LIMA

66 9 0
                                    

Aku terkejut dengan kehadiran Gilang yang tiba-tiba bicara disampingku.

"Eee-iya kak" jawabku gugup, karena kata kebanyakan para siswi dia siswa di sekolah ini yang paling tampan.

"Btw kemarin kita ketemu, lo belum ngasih tau nama lo siapa, asal lo tau gw penasaran nama lo, boleh tau kan?" tanya kak Gilang sambil menjulurkan tangannya dan menaikan salah satu alisnya.

"Iii-iya boleh, nama gue Molena panggil aja Lena kak." jawabku dengan gugup

"Salam kenal ya." ujar kak Gilang sambil tersenyum kepadaku.

Tak lama kemudian pintu gerbang sudah dibuka, para siswa yang telat sudah diperbolehkan masuk.

Gue pun segera menuju ke kelas. Dan lagi lagi bertemu dengan manusia egois itu yang sedang duduk dengan mengangkat satu kakinya ke atas meja.

"Hai Charlia Molena yang manis." gumam Erdo, yang aku tak tahu maksud dia mengejek ku atau bagaimana

"Cuih ciuh." seru para teman-teman Erdo

"Apasih? Ga usah manggil manggil deh." tegas ku kepada manusia egois itu.

"Galak banget sih neng." ujar Erdo sambil tertawa kecil kepada ku.

"Udah Len ga usah dengerin kata buaya muara." ejek Astrid pada Erdo

"Lo kenape sih ama gue strid? Jangan benci benci sama gue deh, ntar lo jatuh cinta ama gue, gue ga tanggung jawab ye." sahut Erdo yang meledek Astrid kembali.

"Lo tuh ya Do pagi pagi udah ngajak baku hantam aje sih, tengahan aje deh yok!" ajak Astrid karena sudah kesal dengan Erdo.

"IIIIIH UDAH GA KALIAN ITUU. GUE LAGI PUSING TAU." teriak Lena kepada mereka berdua, kepala Lena sudah tidak karuan karena memang dia tidak sarapan pagi ini.

Mereka pun akhirnya berhenti bertengkar. Lena segera duduk di bangku sebelah Astrid. Secara tiba-tiba Astrid menatap ku dengan aneh.

"Lo kenal Gilang darimana Len?" tanya Astrid sambil memiringkan kepalanya dengan ekspresi yang bingung.

"Hah? Emangnya kenapa?" jawabku bingung.

"Ya gapapa gue nanya aja, tapi jangan sampe lo kebawa sama omongan manusia macam dia." ujar Astrid menatapku.

"Tapi kak Gilang sama gue ramah kok strid. Bahkan dia yang ngajak kenalan, terus dia ga marah sama gue walaupun waktu itu numpahin minumannya." ujar Lena pada Astrid.

"Iya Lena dia emang baik banget, cuma ya asal lo tau udah banyak cewek yang jadi bahan PHP nya dia. Dan hati hati ya Len sama para kakel penggemar Gilang itu." bisik Astrid

"Emangnya kenapa?" tanya Lena sambil ikut memiringkan kepala juga.

"Ih Lena lo kenapa jadi ikut ikutan miring juga?" ujar Astrid.

"Ih gue juga ga tau spontan nih. Udah ah jangan ngomongin kak Gilang lagi, nanti gue kebayang bayang terus." canda Lena sambil menggoda Astrid.

"Lena awas aja sampe lo kencantol sama dia." tegas Astrid.

"Iya cintah." ujar Lena.

Jam pelajaran pun dimulai. Setelah Bu Mery guru matematika selesai mengajar, bel istirahat berbunyi. Aya sudah menunggu Lena di depan kelas, yang akan mengajak gue dan Astrid ke kantin.

Ketika ingin menuju ke kantin tiba tiba kak Gilang menyapa Lena.

"Hai Len, mau ke kantin ya?" tanya kak Gilang pada ku.

"Iii-iya kak." lagi lagi aku menjawabnya dengan gugup.

"Gue mau ngajak lo makan bareng sekalian ngobrol², sebagai tanda terimakasih gue karena lo udah mau bersihin baju gue kamarin. Lo mau nggak?" ajak kak Gilang kepada Lena, tapi hanya Lena saja yang ia ajak, berarti Lena tidak ke kantin bersama Aya dan Astrid dulu dong....




Hayo penasaran kan?
Minggu depan akan ada tampilan muka Gilang kok bagi yang udah penasaran hihihi.....

The Twilight WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang