Hampir saja aku malas nulis cerita ini dan sempat untuk unpublish dulu. Tapi aku sayang Reihandra dan takut diamuk fans-nya kalau dia ga eksis hahaha.
Jadi aku pasang tokoh cogan biar semangat! Tahu 'kan, ya kira-kira gambar itu untuk tokoh siapa? Kalau ga tahu aku ga mau ngasih tahu.
Itu foto tokoh yang aku lihat. Siapa tokohmu? Terserah yang penting jangan berantem lempar panci sama ember. 😂
*
*
*"Mobil ini sudah dibersihkan di tempat pencucian. Perawatan mobil ini mahal, tahu? Jangan seenaknya menyemprot sana-sini. Bisa-bisa mobil ini lecet."
Seorang pria berstatus supir masih terus memarahi Reihandra. Berulang kali dia berkata jika mobil itu mahal. Dari tampilannya saja Reihandra sudah bisa menebak harga mobil di depannya pasti tidak murah, meski dia tidak mengerti jenis-jenis mobil. Tidak usah diingatkan berulang kali.
"Sombong sekali. Mobil ini juga bukan punyamu, kan?!" seru Reihandra sedikit kesal. Dia benci orang-orang yang bertindak layaknya bos padahal bukan bos.
Supir Gavin menutup mulut karena tidak sanggup membantah. Pria itu tidak menyangka bahwa Reihandra akan berani memarahinya. Dia juga tak sanggup membalas karena ucapan barusan benar adanya. Dia hanya menjaga kendaraan milik sang majikan.
Di tempatnya duduk, Gavin malah tertawa mendengar perdebatan antara supir dan pemuda itu. "Sudah. Biarkan saja dia membersihkan mobil ini." Kata Gavin kepada supirnya yang kemudian meng-iya-kan.
Reihandra tidak beranjak dari mobil Gavin. Setelah diberi ijin, dia malah beralih pada kaca samping di bangku penumpang di mana Gavin duduk.
Diam-diam Gavin memperhatikan Reihandra dari dalam. Dia ingat wajah pemuda yang membuat adiknya berteriak histeris dan dia yakin ingatannya masih bagus. Dia sadar kalau pemuda itu bernama Reihandra. Lihat! Bahkan nama itu langsung menangkring di memorinya hanya dalam sekali dengar.
Tangan Gavin bergerak lebih dulu daripada otaknya. Dia membuka kaca mobil perlahan----turun----menghilangkan penghalang di antara mereka. Sorot mata milik mereka berdua kini saling bertemu, saling tatap tanpa suara seolah-olah bibir mereka terkunci rapat.
'Matanya indah sekali.' batin Gavin yang menyadari jika ada gemuruh di dadanya, berbunyi dag-dig-dug. Namun Gavin menyangkal.
"Kya!"
Suara teriakan menyadarkan Gavin dan Reihandra. Reihandra menghela napas lalu menoleh ke arah suara. Tidak heran jika dia menemukan beberapa siswi SMU berlari ke arahnya dengan kamera di tangan. Tidakkah mereka berhenti merekam? Ada urusan lebih penting yang seharusnya mereka kerjakan, seperti belajar misalnya.
Reihandra mendengus pelan untuk kesekian kali. Lagi-lagi gadis-gadis remaja itu mengikutinya ke manapun dia pergi. Alasannya sangat konyol. Mereka ingin meliput kegiatan Reihandra karena tiap mereka mengunggah kontennya maka akan viral. Segampang itukah menjadi terkenal?
"Hey. Kalian pagi-pagi begini sudah ada di sini apa kalian tidak sekolah?" Reihandra menasehati sambil terus mengelap mobil milik Gavin.
"Kami kan fans-mu. Jadi kami tidak mau melewatkan berita tentangmu sedikit pun. Oh, iyya, pengikutmu bertambah jadi dua juta loh. Hebat, kan? Yey!"
Yang tadi bersuara adalah Cantika. Dialah yang paling heboh di antara gadis-gadis yang mengejarnya. Reihandra hapal betul kalau gadis itu suka membawa kamera ke mana-mana. Bukan hanya Cantika, tapi Reihandra tahu nama teman-temannya. Ada Prima, Ganesya, dan Angelic. Reihandra tahu mereka semua karena mereka sempat mengajaknya kenalan dan mengobrol. Merekalah dalang dari tersebarnya foto Reihandra di dunia maya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Poor Prince
RomanceReihandra, seorang pemuda miskin. Dia seorang pemulung, tukang lap kaca di lampu merah, dan pengamen. Namun dia terkenal karena ulah beberapa gadis yang mem-viralkan dirinya. Dia bertemu dengan Gavin yang gagal move on dari mantan tunangannya. Dia s...