memasuki sebuah gudang yang terlarang, pihak sekolah memang melarang semua murid untuk pergi kesana. Tapi diriku yang bener bener nekat memasukinya dengan hati yang sangat risuh.Aku perlahan lahan memasuki gudang itu dan wow......
Itu hannya lah mimpi aku dibangunkan oleh guru pembimbing bhs.indonesia, aku sangat terkejut sampai sampai teman sekelasku menertawakan ku.Entah mengapa aku saat ini memperhatikan tatapan tajam seorang pria misterius di sampingku Yohan Ragana Putra.
"Mengerikan sekali tatapannya." suara kecilku.
Aku bener bener merasa takut, semenjak ada pria misterius itu aku selalu merasa ada yang aneh dikelas seperti kesurupan, hal petengkaran, dan guru yang selalu mengomel tanpa alasan.
Tapi setidaknya aku birpikiran positif terhadap Yohan karna dia orang yang jarang sekali berbicara. Teman teman ku saja suka takut ditatapanya ia sangatlah mengerikan. Makanya kami tidak pernah berbicara satu kata pun kepadanya.
Tring......
Bel pulang berbunyi, hari ini suasanya memang sangat mengerikan perasaan ku sangat lah tidak enak, dan ia menatapku lagi. Aku mengalihkan pandangan ku ke luar dan aku hanya memainkan jari jari tanganku untuk menghentika rasa takutku.
tiba tiba ada seorang murid yang kejang kejang ia berteriak tak karuan. Semua teman teman ku hanya melihatnya mereka tidak berani menyentuhnya.
"Dia hanya berpura pura, kalian tidak usah takut." Suara itu, keluar dari Yohan si pria misterius.
Ini pertama kalinya dia mengucapkan kata yang cukup panjang. Dan membuat semua murid dikelasku berani menatapnya. Tapi dia hanya menatap tajam diriku aku bener bener takut dengannya, aku berteriak lebih kencang dari pada murid yang kesurupan itu.
Semua teman teman ku kaget bukan kaget dengan diriku yang berteriak, tapi si kesurupan itu merasa takut sendiri mendengar teriakan ku.
"Ampun setan besok besok gua ga akan iseng lagi." ucap murid yang kesurupan itu kepada ku.
"Huh... " serempak teman teman sekelasku, sudah pasti mereka bener bener dibohongi oleh seorang Jenoaldi Revandra.
Jeno perlahan menghampiriku dan meminta maaf kepada ku. Aku cukup binggung dengan ini semua.
"Kenapa kau meminta maaf kepada ku, kau tidak punya salah kepadaku. Seharusnya kau meminta maaf kepada teman teman sekelas bukan aku." ucapku.
"Ku kira kau kesurupan" kata jeno cengengesan.
"Ah? Aku hanya berteriak saja" kata diriku, meninggalkan mereka semua dan bergegas pulang.
13.00
Langkah kaki ku bener bener cepat, aku ingin cepat cepat pulang. Aku merasa ada orang dibelakang ku. Aku hanya berpikir itu orang lewat saja sama sepertiku. Tapi aku sangat takut benar benar takut.
Ssttst....
Suara nyaring bener bener tepat dibelakang ku aku tidak berani menengoknya. Aku masih tetap melangkah cepat.
Sesaat aku dikejutkan dengan Yohan, ia menarik tangan ku.
"Ada apa? Kau tidak bisa menatapku dengan halus." ucapku, sambil menatap tajam Yohan.
"Kau takut dengan ku? kau merasakan apa suara? Kau mendengarnya?." Yohan hanya mengoceh dia bener bener tau apa yang dialami diriku.
"Tidak."
"Jangan berbohong kepadaku." mata seorang Yohan lembut memandangku saat ini.
Aku tidak bergerak sama sekali. Aku seperti di hipnotis olehnya. Aku masih saja merasakan tatapan Yohan sunyi sepi dan tenang itu suasananya. Ketakutan ku berubah menjadi lebih nyaman di dekatnya semenjak tatapannya berubah menjadi lebih lembut untuk diliat.
"Minggir aku harus pulang" aku menyingkirkan Yohan dari hadapanku.
"Larastra Anengsia, hati hati kau harus hati hati." ucapnya aku merasa takut dengan ucapanya.
.
.
.
.
.
.
.Ini cerita aku kedua, semoga kalian suka:))
Vote+komen
Terimakasihツ