Awal Mula Perkenalan

43 1 0
                                    

Huuuff...

Rasanya malas banget untuk ikut pelatihan mendesain batik pada kain yang sudah disiapkan panitia. Pembukaan pelatihan ini diadakan di kantor Dinas Sosial tak jauh dari rumahku.

Hari ini pembukaan pelatihannya berjalan dengan lancar. Rasanya badan aku pegel-pegel karena duduk di ruangan kantor itu terlalu lama, pengen pulang, capek banget.

Chell... "duduk di sini disamping", manggil tante.

"Iya tan, ngapapa.. aku di sini aja, adem juga kok, engga kena panas", kataku.

"Hai kak, namaku Rani.. salam kenal ya", seorang gadis mengajakku kenalan.

"Oh, iyaa.. salam kenal juga, namaku michella. Kamu asli mana?, Tanyaku

"Aku dari gresik kak", jawab dia.

"Oohh iyaa, sama siapa kesini?, Aku menanyakannya lagi.

"Sendiri kak, ngga ada temennya. Kakak rumahnya di mana?, Tanya gadis itu.

"Ngga jauh dari sini kok. Yasudah aku masuk duluan ya, soalnya cuacanya sudah mulai panas, kataku sambil berjalan menuju pintu masuk ruangan kantor.

Setelah mengambil berkas-berkas pelatihan untuk besok, aku pun langsung bergegas pulang. Sudah kepanasan badanku, dan sudah ngga tahan lagi dengan cuaca hari ini.
Aku langsung memanggil tante, kebetulan tanteku juga ikut Pelatihan desain kain batik itu.

•••••
Keesokan harinya, tepat jam 07.15 wib. Pagi ini aku bersiap-siap ke tempat pelatihan. Aku menunggu tante untuk pergi barengan ke tempat pelatihan, karena aku belum pernah ke daerah yang diadakan pelatihan itu.
Hampir setengah jam aku tunggu akhirnya tante selesai juga.

"Maaf ya chell lama kamu nunggunya, tante masak dulu tadi untuk Om", tante mengeluarkan alasannya.

"Iya ngapapa tan santai aja", kataku.

Hhmmmm, padahal aku udah keringatan nungguinnya, tapi rada ngga enak kalau ngomong gitu ke tante.

Aku dan tante langsung naik motor untuk menuju ke sana. Aku yang boncengin tante, karena aku lebih suka bawa motor dari pada duduk di belakang.

Akhirnya sekitar 15menit kemudian sampai di tempat tujuan.

"Yaa Ampuunn... Ini tempat atau rawa-rawa sih, kok banyak semaknya gini tan?", Tanyaku ke tante dengan rasa takut karena tempat pelatihan itu dikelilingi oleh pohon-pohon dan semak-semak yang cukup banyak.

"Ngga tahu chell, tante belum pernah ke sini, kamu jangan takut, di dalam sana kan ramai orang-orang yang ikut pelatihan, panitiany juga ada kan", kata tante yang coba menenangkan aku.

"Ayuk kita masuk", ngajak tante untuk masuk ke dalam gedung pelatihan.

Dengan rasa berat hati, aku mengiyakan ajakan tante dan langsung masuk ke gedung itu.

Aku melihat orang-orang yang ikut pelatihan sudah pada berkumpul semua, hanya beberapa yang belum hadir. Instruktur pelatihan memberikan arahan agar pelatihan ini berjalan dengan lancar, dan para anggota pelatihan diharapkan belajar memahami desain batik dengan sangat tekun.

"Bete banget, anggotanya rada sombong semua, kalau aku tau gini mending aku ngg ikut dan pulang aja", gumamku di dalam hati dengan muka bete.

Pembagian kelompok pun di lakukan oleh instruktur pelatihan. Untungnya aku satu kelompok dengan orang-orang yang humor dan ngga sombong.

Setelah berkenalan satu persatu dengan anggota kelompok, kami pun memulai mendesain batik di atas kain yang sudah direntangkan di atas meja, aku belajar dengan serius.

"Nis, ini gimana cara gambarnya?, Tanyaku kepada nisa, salah satu anggota kelompokku.

"Tarik dulu bagian atasnya, terus baru bagian bawah, setelah itu disambung dengan gambar yang sudah ada", jelas nisa kepadaku sambil memegang tanganku mengikuti arah gambar desain.

Ketika sedang asyik belajar desain batik, tiba-tiba aku gagal fokus pada salah seorang panitia yang duduk di meja depan yang ngadapnya ke arah anggota pelatihan, dia seperti lagi mandangin aku sambil tersenyum-senyum sendiri.

"Aaahh bodo amet, biarin aja. Aku ngga peduli", kataku di dalam hati.

Ngga lama setelah itu, tiba-tiba dia menuju ke kelompok aku.

"Namanya siapa? Tanya lelaki itu dari belakangku.

"Michella", jawabku singkat dan cuek

"Tinggalnya di mana? Tanya dia lagi.

"Ngga jauh dari kantor Dinas Sosial", jelasku.

"Oohh, salam kenal ya.. aku fandi", lelaki itu memperkenalkan dirinya.

"Emmm", aku hanya mengangguk.

Lalu dia pergi dari kelompokku dan duduk kembali di tempatnya tadi. Dari jauh dengan tidak sengaja aku melihat dia tersenyum padaku. Tiba-tiba aku salah tingkah karena dia terus-terusan memperhatikanku dan tersenyum. Aku gagal fokus dengan desainku, hatiku bercampur aduk rasanya, ngga tau kenapa dan apa yang terjadi.

Tak lama kemudian, waktu pulang pun tiba. Sudah berjalan satu hari pelatihannya, tinggal 29 hari lgi.

"Hei, pulang dengan siapa? Tanya fandi yang tiba-tiba menghampiriku.

"Pulang sama tante meldi", jawabku.

"Ooh, itu tantenya ya? Fandi tanya lagi.

"Iya", aku menjawabnya dengan cuek.

"Chell, tadi aku ngambil nomer kamu di biodata pelatihan, izinin ya". Kata fandi sambil tersenyum manis.

"Apa? Kok berani-beraninya ngambil nomer tanpa sepengetahuan pemiliknya", ketusku.

"Maaf, habis aku ngg berani minta langsung, kamu rada cuek sih". Jelas fandi dengan lembut.

"Terserah", jawabku dengan ekspresi muka yang lagi marah.

"Kamu cantik", ucap fandi sambil membelakangiku dan langsung menuju pintu keluar.

"Iiihhhh... nyebelin banget sih tu cowok, emangnya dia kira aku cewek gampangan apa yang mudah dirayu gitu", dengan rasa bete, akupun menuju parkiran motor dan pulang.



••••

🌹🌹

Gimana, penasaran ngga sama cerita Michella dan fandi selanjutnya?
Tungguin aja ya, ada yang lebih greget dari ini.
Maaf kalau tulisannya masih berantakan, karena sudah lama tidak menulis cerpen😊😊

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 09, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aku Selingkuhannya (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang