Mentari mulai merangkak naik, disaat orang-orang sudah mulai bersiap-siap untuk menjemput rejeki mereka, lain halnya dengan sseorang
gadis yang mesih setia bergelung dengan selimut
tebalnya.Tok! Tokk! Tokkk!
“Non,non, bangun non, udah siang, sholat subuh, nanti gak sempet loh!.”
Teriakan cerewet bi Inah, orang yang sudah dianggap “IBU” oleh seseorang yang berada di dalam kamar tersebut.“Iya bik, bentar lagi, sepuluh menit lagi.” Balas seseorang di dalam sana dengansuara serak-nya, khas orang baru banguntidur.
“Tong kitu atuh non, hari ini kan non Ara-teh ada kegiatan itu non, anu,
apayah, bibik lupa... oh iya SOS, iya SOS, buruan atuhnon, nanti si enon telat gimana,
lagian sienon juga belum sholat
subuh kan?, nanti kalo gak sempet gimana non?!”
balas bi Inah dari luar kamar.yap, gadis yang berada di dalam kamar itu adalah ARABELLE ALEXANDER, seorang gadis cantik yang tidak bisa
dibilang memiliki nasib buruk dan juga tidak bisa dibilang memiliki nasib baik.“Namanya tuh bukan SOS bik,
tapi MOS, Masa Orientasi Siswa.” Balas sang gadis, masih dengan
suara serak-nya. Namun sedetik kemudian terdengar
suara teriakan
yang menggelegar dari dalam
kamar itu, bahkan bi Inah yang masih setia berdiri didepan
pintu kamar pun merasa seakan-akan malaikat maut datang
untuk menyapanya.(“lebay lu thor.”>Ara
“yee, songong amat lu Ra, gua
matiin nih
elo, mau lo?”>author“ampun thor, galak amat, okeh,
lanjutin
ceritanya deh hehe.”>Ara“nah, gitu dong.”>author)
“kyaaaaa!, gawat gawat gawat,
gue telat, gimana nih?!, kyaaa!!”
teriak Ara dari dalam kamar sambil berlari ke
dalam kamar mandi untuk melakukan Ritual mandi Itik-nya, yang membuat bi’ Inah bingung dengan apa yang terjadi. Namun beliau langsung turun kembali kebawah, tak mau memikirkan
terlalu berat apa yang terjadi. (maklum dah tua hehe)Setelah selesai dengan mandi Itiknya, Ara langsung bergegas mengambil
semua barang yang memang perlu
dibawa untuk kegiatannya di sekolah barunya
nanti. Setelah merasa semuanya sudah
lengkap, Ara pun langsung
bergegas turun kebawah.“pagi bi’ Inah sayang!” sapa Ara
kepada bi’ Inah sambil mencium pipi kirinya, hubungan antara
Ara dan bi’ Inah memang sangat dekat, gadis itu sudah
mengganggap beliau seperti
ibunya
sendiri. selain karena
pembawaan Arayang memang
ramah dan friendly
kepada semua orang, bi’ Inah juga merupakanorang
satu-satunya yang ada di saat Ara
merasa kesepian, sedih, dan
terpuruk karena ditinggal oleh kedua
orang tuanya yang sibuk bekerja.“pagi juga non.” Balas bi Inah
ramah“papa sama mama pulang gak bi’ semalem.” Tanya Ara penasaran.
“ kayaknya enggak deh non, soalnya daritadi pagi bibi’ gak liat
tuan sama nyonya, dan di garasi
juga gak ada mobil yang biasa
mereka pake.” Jawab bi’ Inah jujur.“Oh, yaudah bik, Ara berangkat
dulu, udah telat nih.’ Jawab Ara sambil memaksakan senyum, namun terlihat jelas gurat kekecewaan di dalam mata coklat terang-nya. Bi’ Inah yang melihat itupun hanya bisa menghela napas kasar, beliau adalah saksi kehidupan Ara, beliau sudah bekerja dirumah Ara bahkan sebelum Ara lahir, jadi beliau sangat mengenal anak tunggal dari majikannya itu..........................................................................................................................
Ara berangkat kesekolah barunya dengan menggunakan mobil yang biasa dipakainya untuk pergi kemana-mana, mobil ini memang di khususkan untuk Ara, sebagai alat transportasi-nya, dia ditemani oleh seorang supir pribadi yang bernama pak Tono, pak Tono juga merupa-kan pekerja yang sudah lama bekerja di rumah Ara, beliau juga tahu perihal kehidupan Ara, hanya mereka berdualah, Bi Inah, dan Pak Tono yang selalu menemanin-ya selama, ini, sedangkan kedua orangtuanya, entah dimana mereka sekarang, terakhir Ara melihat mereka adalah pada minggu kemarin, mereka pulang kerumahhanya untuk mengambil berkas yang tertinggal. Bisa kalian bayangkan betapa sibuknya mereka, bahkan mereka sama sekali tidak sempat melirik kearah Ara.
Sepanjang perjalanan, Ara hanyamemandang ke jalan raya lewah kaca mobilnya, tak lama kemudian mobil-pun berhenti di depan pagar yang menjulangtinggi, apalagi kalau bukan sekolah barunya “JACKSEN’S SCHOOL”
“ Ya-ampun non, pintu gerbangnya udah ditutup, gimana nih non, enon mau tetep masuk, atau kita pulanng aja kerumah.” Kata pak Tono merasa bersalah, beliau mengira Ara terlambat karena beliau yang mengemudikan mobil terlalu santai, padahal memang Ara yang bangun terlambat.
“Eh eh, gak usah pak, saya tetep mau masuk sekolah, inikan hari pertama saya MOS, masa udah main bolos aja hehe, bapak balik aja kerumah, nanti aku pulangnya bisa telpon bapak, ok.” Balas Ara dengan cengirannya. masih sempat-sempatnya dia nyengir, padahal sudah jelas-jelas dia sudah terlambat. Ish ish ish
“ beneran nih non, nanti si enon di hukumloh, bapak teh gak tega liat enon dihukum.” Kata pak Tono.
“beneran gakpapa pak, lagian kalaupun nanti saya dihukum, bapak gak bakal liat kok, kan bapak udah pulang kerumah.” Jawab Ara sok tegar wkwk
“hehe, iya yah non.”
“ya udah pak kalau gitu saya turun dulu, bapak hati-hati yah bawa mobilya, assalamualaikum.” Balas Ara kepada pak Tono sambil melangkah keluar dari mobil.
“ ya allah non Ara, non Ara, masih sempet-sempetnya mikirin saya, padahal dia sendiri lagi dalam masalah, gumam pakTono menggeleng-gelengkan kepalanya, lalu beliau-pun tancap gas meninggalkan gedung sekolah Ara.
.................................................................................................................................
Segitu dulu yah temen-temen, kalo vote sama komennya banyak nanti aku up lagi,
babayyyy♡
KAMU SEDANG MEMBACA
ARABELLE
Teen FictionIni cerita tentang aku ARABELLE ALEXANDER, kalian bisa panggil aku Ara. yaah aku memang anak orang kaya, banget malah, "Hehe sombong niee." ups sorry. tapi orang-orang di sekitar bahkan yang gak aku kenal pun memang mengakui itu. Tapi biarpun aku an...