Interogasi (2)

4.2K 424 34
                                    

"kami juga akan mengintrogasi anda, nona sakura" ucap Erwin beralih memandang Sakura datar.

"Apa yang ingin kalian tahu?" Tanya sakura datar.

"Semua hal yang bisa kami tanyakan" jawab Erwin dengan senyuman tipis penuh kerahasiaan, sebelum rautnya kembali datar menatap Eren. "Tetapi yang terpenting adalah tujuanmu Sekarang, kadet Jeager"

"Agar bisa kembali ke rumahmu, kita harus keluar tembok luar pada distrik Shiganshina di tembok Maria" jelas Erwin serius. "Agar bisa menutup gerbang yang hancur, kita butuh tindakan yang cukup sulit" lanjutnya memberi penjelasan yang mudah dicerna namun sakura sudah mengerti kemana arah pembicaraan ini.

"Kami butuh kekuatan Titan-mu, nampaknya takdir kita justru ditangan Titan, mungkin tenaga itu mirip dengan Titan Colossal atau Armor, setara denganmu" ucap Erwin memandang Eren.

"..."

"Dan kau nona aku sangat penasaran dengan tenagamu yang dalam tubuh manusia tapi memiliki otot yang bisa menembus daging Titan" ucap Erwin melirik Sakura tajam.

"Apa kau berpikir aku Monster?" Tanya sakura datar.

"Kami bisa menindakmu seperti itu" Levi memotong argumen Erwin. "Tergantung tindak-tandukmu bersikap normal" lanjutnya dengan nada tak senang.

"Dia bukan gadis yang jahat, kami sudah bersama beberapa waktu. Tolong jangan berpikir sesuatu yang menyudutkan kami tanpa bukti lebih" ucap Eren mencoba membela sakura namun tetap mencoba bersikap sopan pada atasan yang lebih tua. Namun meskipun ia tak menapik sedikit emosi dimana sakura dianggap Monster dengan tatapan tidak menyenangkan.

"Melelahkan... Terserah pada mata dan pendapat kalian, aku tak merasa tersinggung" ucap sakura datar. "Selama aku merasa tak berbuat masalah, serta menjawab semua dengan tanpa paksaan" lanjutnya dingin.

Seulas garis senyuman tampak samar dibibir Erwin, membuat Eren nampak menyengit menyadari arah dan tatapan itu pada gadis bersurai merah muda yang memberikan tatapan dingin menantang pada heicho.

"Urusan kami padamu bisa ditunda sebentar, nona. Karena seperti... Kau bukan asli penduduk ini" Levi memandang Sakura datar"

"Hei, cepat katakan saja dasar bocah. Apa tujuan mu sebenarnya?"tanya Levi dengan nada datarnya seperti Meremehkan. "Hhh... Aku ingin bergabung dengan pasukan pengintai... Agar aku bisa menghabisi semua raksasa itu!"jawab Eren dengan raut wajah yang sulit diartikan.

"Oh, boleh juga... Erwin aku akan meminjami bocah ini. Katakan itu pada petinggi disana, bukan berarti aku mempercayai bocah ini. Jika bocah ini mulai berkhianat dan tak terkendali, akulah yang akan membunuhnya!"ucap Levi yang membuat Eren sedikit terkejut.

"Aku tak yakin kalau petinggi akan setuju

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku tak yakin kalau petinggi akan setuju... Tapi hanya akulah yang pantas untuk melakukan pekerjaan ini. Camkan pada dirimu... Kau adalah bagian dari pasukan pengintai"lanjut Levi sambil memegang sel penjara.

Keesokan harinya...

Tok tok tok!

"Ya! Sebentar!" Naruto membuka pintu.

Ternyata yang mengetuk pintu adalah Mikasa Ackerman. Spontan Naruto membulatkan matanya karena terkejut.

"Oh... Mikasa-chan. Ada apa dattebayo?" Tanya Naruto yang sebenarnya masih mengantuk. Sasuke?... Sasuke sedang ritual pagi. Lagi mandi maksudnya...

"Tentang kedatanganku..." Ucap Mikasa sambil menatap mata Naruto. "Aku dan Armin dipanggil ke pengadilan. Aku juga diminta untuk datang bersamamu dan Sasuke-san." Lanjut Mikasa dengan mimik datarnya.



RevolutionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang