Strategi

5.7K 502 43
                                    

Ketegangan sedikit mereda. Pixis pun mulai berbincang-bincang dengan Eren, Armin, Mikasa, Naruto, Sasuke dan sakura. Saat ini mereka sedang berjalan di atas dinding sambil membicarakan rencana untuk menutup gerbang Trost dengan mengandalkan kekuatan titan milik Eren untuk mengangkat batu besar yang ada di tengah kota dan menutup gerbangnya dengan batu tersebut.

Jika di bandingkan dengan apa yang di ambil para titan itu dari manusia, itu mungkin hal yang kecil. Tetapi, jika rencana itu berhasil hal tersebut akan menjadi lompatan yang luar biasa bagi umat manusia .Apakah manusia dapat merebut kembali wilayah mereka, atau malah semakin terpojok

...

Tim 7 tengah duduk di sebuah box yang cukup besar yang bisa digunakan untuk duduk bersama Eren, Mikasa, Armin dan Pixis.

"Namaku haruno sakura, yorosikune" sakura tersenyum kecil kepada Eren, Mikasa, Armin dan Pixis.

"Namaku Uzumaki Naruto. Yorosikune ttebayo" Naruto juga tersenyum kepada mereka. "Namaku Eren Jeager, yorosikune, Uzumaki-san" balas Eren sedikit membungkuk hormat.

"Kau boleh memanggilku naruto" Naruto menepuk pundak kiri Eren dengan tangan kanannya. Eren menaikkan badannya, berdiri tegap.

"Uchiha Sasuke..." Sasuke berkata singkat, lalu menatap mata mereka dengan mata onyx nya secara bergantian.

"Namaku Armin Arlet" Armin sedikit gugup dan takut melihat mata Sasuke secara langsung. Makanya itu dia lebih baik menatap ke arah lain dengan keringat sedikit di sekitar pipinya.

"Baiklah... Kadet Jeager, arlet dan kau juga, Uzumaki, haruno. Aku ingin berbicara sebentar dengan kalian berempat" ucap Pixis. Mereka pun berbicara secara personal yang kira-kira jaraknya 35cm tempat berkumpul tadi.

...

Sementara Sasuke masih duduk di box tersebut, sedikit menghela nafas dan menatap sekeliling. Terkadang ia melirik ke arah Naruto, Sakura, Armin dan eren disana tengah membicarakan sesuatu. Tak lama kemudian mata onyx nya menatap sosok Mikasa yang memutuskan mendekati Sasuke dengan tatapan dingin dan datar.

"Sedang memikirkan sesuatu?" Tanya Mikasa menatap mata onyx Sasuke. Tiba-tiba saja Sasuke kembali teringat mengenai Mikasa yang terlihat familiar dengan seseorang.

"Hanya melihat sesuatu yang baru kulihat saja" ucap Sasuke, tatapannya tidak ke arah gadis bersyal merah itu. "Semua yang ada disini adalah hal yang baru untuk kami" lanjutnya.

"Matamu kenapa bisa menjadi warna merah?" Mikasa berkata menatap mata Sasuke dengan dalam. Jauh di lubuk hatinya, Mikasa cukup kagum dengan mata yang jarak sekali dilihatnya. Mata milik Sasuke adalah sesuatu yang langka bagi Mikasa.

Mendengar Mikasa berkata "mata merah" Sasuke langsung menunjukkan mata merah itu. Mikasa kembali Melihat mata merah Sasuke yang kali ini Mikasa dapat melihatnya dengan jelas.

 Mikasa kembali Melihat mata merah Sasuke yang kali ini Mikasa dapat melihatnya dengan jelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tampaknya, ini pertama kali kau melihat mata Sharingan" Sasuke menatap mata Mikasa. Gadis itu sedikit memiringkan kepalanya dengan maksud bingung. "Mata ini dapat dibangkitkan oleh seseorang keturunan Uchiha secara langsung" lanjutnya.

Tak lama, Sasuke merasakan aura aneh dari gadis bersyal merah itu. Sasuke merasakan bahwa gadis itu sudah mendapatkan banyak penderitaan dalam hidupnya. Dan juga Sasuke merasakan kalau Mikasa mempunyai kekuatan tersembunyi dalam tubuhnya yang dimana kekuatan itu tidak dimiliki orang lain yang baru pemuda Uchiha ini temui.

