Prolog

377 56 298
                                    

Nilai diri saya sesuka hati anda, karena saya tidak peduli dengan ocehan anda.

*(Hanindya Shaqueena)*
*Brainly*

**

Hanindya Shaqueena (Hanin)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hanindya Shaqueena (Hanin)

Arti nama :

Ratu yang sempurna dengan pembawaan tenang dan bijaksana.

---------------

Hanin dengan pakaian seragam sekolah lengkap berjalan mengikuti pak Arrayan yang berjalan di depannya menuju ke kelasnya. Hanin adalah siswa baru yang mendapat undangan terakhir dari sekolah ini, sehingga Hanin tidak mengikuti upacara penerimaan siswa baru ataupun kegiatan yang semacamnya yang biasanya dilakukan oleh sekolah-sekolah.

Hanin adalah seorang perempuan yang bisa dikatakan cantik dengan mata coklat terangnya, rambut hitam panjangnya yang bergelombang dibawah, kulit kuning langsat yang sangat memikat, hidung mancung dan bibir mungilnya yang berwarna pink, dan tubuh yang pas.

Hanin akhirnya sampai didepan sebuah kelas yang bertulis "1-B" setelah melalui banyak kelas-kelas lain. Hanin memasuki kelasnya dengan ekspresi wajah datar dan menatap tajam. Namun siswa-siswi dikelas itu tampak biasa saja. Malah menatap tak suka kepada Hanin.

"Perkenalkan diri kamu," pinta Pak Arriyan kepada Hanin yang sudah berdiri didepan kelas. Hanin mengangguk.

"Hanindya," ucap Hanin singkat, tanpa menyebutkan hal lain.

"Lo peringkat berapa dikelas?" tanya salah satu siswa.

"Yah, nambah saingan lagi" tambah salah satu siswi lain.

Pertanyaan yang diacuhkan oleh Hanin karena ia sama sekali tidak tertarik untuk menjawabnya. Membuat sang penanya menatapnya sinis.

"Silahkan duduk di bangku yang kosong," perintah Pak Arriyan dan langsung meninggalkan kelas begitu saja.

Hanin langsung menuju bangku kosong yang terdapat di tengah-tengah. Tidak tahu kenapa kosong padahal posisi yang bisa dibilang strategis. Seseorang menghampiri Hanin yang baru duduk, ia lalu duduk di atas meja dan mengulurkan tangannya.

"Zivanya" perkenalnya gadis itu. Namun Hanin tidak merespon dan menatap datar gadis itu yang lalu menarik uluran tangannya kembali.

"Gue gak mau berteman sama siapa pun disini!" tegas Hanin.

Pernyataannya itu membuat seisi kelas menatapnya sinis dan benci, namun ada yang tertawa meremehkan. Zivanya yang didepannya ini pun tersenyum smirk.

[BIHS] Brainly Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang