Entah sudah keberapa kalinya dalam beberapa minggu ini, Minkyu dihadapkan pada situasi yang sama.
Dimana dia harus mendisiplinkan salah satu 'HYUNG' atau lebih tepatnya hyung yang berlaku seperti anak kecil.
Namanya Yohan, mungkin dikamera, ia akan terlihat cerdas, baik, kuat, bijaksana dan lain sebagainya. Tapi bagi Minkyu, itu semua bullshit!
"Hyung, berhentilah bernyanyi, suar jelekmu terdengar hingga kamarku," geram minkyu sambil merebut paksa gitar dari genggaman hyung bodohnya itu.
"Shiro! Kembalikan kyu~" Yohan merengek bagaikan anak kecil yang mengundang tatapan jijik teman teman sekamarnya, "Berhenti hyung!" Sergah minkyu.
"Baiklah aku akan berhenti bermain gitar kyu, tapi kembalikan dulu dong, gitar itu separuh nyawaku..." Ujarnya mendramatisir keadaan, tidak lupa tangannya ia letakkan di dada.
Minkyu memutar bola matanya jengah, "kalau dengan menghancurkan gitar ini dapat memotong usiamu, maka sudah kulakukan dari dulu, hyung." Minkyu menyerahkan kembali gitar tersebut kepemiliknya, kemudian melenggang pergi menghiraukan pekikan senang si hyung bodoh tersebut,
"Aigoo, bisa gila aku."
.
.
.Saat ini minkyu sedang memasak ramyeon di dapur asrama mereka, tidak peduli pada jam yang sudah menunjukkan pukul 2 dini hari. Baik, biar kujelaskan, bagi minkyu, perutlah yang segalanya.
Tenang, ia tidak akan gendut.
Yah paling hanya membengkak.
Bagi Minkyu, makan ramyeon pada malam yang dingin seperti ini emang poll, Ahseyaph~
Tapi beneran kok, buktinya bibirnya tidak bisa berhenti melantuntan lagu dengan girang bak anak kecil yang diberikan mainan,
Ketika ia ingin membalikkan badannya, "Jima jiji-WAAAA! YAK YUVIN-HYUNG-! aish kau membuatku serangan jantung, sial,"
Sementara yuvin terdiam, hey, dia juga syok saat ini, masa saat sedang asyiknya minum di depan Kulkas malah diteriaki, biar dia ingatkan, DIA KORBAN DISINI!
"Aigoo, kau juga mengagetkanku, pabbo!" Matanya menelisik pada semangkuk ramyeon yang ada di genggaman minkyu, menatapnya penuh minat,
"Kyu, aku juga ma-"
"BUAT SENDIRI," sinisnya, "kenapa kau kemari hyung? Aku yakin kau tidak bangun karena haus,"
Yuvin memasang tampang nestapa miliknya, "Yohan sangat ribut ketika tidur kyu, dengkurannya sangat besar hingga aku merasa ingin sekali menyumpal mulutnya,"
"Astaga, ketika tidurpun masih ribut, si hyung bodoh itu, hahaha," minkyu melanjutkan acara memakan ramyeonnya dengan khidmat, sampai...
"Aku rasa ia hanya ribut ketika ada dirimu,"
Plak
"UHUK-! Aish, hyung, geumanhae. Kau bisa membuatku mati tersedak, Yohan hyung!" Sementara yang diteriaki hanya nyengir tanpa dosa, kemudian duduk di sebelah minkyu sambil membawa gitarnya,
"Ya-! Kalau kau mau bermain gitar lakukanlah dikamarmu, jangan dikamarku,hyung." keluh minkyu sambil menendang bokong yohan,
"Shireo, dikamarku ramai, sedangkan disini hanya ada kau, hehe," Minkyu tiba tiba teringat dengan kata Yuvin kemarin,
"Dia sengaja mengganggumu agar mendapatkan perhatianmu, bodoh. Tidak pekaan sekali,"
Oh... Jadi begitu toh, akhirnya minkyu mengerti apa yang dimaksudkan oleh hyung -yang katanya- kembaran mingyu seventeen itu.
Sontak saja ia menghadapkan dirinya pada Yohan yang sedang asyik memetik gitarnya asal, "Hyung,"
Yohan menoleh,
Sedangkan Minkyu mengulum bibirnya resah,
"Aku menyukaimu juga, jadi berhentilah melakukan hal yang menggangguku hyung,"
"AAAAAAAAA EOMMAAAA YOHAN DITEMBAK DEDEK MINKYU-!"
seketika minkyu menyesal...
Epilog
"Minkyu, bangun~"
"Shire-AAAAA SEJAK KAPAN KAU ADA DISINI-!"
"Baru saja, kenapa?"
"Hyung sejak kapan bangun lebih bagi dariku?"
Yohan tersenyum tampan sambil mengelus rambut halus minkyu, "Aku mau wajahku lah yang pertama kali dilihat oleh kekasihku saat bangun tidur."
Request next copel :v
KAMU SEDANG MEMBACA
Produce X 101
FanfictionSilakan request untuk kapal kaliann~ •PDX101! •BxB! •Crack Pair •Halu :v #1-wonjin #1-yuvin #15-crackpair #10-yohan #8-crackpair