Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"(yn)! Matikan ponselmu dulu, aku tidak bisa konsentrasi!"
Teriakan Hanbin berdenging ditelingaku, karena aku sedang berada di ruangan untuk rekaman dan dengan headphone yang masih melekat. "Iya! Tidak pakai teriak berapa ya, Pak?!"
Dia hanya terkekeh, di balik kaca tembus pandang itu.
Aku keluar dari ruangan.
"Apa kau tidak salah? Biasanya ponselmu yang selalu berbunyi."
Hanbin mendengus, "Hari ini ponselku sepi sekali, pacar-pacarku menghilang entah kemana. Mungkin mereka bosan denganku yang selalu minta bayarin makan setiap berkencan."
"Makanya kerja!"
Hanbin memutar bola matanya, "Sekarangpun aku sedang bekerja keras. Kau pikir kita selama ini hanya bermain rumah-rumahan di studio ini?"
Aku menirukan caranya berbicara dengan tampang mengejek, manusia pengangguran satu ini sama sekali tidak ingin kalah dalam perdebatan.
Tanganku mengambil ponsel dari dalam saku jaket dan mengecek darimana asal dari bunyi-bunyian menyebalkan itu, "Wah, gila!"
"Kenapa?"
"Aku ditelepon polisi!"
"Hah, demi apa?!"
Hanbin dengan cepat berdiri dari kursi kesayangannya, hampir terjatuh pula, dan mengambil alih ponselku, "Anjir, mana?"
Aku terkekeh pelan, menahan tawa. Jelas, aku hanya mempermainkannya.
Dia menghela napas lega, karena jika ada polisi yang menelepon mungkin bisa jadi alasannya karena dia lupa meminta izin saat menyuruhku mengcover lagu.
"Yang ada cuma notifikasi dari instagrammu, followermu naik dan pesanmu sampai 999+ begitu-" Hanbin berhenti berbicara dan menatap ke arahku.