Jika pelabuhan hati itu terus menunggu waktu sang kapal datang. Apakah dia akan seterusnya bersabar?
Walaupun kapal yang akan meninggalkan pelabuhanya tetapi bukankah pelabuhan juga dapat menutup akses bagi sang kapal untuknya?
Terkadang kita juga harus bisa bersikap egois untuk kebahagiaan kapal kita(pelabuhan)
Tutup gue dengan helaan nafas panjang. Perlahan kututup buku diary dan meletakkanya di atas nakas. Akhir-akhir ini banyak yang menganggu pikiran gue. Dari pelajaran,orang tua online shop dan-
Ah lupakan dia Alisca Risandra!!!
setelah potongan perkataan itu gue secara gak sadar termenung akan keadaan gue yang bisa dibilang setengah gila ini. "Untuk apa juga memikirkan orang yang tidak memikirkan kita. Lebih baik menghayal bersama artis idola"ucap gue lirih bertepatan dengan hembusan buangan nafas kasar. sambil mengulang memori sekitar 2 bulan lalu dimana gue terobsesi dengan yang namanya Artis korea,china,taiwan dan Jepang. sampai-sampai gue kebawa mimpi setiap harinya gara-gara mereka.
Dengan sesegera mungkin ku mencoba membaringkan tubuh ke atas kasur dan menenangkan pikiran gue. mata gue mulai terpejam mengukuti alunan suara musik klasik yang gue putar setiap malam berharap ada khayalan lain selain dia, tapi sialnya malah muka dia yang muncul di pikiran gue untuk sekarang! Seandainya, seandainya dan seandaiya....
"Gue bosen dengan semua ini!!"teriak gue keras melepas semua pikiran aneh tadi
"Icha jangan teriak kenceng-kenceng!!! Adikmu tidur!!"betak mamaku dari kamar sebelah yang tak jauh dari kamarku
Sial!!!
____________
disisi lain
____________
"Coba lu pasang chord dari A terus ke B"ucap suara bariton yang mengarahkan teman sebayanya
I was there for you in your darkess time....
I was there for you in your darkess night....
But I wonder...
"Sh*it!!. Kapan gue bisa main gitarnya kalo cuman dia yang ada di otak gue sekarang"pekiknya kuat ditambah dentuman bantingan gitar akustik milik temanya Mika.
"Woi kalo marah boleh aja, tapi jangan banting gitar orang!!! Ini gitar hasil nabung gue !!"pekik Mika tak kalah kencangnya. Perlahan ia mengambil gitar yang sudah tergeletak mengenaskan di lantai kamar Devan.
"Cinta itu harus di perjuangkan Dev"ucap Mika seraya menepuk pelan pundak temanya itu
"kalo lu gak merjuangin nanti lu gak tau rasanya mempertahankan dia di saat kalian menjalin hubungan"tambahnya
"gue gak bisa mulai saat ini gue harus move on!!!" Ucap Icha dan Devan bersamaan di situasi yang berbeda.
Intro End
___________________________________________
Author POV
Dengan mata pandanya dan segaram kusut Icha berjalan di koridor kelas 12 dengan menyeret tas polo hitamnya. Hari ke 14 ia bertahan dengan hatinya,
"Listen Icha!! Head Up,Fake Smile,Keep Strong and Move On !! Dia pasti ada di sekitar sini jadi waspadalah!!!"yakinya dalam hati
Sepanjang langkah kakinya, ia terus meyakinkan hatinya sampai tak sadar siapa orang yang ada di sebelahnya yang menyamai jalanya. seorang lelaki yang berpakaian rapi sehingga biasanya dikatakan sebagai murid "baik" jika berpapasan dengan guru atau murid lainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Icha is On Fire
Teen Fictiongue bener-bener terbakar bukan hanya 100 derajat tapi 1000 derajat bukan soal cinta tapi soal kepercayaan gue terhadap dia orang yang menjadi kenangan gue saat ini 21:53 Copyright by Pyromaniacs_23 Annisa Rizqi