"Aku dapat melihatnya dengan jelas. Matamu itu... Dapat membaca gerakan lawan dengan mudah. Apa itu benar?" Tanya Mikasa memastikan.

"Kau dapat mempelajari sesuatu yang baru cukup cepat. Ya, memang itu kegunaannya" jawab Sasuke.

Entah kenapa... Sepertinya gadis ini tidak mempan dengan genjutsu. Apa yang terjadi? Mungkinkah dia juga dari sebuah clan di tempat ini? Pikir Sasuke yang ternyata mencoba memasukkan genjutsu kecil terhadapnya. Tetapi gadis itu tidak mendapatkan respon apapun mengenai terkena efek genjutsu.

Mikasa duduk di box tersebut, tepatnya cukup dekat dengan Sasuke. "Arigatou... Sudah menyelamatkan dan membela kami, Uchiha-san" ucapnya.

"Hn"

Tiba-tiba angin berhembus cukup sejuk yang membuat rambut hitam Mikasa dan rambut raven Sasuke terurai.

...

"Souka.... Apakah kau bisa melakukannya, Eren?" Tanya Naruto. Sementara Eren masih menatap tangan kirinya yang beberapa jam yang lalu ia lukai untuk berubah menjadi Titan.

"Aku belum terlalu menguasai kekuatan ini. Tapi aku akan berusaha dan menjadi senjata harapan umat manusia" Eren menekankan ucapannya saat mengatakan "harapan umat manusia".

"Tetapi.... Apakah kau sadar saat dalam tubuh titanmu itu?" Armin bertanya penasaran.

"Penglihatanku masih samar-samar saat itu. Karena kupikir... Aku sudah mati di makan Titan" jelasnya yang membuat Armin kembali merasa bersalah karena meninggalkan Eren saat itu.

"Kalau begitu, bagaimana strategi-nya?" Tanya Pixis. Sakura dan Naruto tersenyum. "Kalau masalah strategi, salah satu tim kami, Uchiha Sasuke cukup handal dalam itu" ucap sakura tersenyum kearah Sasuke dan diikuti Naruto dengan ancungan jempol.

Sasuke hanya menggelengkan kepalanya malas. Terlihat bawah ia tidak begitu suka dipuji-puji didepan orang.

"Baiklah, aku akan menyuruh seluruh kadet dan stationaris untuk berkumpul di bawah sana. Sebaiknya pemuda Uchiha itu dapat memikirkan rencananya dengan cepat" Pixis tersenyum dan meninggalkan mereka bersama kawalannya.

"Yosh...! Tim 7 mendapatkan misi baru dattebayo!" Seru Naruto.

...

Sasuke mulai memberi tahu strategi miliknya. Hanya dengan penjelasan 2 menit, Naruto, sakura, dan lainnya sudah langsung mengerti dengan strategi dari Uchiha.

"Lindungi, Jeager. Mikasa dan Armin akan menemaninya untuk mencapai baru raksasa itu. Rico, Ian dan kau sakura langsung menyusul Eren setelah ledakan Titan sudah muncul. Naruto dan aku akan mengurusi para Titan yang berkeliaran" jelas Sasuke lalu dibalas anggukan mengerti oleh mereka.

"Sebelum itu.... Apakah kau dapat mengendalikan kekuatanmu, kadet Jeager?" Tanya Ian.

Eren sedikit ragu akan hal itu. Tetapi ia ingat ucapan Naruto sebelumnya. "Percaya pada kekuatan dan dirimu sendiri. Jangan sampai mentalmu jatuh karena mereka menganggap mu Monster. Kau adalah prajurit, penuhilah tugasmu dengan baik"

"Aku yakin" ucap Eren, Naruto dan sakura tersenyum.

Tak lama, Mikasa menghampiri Eren dengan raut serius nan khawatir. "Eren, aku akan melindungimu apapun yang terjadi" ucapnya serius.

"Mikasa...! Sudah kukatakan padamu, aku bukan adikmu ataupun anakmu! Jangan melindungiku terus" balas Eren kesal.

"Baik...." Mikasa menundukkan kepalanya dengan raut sedih. Dari jauh Sasuke dan Armin memperhatikan mereka.

"Apa selalu begitu?" Tanya Sasuke. Armin mengangguk. "Selalu... Setiap Mikasa mencoba melindungi Eren, dia selalu membalasnya dengan itu"

BERSAMBUNG



RevolutionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang