2

9 1 2
                                    

Pukul 03.00 pagi. Gue yang lagi pacaran sama bantal dan selingkuh sama selimut pun terbangun. Dengan langkah gontai gue berjalan menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu. Kemudian gue sholat tahajjud. Doanya sama seperti malam-malam sebelumnya.

"Ya Allah ... pertemukanlah hambamu ini dengan jodohnya ya Allah. Yang sholeh lagi baik plus ganteng ya Allah. Aamiin." Seperti itu kira-kira do'a gue.

Drrtt ...

Masih pagi juga setan gepeng gue udah bunyi. Mata gue sontak melotot gegara pesan itu.

Bu Karin
Assalamualaikum Nana. Na nanti bisa gantiin saya ngajar bab nikah nggak? Soalnya saya ada urusan penting. Terimakasih. Wassalamualaikum.

Dengan berat hati namun gue upayakan ikhlas gue jawab 'iya'. Haduh ... Nana ... Nana .... Kalau masalah gantiin sih nggak papa nah ini pakai materi nikah lagi.

'Bismillah aku bisa ya Allah' - batin gue.

***
"Ziki ... zaka ... zik zik ... to zaka ..." ucap gue rada berteriak manggil ponakan gue dengan nada Ziggy Zagga.

"Utulnya ponakan kakak ... uluh uluh ..." Tangan gue mencubit-cubit pipi kedua ponakan gue.

"Kakak ... kakak ... tante atuh yang bener Na!" Tegur Kak Naya meralat omongan gue.

"Ye ... kan Nana bukan tante-tante. Yang pantes dipanggil tante ntu si Kaka." Demi reputasi gue yang jomblo gue nggak rela lah dipanggil tante. Tante kunti ... uwuw horor yak?. *abaikan

"Kak, aku pergi dulu. Assalamualaikum." Gue berlali menuju parkiran rumah sambil membenarkan jilbab gue yang amburadul. Kok bisa? Lha ditarik-tarik sama duo tuyul itu.

"Lhah Kak, katanya libur?" Kaka berjalan kearah gue. Yang sebelumnya menyirami tanaman depan rumah.

"Siapa bilang?" Well gue terlalu gengsi sama adek gue. Maapkeun kakakmu ini ya dek.

"Kan kemarin malam kakak yang bilang. Libur satu hari." Bukan adek gue namanya kalau nggak berhenti ngomong.

"Udah ah. Aku mau pergi dulu. Asslamaualaikum," pamitku.

"Waalaikumsalam."

***

"Jadi, disini saya menggantikan Bu Karin yang sedang ada urusan mendadak bin penting. Saya diamanahi untuk memberi materi bab nikah. Tapi disini saya sangat mohon maaf karena saya tidak bisa memberikan bab nikah." 'Karena guenya juga belum nikah.'- lanjut gue dalam hati.

Gue bernapas lega. Tapi kok raut muka murid-murid gue pada sepet sih.

"Maaf ukhty saya keberatan." Perempuan dipojok belakang mengacungkan tangan kanannya. Namanya kalau nggak bener Zazkia.

"Gini ukh, ukhty kan dosen. Seharusnya ukhty memberi contoh yang baik. Amanah itu harus dilaksanakan apabila tidak menyimpang dari ajaran Islam. Betul apa betul?" Sepertinya Zazkia mau mendemo gue deh.

"Betul!" Jawab murid-murid gue serentak. Gue menelan ludah susah payah.

"Jadi apa mau kamu?" Gue mencoba kembali tenang.

"Saya mau ukhty tetap melaksanakan amanah dari Bu Karin. Bukan berarti ukhty jomblo ukhty tidak mau mengajarkan bab nikah kepada kami." Tenggorokan gue serasa tercekat. Keringat sebesar biji jagung siap seluncuran di pelipis gue.

"Ya ... yasudah kalau begitu. Saya akan tetap memberikan kalian materi." Semuanya tersenyum girang. Terkecuali gue. Sepanjang menyampaikan materi, gue serasa tertohok. Tersindir oleh apa yang gue katakan.

'Nah lho kapan jodoh gue dateng?'

***

"Mang! Es Buah satu!," ucap gue rada berteriak kepada penjual es buah yang mangkal di depan kampus.

"Ini mah gue kayak midatoin diri sendiri yak ...," gerutu gue mengingat peristiwa tadi pagi.

"Assalamualaikum ukhsay ... denger-denger ukhsay tadi bawain materi bab nikah ya? Yang sabar ya ..." Dinda mengambil duduk di depan gue.

"Waalaikumsalam ... capek gue," ucap gue lemah.

"Elah gitu doang capek. Nih! Jangan lupa datang." Dinda menyodorkan amplop berwarna merah jambu ke arah gue. Kok lebih ke undangan yak?

"Apa ini." Gue kok bego sih! Jelas-jelas ini undangan nikahan. Nah lho siapa yang nikah? Dinda? Nggak mungkin lah.

"Undangan bujank ... undangan nikahan." Setelah gue buka dan gue baca baik-baik. Gue kaget setengah hidup.

"Lo ... lo beneran mau nikah sama Oh Sehun?" Dinda manggut-manggut kegirangan.

♡♡♡
Assalamualaikum readers ...
Maaf part ini pendek karena udah aku potong ke part dua ... maaf  ya ...
Siapanih yang sabar nunggu update? Jangan lupa vomment ya ...

Salam rindu dan cinta

Author

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 16, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Waiting JODOHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang