Gue sedikit terkejut saat melihat wajah laki laki yang memberi Roti itu. Kenapa harus dia? bahkan kami tidak bertetangga, kami tidak pernah bicara, dan rasanya seperti gue punya hutang sesuatu terhadap dia perihal dia memberikan Roti itu, dan gue benci merasa berhutang seperti itu. Gue merasa bingung sekarang, masalahnya gue gak pernah bilang makasih ke dia, sekalinya mau bilang pasti gak ada kesempatan, dan sekarang kesempatan itu gak ada lagi. Karena kita dilempar ke arena pertarungan untuk bertarung sampai mati. Bagaimana gue bisa bilang terima kasih pada situasi semacam itu? Entah ya, tapi terimakasih gue tampak gak tulus jika gue mengatakannya sembari menggorok lehernya
Sekarang, Jungkook menunjukan wajah takutnya, dan gue tau dia mau menangis sekarang juga, rasanya seperti yang gue rasain saat ini juga. takut, takut, takut.
Kemudian Irene bertanya apa ada yang mau menjadi sukarela Jungkook, tapi tidak ada satupun yang ingin. lalu Walikota mulai membacakan Perjanjian Pengkhianatan yang panjang dan ngebosenin yang mana selalu dilakukan setiap tahunnya, setelah itu Irene melanjuti
"Baik, Berikan tepukan yang meriah untuk 2 peserta baru kita"
Penduduk distrik 12 emang patutb dipuji, karena sekarang gak ada seorangpun yang bertepuk tangan. Gue dan Jungkook bukannya menerima tepuk tangan. Gue berdiri gak bergerak di panggung sementara mereka menunjukkan penolakan terberani yang bisa mereka lakukan. Mulanya satu orang, dan dua orang, dan sekarang hampir semua yang menyentuhkan tiga jari tangan kiri mereka ke bibir lalu mengangkat jemari mereka ke arah gue dan Jungkook. Gerakan ini adalah gerakan lama dan jarang digunakan di distrik kami, kadang kadang dilakukan oleh beberapa orang di pemakaman, Gerakan ini artinya terima kasih, penghormatan, dan salam selamat tinggal pada orang yang kau kasihi. Ini bener bener ga gue duga karena gue gak menganggap Distrik 12 sebagai tempat yang peduli sama gue. Tapi terjadi perubahan sejak gue menggantikan Posisi Rosê, dan sekarang gue tampaknya kayak seseorang yang berharga bagi distrik ini
Walikota meminta gue berjabar tangan dengan Jungkook. Jabatan tangannya hangat, seperti roti roti yang diberikannya pada gue. Jungkook memandang gue lekat lekat, dan matanya tampak cemas.
Kami kembali berdiri menghadap kerumunan massa ketika lagu kebangsaan Panem dinyanyikan
Yasudahlah, pikir gue. Ada dua puluh empat orang nanti, kemungkinan ada orang lain yang lebih dulu membunuhnya
Kemudian peacekeepers membawa gue dan Jungkook ke dalam, padahal gue belum sempat mengucapkan selamat tinggal sama Mama, Rosê dan Jae. Nafas gue memburu karena gue sekarang dikunci di tempat semacam Ruang Kantor, gue memandang Jendela, dan memikirkan gimana bisa gue memenangkan Pertandingan itu demi Rosê. rasanya seperti ingin bunuh diri sekarang, tapi berfikir lagi sejenak kalau bunuh diri sekarang gak ada gunanya, setidaknya mati di Arena menunjukkan 'Kau sudah berjuang untuk Keluarga, Distrik ini'
Gue terkejut karena ada seseorang yang membuka Pintu
"Kau diberi waktu 3 menit" kata Walikota yang membawa Rosê dan Mama di hadapan gue. Rosê langsung memeluk gue, dan menangis
"Kakak pasti bisa, kakak jago memanah" kata Rosê dengan nada gemetar. "Ya, kakak bisa, kakak handal dalam memanah!", sekarang yang ada dipikiran gue. Gue harus menang demi mereka. Kemudian Rosê mengasih benda yang cantik yang sebelumnya gue pernah kasih ke dia, Pin emas itu, dia berkata itu untuk mslindungi gue. Kemudian gue menghampiri mama, gue bisa lihat dari Matanya ingin menangis
"Mama yang dia punya sekarang, mama harus jaga dia, mama harus sanggup nahan semuanya! jangan nangis" Kemudian gue memeluk mama gue dengan erat, dan gue bisa merasakan Peacekeepers menarik Mama dan Rosê keluar, sementara Rosê masih histeris
"Kakak janji akan menang ros!" Omongan gue terpotong ketika mereka udah gak dihadapin gue lagi. Mungkin sekarang Jungkook juga sedang bertemu keluarganya dan mengucapkan selamat tinggal
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hunger Games • Eunkook Version
FanfictionEunha Everdeen, berusia 16 tahun yang tinggal bersama ibu dan adik perempuannya di distrik 12 yang miskin, Panem, wilayah yang tersisa dari Amerika Serikat. Dulu distrik melancarkan perang terhadap Capitol dan kalah. Sebagai bagian dari syarat-syara...